NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perang di Kedalaman

Kendaraan laut dalam yang membawa Arga dan timnya melaju cepat melewati lorong-lorong sempit di dasar laut. Lampu-lampu di depan kendaraan mereka menembus kegelapan, menampilkan dinding-dinding batu yang dihiasi terumbu karang dan bekas reruntuhan kapal tua. Namun, semakin dekat mereka ke Abyssal Core, suasana berubah. Dinding karang mulai digantikan oleh struktur logam, pertanda bahwa mereka telah memasuki wilayah buatan Helios.

“Lihat itu,” kata Lina, menunjuk ke depan.

Di kejauhan, sebuah kubah besar dengan dinding kaca dan logam berdiri megah di dasar laut. Abyssal Core terlihat seperti benteng bawah laut yang tak tertembus. Di sekelilingnya, drone laut dan robot penjaga berkeliaran, patroli yang tampak tidak pernah berhenti.

“Ini akan sulit,” kata Alya.

“Tapi bukan tidak mungkin,” balas Arga. “Kita sudah sejauh ini. Kita tidak boleh berhenti.”

Damar memeriksa senjatanya yang disesuaikan untuk pertempuran di bawah air. “Bagaimana kita masuk ke dalam? Struktur ini terlihat seperti tidak memiliki celah.”

Lina memindai area itu dengan perangkatnya. “Aku menemukan satu jalur masuk, tetapi itu adalah saluran pembuangan. Kita harus memotong dindingnya untuk bisa masuk.”

“Kalau begitu, kita lakukan,” kata Arga. “Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadari kehadiran kita.”

---

Kendaraan mereka meluncur mendekati Abyssal Core, menghindari drone penjaga dengan manuver yang hati-hati. Ketika mereka mencapai saluran pembuangan, Damar keluar dari kendaraan dengan perlengkapan pemotong laser.

“Lindungi aku,” katanya melalui radio.

Alya dan Arga berjaga-jaga, memperhatikan setiap gerakan drone di sekitar mereka. Lina tetap di dalam kendaraan, mengawasi radar untuk mendeteksi ancaman yang mendekat.

“Cepatlah, Damar,” desak Alya.

“Aku sedang mencoba,” balas Damar, memotong dinding logam dengan presisi.

Namun, tak lama kemudian, alarm berbunyi di seluruh fasilitas. Drone-drone di sekitar mereka mulai bergerak menuju posisi mereka.

“Mereka tahu kita di sini!” teriak Lina.

“Kita harus bertahan!” perintah Arga.

---

Drone-drone mulai menyerang, menembakkan peluru dan laser ke arah mereka. Arga dan Alya membalas tembakan dengan senjata mereka, mencoba melindungi Damar yang masih memotong dinding.

“Sedikit lagi!” kata Damar, berkeringat di balik helmnya meskipun berada di bawah air.

“Ayo cepat, Damar!” seru Alya, menghancurkan salah satu drone yang mendekat terlalu dekat.

Akhirnya, dinding logam terbuka, menciptakan celah cukup besar untuk mereka masuki.

“Masuk sekarang!” teriak Arga.

Mereka segera masuk ke dalam saluran sempit itu, meninggalkan kendaraan mereka di luar. Drone-drone terus mengejar, tetapi celah yang kecil membuat mereka tidak bisa mengikuti.

“Kita aman untuk sementara,” kata Lina sambil mengatur napas.

“Tidak ada waktu untuk beristirahat,” balas Arga. “Ayo terus bergerak.”

---

Saluran itu membawa mereka ke dalam jantung Abyssal Core. Di dalam, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi layar monitor dan perangkat teknologi canggih. Di tengah ruangan, sebuah bola energi raksasa berputar, memancarkan cahaya biru yang menyilaukan.

“Itu inti daya mereka,” kata Lina. “Jika kita menghancurkannya, seluruh fasilitas ini akan lumpuh.”

“Tapi itu juga akan memicu ledakan besar,” balas Alya. “Kita harus memastikan kita bisa keluar sebelum itu terjadi.”

Arga mengangguk. “Lina, kau fokus mematikan sistem keamanan. Alya dan Damar, kalian pasang bahan peledak di sekitar inti daya. Aku akan berjaga-jaga.”

Mereka segera bergerak, bekerja dalam senyap meskipun ketegangan terasa di udara.

Namun, tiba-tiba sebuah suara memenuhi ruangan.

“Selamat datang di rumahku,” kata Nathan melalui speaker. “Kalian benar-benar gigih, ya? Tapi aku sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatangan kalian.”

Lantai di bawah mereka bergetar, dan dinding-dinding ruangan terbuka, memperlihatkan robot-robot besar yang bersiap menyerang.

“Lina, percepat!” teriak Arga, menembakkan senjatanya ke arah robot-robot itu.

“Aku butuh waktu!” balas Lina, sibuk dengan perangkatnya.

Alya dan Damar melanjutkan memasang bahan peledak sambil sesekali menembak untuk melindungi diri mereka.

---

Pertempuran di dalam ruangan itu semakin sengit. Robot-robot Nathan lebih kuat dan canggih dibandingkan yang mereka temui sebelumnya. Arga mulai kehabisan peluru, tetapi dia tidak berhenti melawan.

“Alya, Damar, kalian sudah selesai?” tanyanya.

“Sebentar lagi!” jawab Alya sambil memasang detonator terakhir.

“Lina, bagaimana dengan sistemnya?”

“Aku berhasil mematikan sebagian besar sistem keamanan,” jawab Lina. “Tapi Nathan mengunci beberapa bagian. Kita tidak punya waktu untuk menonaktifkannya sepenuhnya.”

“Tidak masalah,” kata Arga. “Yang penting kita menghancurkan tempat ini.”

---

Alya dan Damar akhirnya selesai memasang bahan peledak.

“Semua sudah siap!” teriak Alya.

“Baik, semua orang keluar sekarang!” perintah Arga.

Mereka berlari keluar dari ruangan itu melalui saluran yang sama, sementara Nathan terus berbicara melalui speaker.

“Kalian pikir ini akan menghentikanku?” katanya. “Ini hanya permulaan. Aku masih punya rencana cadangan, dan kalian tidak akan bisa menghentikannya.”

---

Ketika mereka mencapai kendaraan laut mereka, Arga memberi sinyal kepada Alya untuk meledakkan bahan peledak.

“Lakukan sekarang!”

Alya menekan tombol detonator. Ledakan besar mengguncang dasar laut, menghancurkan Abyssal Core sepenuhnya. Gelombang kejut merambat melalui air, membuat kendaraan mereka terombang-ambing.

“Ayo pergi sebelum kita terseret!” kata Damar.

Mereka melarikan diri sejauh mungkin dari lokasi ledakan. Setelah beberapa menit yang menegangkan, mereka akhirnya mencapai permukaan laut, di mana kapal mereka yang tersisa menunggu.

Ketika mereka naik ke kapal, mereka melihat ke belakang, menyaksikan puing-puing Abyssal Core tenggelam ke dasar laut.

“Kita berhasil,” kata Lina dengan lega.

“Tapi Nathan masih hidup,” balas Arga. “Dan ini belum selesai.”

Dia memandang ke cakrawala, tekadnya semakin kuat. Perjuangan mereka mungkin telah memenangkan satu pertempuran, tetapi perang melawan Nathan Helios masih jauh dari kata usai.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!