Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Perayaan
Alya menatap Faris tak percaya ternyata fikirannya tak terjadi, setelah membelikan Alya gaun Faris mengantar Alya pulang "Ingat ya Beib, nanti di acara kelulusan gaun nya di pake, kita pergi bareng!" katanya saat Alya akan turun.
"Iya kak.." Alya melanjutkan niatnya untuk keluar, namun lagi-lagi Faris mencegahnya, Alya mengerutkan keningnya "Apa?" Alya sudah lega saat Faris tak melakukan apapun, namun Faris kembali mencegahnya.
"Aku belum cium kamu.." Alya menelan ludahnya kasar, saat dengan pelan Faris mendekatkan wajahnya terus dekat semakin dekat, dan bibirnya menempel di bibir Alya.
Alya tak memejam dia ingin waspada ia takut Faris melakukan sesuatu yang diluar kendalinya, namun Faris terus membuainya, hingga Alya merasa dirinya hilang akal saat Faris mulai menelusupkan lidahnya bermain di mulutnya seolah mengabsen setiap gigi di rongga mulutnya, tanpa sadar Alya memejamkan matanya dan mulai larut.
Faris melepaskannya saat dirasa mereka hampir kehilangan nafas dan mereka sama-sama menghirup udara sebanyak mungkin, entah sejak kapan tangan Faris sudah ada di pinggangnya dan merengkuhnya erat "Al, janji ya.. nanti kalau gak ada aku, kamu harus terus setia.. tungguin aku pulang" Alya mendongak melihat manik Faris yang tajam tapi juga lembut, entah kenapa kali ini ia merasa ucapan Faris cukup serius.
Alya tetap diam dan tak menjawab Faris, apa yang harus Alya janjikan disaat Faris juga tak bisa dipercaya.
"Aku gak rela, kamu sama orang lain.. kamu hanya milikku.." katanya lagi, ibu jarinya mengusap sisa sa li vanya di bibir Alya.
"Aku pergi dulu kak." Faris menggenggam tangan Alya.
"Kamu belum jawab, janji dulu please.."
"Aku gak bisa janji, karena nyatanya aku sendiri kecewa saat tau- ternyata aku tak sebeharga itu untuk kakak" Alya ingin mengatakan itu, tapi dia tak berani jadi dia hanya bisa mengangguk.
"Setelah pesta kelulusan aku langsung pergi.. kamu mau anter aku?"
"Hmm.." Alya hanya bergumam lalu tersenyum dan keluar dari mobil Faris, sebelum Faris mencegahnya kembali.
.
.
.
Setelah pengumuman kelulusan keluar, kini saatnya perayaan kelulusan sekaligus perayaan kenaikan kelas di adakan.
Alya sedang melihat dirinya di cermin memakai gaun yang di belikan Faris "Hanya satu hari lagi, setelah itu aku bebas.." Gumamnya, tak dapat dipungkiri sebelah hatinya merasa sedih karena akan jauh dari Faris namun Alya juga berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengan Faris.
"Hari ini aku juga harus bisa hapus vidio di hape Faris, tapi gimana caranya?" Alya menggigit bibirnya dengan gugup, Alya tak tahu vidio itu sudah di sebarkan ke hape teman-teman Faris, bisa saja Faris memberikannya kepada ketiga temannya, buktinya mereka melihatnya bersama-sama.
Selama beberapa hari kebelakang Alya juga berusaha menghapus vidionya namun dia tak punya kesempatan, Faris dan hapenya seperti lem yang tak bisa di pisahkan.
Alya melirik sesekali kearah dashboard dimana hape Faris berada, mereka sedang di perjalanan menuju ke sekolah dimana perayaan kelulusan di adakan.
Alya duduk dengan gelisah, sesekali dia akan menggigit jari nya, Alya kira Faris tidak memperhatikannya, namun tiba-tiba Faris bertanya "Kamu kenapa sih Beib, gelisah banget?" tanyanya.
Alya terperanjat "Gak.. kok, Kak. Aku cuma gugup aja"
Faris terkekeh "Ngapain gugup, kamu udah cantik kok, aku juga ganteng.. kita bakal jadi pasangan paling serasi tahun ini"
Alya meringis mendengar ucapan narsis Faris, tapi dia tak bisa membantah, karena memang Faris terlewat ganteng malam ini, jika saja Alya tak tahu tentang niat Faris selama ini, mungkin kebanggaannya sebagai pacar Faris meningkat berkali lipat, karena memiliki pacar paling ganteng di sekolah.
Mereka tiba di parkiran sekolah, dan Faris segera turun dari mobilnya lalu memutar langkahnya dan membuka pintu untuk Alya.
Mata Alya melihat kearah hape Faris yang tertinggal di dashboard, lalu Alya mengeluarkan hapenya dan di simpan di belakang punggungnya.
"Ayo.. Beib.." Alya keluar dan berjalan beriringan dengan Faris mereka akan segera tiba di lapangan basket yang sudah disulap menjadi aula untuk perayaan kelulusan dan kenaikan kelas.
Alya menghentikan langkahnya dan meraba tas nya kemudian dia berkata pada Faris "Kak, hape aku ketinggalan deh kayaknya di mobil kakak.." Faris melihat Alya yang masih mengaduk tas kecil yang tersampir di bahunya.
"Oh.." Faris kemudian meraba sakunya dan ternyata hapenya pun tidak ada "Ya, udah kita balik lagi ke parkiran, hape ku juga ketinggalan" Alya menggigit bibirnya, bukan ini rencananya.
"Gak usah kak, biar aku aja yang ambil.. kakak duluan aja" iya begitu.. jadi Alya punya kesempatan untuk menghapus vidio itu dari hape Faris. Faris mengerutkan keningnya, lalu melihat tangan Alya yang menengadah kearahnya "Aku pinjam kuncinya."
Faris pun memberikan kunci mobilnya pada Alya "Ya udah aku masuk duluan ya" Alya mengangguk, lalu berlari pergi "Gak usah lari beib, nanti jatuh!" teriaknya. Faris menggelengkan kepalanya saat melihat Alya sudah berada di jarak jauh, Faris melanjutkan langkahnya kearah lapangan basket dimana sudah terdengar musik yang meramaikan perayaan kelulusan dan kenaikan kelas mereka.
.
.
.
Jadi sebenarnya Faris itu cinta Alya atau enggak sih?🤔
Lah kok nanya, situ yang bikin cerita😤
🤭🤭🤭🤭 Ya sutralah.. kita lihat saja nanti.
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹🌹
