Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelarian Tuan Hartono
Malam itu, suasana di pelabuhan begitu tegang. Tim operasi yang dipimpin oleh Inspektur Marquez, Clara, dan Richard telah bersiap untuk menjalankan penggerebekan besar-besaran. Mereka memiliki informasi bahwa Tuan Hartono berencana melarikan diri dengan bantuan anak buahnya, dan malam ini akan menjadi malam penentuan.
"Semua unit, bersiap di posisi masing-masing," perintah Inspektur Marquez melalui radio. Suaranya terdengar tegas, penuh konsentrasi.
Clara merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia bersembunyi di balik salah satu kontainer bersama Richard, menunggu aba-aba selanjutnya. Asap tipis dari cerobong kapal kargo di kejauhan melayang di udara malam, menambah kesan misterius di pelabuhan yang biasanya sepi ini.
"Tim Alpha, pastikan semua jalur pelarian tertutup," lanjut Inspektur Marquez.
"Selesai, pak," suara agen dari tim Alpha terdengar jelas di radio.
Rian, yang bertugas sebagai pengawas teknologi, memonitor semua pergerakan melalui layar laptopnya di dalam van komando. "Mereka belum tahu kita ada di sini. Semua tampak sesuai rencana," lapornya.
Tak lama setelah itu, sebuah mobil hitam meluncur ke area pelabuhan dan berhenti di dekat sebuah kapal kargo. Clara mengamati dari jauh, mencoba melihat siapa yang keluar dari mobil tersebut. Dia mengenali sosok yang turun dari mobil—itu adalah Tuan Hartono, didampingi oleh beberapa anak buahnya.
"Target terlihat," bisik Clara melalui radio. Richard di sampingnya mengangguk, bersiap untuk bergerak.
"Semua unit, bersiap-siap. Tunggu sinyal dari saya," kata Inspektur Marquez.
Tuan Hartono terlihat tenang saat ia berjalan menuju kapal. Anak buahnya, yang tampak bersenjata lengkap, mengawal dia dengan hati-hati. Clara merasa cemas; mereka harus bertindak cepat sebelum Tuan Hartono berhasil naik ke kapal.
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, Tuan Hartono tiba-tiba berhenti dan menoleh, seolah merasakan sesuatu yang tidak beres. "Ada yang aneh," katanya pelan kepada salah satu pengawalnya.
Clara yang memperhatikan dari jauh segera memberi isyarat kepada Richard. "Kita harus bergerak sekarang, sebelum mereka curiga."
"Semua unit, serang sekarang!" perintah Inspektur Marquez dengan tegas.
Tiba-tiba, suasana di pelabuhan berubah kacau. Agen-agen yang bersembunyi di berbagai sudut langsung keluar dari persembunyian mereka, bergerak cepat menuju Tuan Hartono dan anak buahnya. Suara langkah kaki yang berlari, perintah-perintah yang disampaikan melalui radio, dan suara senjata yang dikokang terdengar memenuhi udara.
"Jangan biarkan mereka lolos!" teriak Inspektur Marquez.
Anak buah Tuan Hartono yang awalnya terkejut segera bereaksi dengan mengeluarkan senjata mereka dan melepaskan tembakan ke arah agen-agen yang mendekat. Pertempuran sengit pun pecah di tengah malam itu, dengan kilatan peluru yang melesat di antara kontainer-kontainer besar di pelabuhan.
Clara dan Richard bergerak cepat, mendekati posisi Tuan Hartono yang masih berada di dekat kapal. Mereka berusaha menghindari tembakan dan mencari perlindungan di balik kontainer.
"Dia berusaha melarikan diri ke kapal!" teriak Richard saat melihat Tuan Hartono mulai berlari menuju tangga kapal kargo.
Clara segera bergerak untuk mengejarnya. "Aku tidak akan membiarkan dia lolos!" ujarnya dengan tekad bulat.
Namun, anak buah Tuan Hartono yang tersisa terus memberikan perlawanan sengit. Mereka menembaki Clara dan Richard dengan brutal, memaksa keduanya untuk mencari perlindungan sementara. Di sisi lain, agen-agen yang lain mulai berhasil melumpuhkan beberapa anak buah Tuan Hartono, tetapi hal itu tidak cukup cepat untuk menghentikan pelarian Tuan Hartono.
Clara mencoba mendekati tangga kapal, tetapi tembakan dari anak buah Tuan Hartono membuatnya terpaksa bersembunyi kembali. "Kita harus menemukan cara untuk memotong jalannya!" Clara berteriak ke arah Richard, yang juga sedang terdesak oleh serangan.
Richard mengamati situasi dengan cepat. "Kita perlu bantuan udara. Mereka mungkin bisa memperlambat pelariannya!" Richard segera menghubungi tim udara melalui radio.
"Kami memerlukan bantuan dari tim helikopter. Hentikan kapal itu dari berlayar!" perintah Richard.
Beberapa saat kemudian, suara baling-baling helikopter terdengar mendekat. Helikopter tim operasi melayang rendah di atas kapal, memberikan tekanan pada kru kapal yang bersiap untuk melarikan diri bersama Tuan Hartono. Clara berharap ini cukup untuk menghentikan mereka.
Namun, Tuan Hartono tampaknya sudah mempersiapkan segalanya. Dia memberikan isyarat kepada salah satu pengawalnya yang kemudian mengeluarkan alat peledak dari ranselnya. Dengan cepat, alat itu dipasang pada tangga kapal, dan dalam hitungan detik, ledakan besar terjadi.
Ledakan tersebut menghancurkan sebagian tangga, membuat kapal goyah dan menyebabkan kerusakan serius pada dermaga. Clara terkejut melihat tindakan nekat tersebut. "Mereka benar-benar berniat menghancurkan bukti dan lari," gumamnya dengan marah.
Di tengah kekacauan itu, Tuan Hartono memanfaatkan situasi dan segera melompat ke laut, diikuti oleh beberapa anak buahnya yang masih tersisa. Mereka tampaknya telah mempersiapkan perahu kecil di bawah kapal sebagai bagian dari rencana pelarian mereka.
"Awas! Mereka akan kabur!" teriak Richard saat melihat Tuan Hartono dan anak buahnya menuju perahu.
Clara berusaha keras mengejar, tetapi ledakan tadi menyebabkan banyak puing-puing yang menghalangi jalannya. Beberapa agen yang lain juga berusaha menghentikan perahu tersebut, tetapi Tuan Hartono sudah berada di atas perahu dan dengan cepat memerintahkan pengawalnya untuk segera berangkat.
"Tempatkan semua unit di sekitar perairan! Jangan biarkan mereka lolos!" perintah Inspektur Marquez dengan panik melalui radio.
Namun, perahu kecil itu sudah melaju dengan cepat, menembus perairan yang gelap dan penuh bahaya. Clara hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, merasakan kekecewaan yang mendalam.
"Mereka berhasil kabur," kata Clara dengan nada frustasi. "Kita hampir menangkapnya."
Richard meletakkan tangannya di bahu Clara, mencoba menenangkan. "Ini belum berakhir, Clara. Kita telah melumpuhkan sebagian besar anak buahnya dan menghentikan operasinya di pelabuhan ini. Tuan Hartono mungkin berhasil melarikan diri malam ini, tetapi kita akan terus mengejarnya. Dia tidak akan bisa bersembunyi selamanya."
Inspektur Marquez mendekat, wajahnya juga penuh dengan ketegangan dan rasa kecewa. "Kita akan mengatur ulang strategi dan melakukan pengejaran. Mereka mungkin sudah lari malam ini, tetapi kita masih memiliki semua data yang kita kumpulkan. Kita akan menemukannya, Clara."
Clara mengangguk, meskipun masih merasakan kepedihan karena hampir menangkap Tuan Hartono. "Kita harus segera melacak mereka. Kita tidak boleh memberinya kesempatan untuk bersembunyi lagi."
Malam itu, meski berhasil menangkap banyak anak buah Tuan Hartono, mereka tetap merasa kekalahan kecil karena Tuan Hartono berhasil melarikan diri.