Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertahan demi orang yang berarti
Maher yang melihat wajah binar Arabella saat model memamerkan hasil rancangannya ikut tersenyum, senyum yang lama tidak Maher perlihatkan di depan umum, apalagi dengan orang-orang. Karena lima tahun dirinya berada di titik penyesalan yang begitu dalam, belum lagi Maher harus mengalami koma beberapa bulan hanya karena keterpurukan dalam penyesalan yang begitu mendalam.
Melihat Arabella beranjak dari duduknya Maher mengikuti Arabella yang ternyata menuju toilet, pria yang memiliki pesona dan berwibawa, kini harus menjadi penguntit seorang wanita didalam toilet.
Jantung Maher berdebar kencang, dirinya benar-benar bersalah dengan apa yang menimpa Arabella semua itu memang salahnya.
Tapi demi rasa yang dia miliki selama lima tahun ini membuat Maher mengesampingkan semua, dirinya hanya ingin menebus kesalahan yang dia perbuat dan meminta maaf.
Bersandar di dinding Maher memejamkan matanya, bayangan Arabella menangis saat terakhir dirinya bertemu membuatnya begitu merasakan sakit yang luar biasa menyesakkan dada.
Saat mendengar derap kaki berhenti, Maher membuka matanya dan menoleh ke samping, dimana wanita yang dia tunggu-tunggu keluar juga.
"Ara," Suara Maher tercekat di tenggorokan hanya bibirnya yang berbicara tanpa bisa mengeluarkan suara.
Maher memindai wajah dan juga penampilan Arabella yang berdiri mematung di depannya, semakin cantik dan dewasa, wajah keibuannya membuat hati Maher kembali nyeri, Arabella sekarang semakin cantik.
Sedangkan Arabella berdiri mematung dengan tubuh kaku, tatapan matanya begitu nanar dengan rasa kecewa yang masih terasa.
Tidak ingin terjebak lama, Arabella sesegera mungkin menguasai kesadarannya dan berlalu pergi, tapi saat melewati Maher tangannya langsung dicekal pria itu.
Tatapan tajam langsung Arabella layangkan pada Maher yang menatapnya sendu, wajah pria itu tidak banyak berubah, malah semakin terlihat tampan dan matang.
"Lepas!"
Bukan wanita yang penurut seperti dulu, Arabella menepis kuat tangan Maher hingga membuat cekalan di tanganya lepas.
"Ara, kau-"
"Sayang kau sudah ditunggu?"
Suara bariton seseorang membuat Maher langsung menoleh, tatapan sendu Maher berubah menjadi tatapan tidak suka melihat pria yang sejak tadi membuatnya terbakar api cemburu tiba-tiba datang.
Arabella yang melihat Samuel mendekat segera meraih legan pria itu.
"Aku tidak apa-apa, ayo kita kesana," Ucapanya sambil mengusap lengan Samuel dengan sengaja.
Melihat itu tentu saja semakin membuat Maher terbakar hatinya, tangannya mengepal kuat dengan mata tajamnya yang seakan bisa mencabik-cabik mangsanya.
Samuel pun hanya bisa mengangguk, dia memang belum tahu siapa pria yang bersama adiknya, dan mereka pun pergi meninggalkan Maher yang dikuasai amarah.
Bugh
Maher meninju kuat dinding di belakangnya dengan kuat membuat buku-buku tangannya lecet.
Arrghh
Bugh
Bugh
*
*
Arabella tidak bisa menahan air matanya saat namanya menjadi salah satu dari ketiga peserta yang memiliki rancangan paling bagus, wanita itu menangis haru tidak menyangka akan sampai di titik ini.
"Terima kasih untuk semua yang sudah memberikan saya kesempatan untuk berada diantara orang-orang hebat," Arabella mengusap air matanya dengan kekehan, "Saya sangat terharu dan begitu tidak menyangka bisa sampai disini, saya ucapkan beribu-ribu terima kasih untuk keluarga saya yang sudah mensupport saya untuk datang kesini, terima kasih untuk orang yang selalu membuat saya semangat untuk mencapai tujuan saya, karena hanya dialah penyemangat hidup saya hingga saya bertahan sampai detik ini." Arabella kembali mengusap air matanya, tatapan matanya mengarah pada Samuel yang tersenyum pandang, orang-orang yang melihat hanya bisa menyimpulkan jika pria yang tersenyum itu adalah pasangan hidupnya.
Samuel mengerti dengan apa yang adiknya katakan Ucapan Arabella ditunjukan untuk putrinya yang begitu berarti dalam hidupnya, menjalani hidup seorang diri dengan keadaan hamil tidaklah mudah, mempertaruhkan nyawa demi bayi yang dia kandung, sungguh Samuel tidak akan membiarkan adiknya kembali menderita menjalani hidup. Samuel mengusap sudut matanya yang basah melihat Arabella menerima buket bunga dan foto bersama dengan para finalis yang lain. Mungkin jika ada kedua orangtuanya mereka juga akan menangis haru melihat bagaimana putri mereka bisa meraih kesuksesan di masa depan.
Disisi lain hati Maher benar-benar merasakan hatinya hancur, penampilannya yang sudah kacau menatap nanar penuh penyesalan pada seorang wanita yang sedang menangis di atas sana. Ucapan Arabella mampu membuat Maher kehilangan pertahanan yang membuatnya terlihat kuat, dan kini pria itu menitikkan air mata melihat bagaimana Arabella menyampaikan sedikit kehidupannya.
*
*
Sakit hati dedek bang 🤧