kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13
"Ini kamarnya, masuk dan istirahatlah di dalam. Nanti saat waktunya makan malam turunlah bersama dengan nya," ucap Papa Gara saat mengantarkan Dya ke kamar Kala yang ada di rumah itu.
"Iya baik Pa. Terima kasih,"
"Jangan sungkan, mulai sekarang ini adalah rumahmu juga, Dya. Papa tinggal dulu ya,"
"Iya, Pa. Sekali lagi, terima kasih."
Pak Gara pun segera meninggalkan Dya didepan pintu kamar milik Kala. Sepeninggalan Pak Gara, Dya pun hanya bisa mematung di depan pintu kamar itu.
Dya merasa bingung antara mau masuk atau tidak. Namun, Dya merasa jika tubuhnya sudah cukup lelah dan butuh istirahat.
Hingga, mau tidak mau Dya pun memberanikan diri untuk masuk kw dalam kamar Kala. Perlahan Dya pun mulai membuka pintu kamar Kala dan masuk kedalam nya.
Entah akan bagaimana respon si pemilik kamar saat melihatnya masuk. Namun, yang pasti Dya tidak akan tinggal diam jika Kala bersikap kasar lagi kepadanya.
Akan Dya pastikan, jika dia tidak akan membiarkan Kala memperlakukan nya dengan semena mena. Toh apa yang terjadi pada mereka juga bukan sepenuhnya salah Dya.
Semua itu terjadi murni karena kehendak kedua orang tua mereka. Jadi, Dya tidak akan membiarkan Kala berbuat semaunya kepada dirinya.
Ceklek...
Saat membuka pintu kamar itu, tampak suasana kamar yang begitu khas cowok terpampang dimata Dya. Setelah mengumpulkan seluruh keberanian nya. Dya pun mulai melangkah, memasuki ruangan pribadi milik suaminya itu lalu segera menutup pintu itu kembali dengan rapat dan perlahan karena takut si pemilik kamar akan terganggu karena kedatangan nya.
Namun...
Deg...
"Astaghfirullah al adzim." pekik Dya saat berbalik tubuhnya hampir saja menubruk dada bidang Kala yang terbuka.
Dya langsung memalingkan wajahnya saat melihat penampilan Kala yang setengah telanjang. Sepertinya pria itu habis menyelesaikan ritual mandinya.
Karena kini Kala hanya memakai handuk yang dililit dipinggang. Sementara bagian atas dibiarkan terbuka dan masih tampak basah.
Akan tetapi, kapan dia keluar kamar mandi? Kenapa tidak ada suara yang menandakan jika ada orang di dalam kamar itu? Batin Dya bermonolog.
"Ngapain Loe masuk kekamar Gue, hahh?" bentak Kala tepat didepan wajah Dya.
"Memangnya mau kemana lagi? Kekamar Kak Handi? Oh, ok. Kalau begitu tolong tunjukkan kamarnya yang mana? Aku baru disini. Jadi, aku belum tahu dimana kamarnya berada. Ini aja aku sampai disini karena di antar sama Papa." jawab Dya yang kini tidak mau lagi ditekan dan diremehkan oleh pria berstatus suaminya itu.
Kala mengepalkan kedua tangan nya. Dia tidak menyangka jika wanita didepan nya ini yang terlihat begitu lugu memiliki sikap nakal juga.
Hingga berani memintanya mengantarkan kekamar pria lain yang bukan mahram untuknya.
"Cih, munafik. Gaya Loe aja yang alim, ternyata dalamnya sama sama murahan," lanjut Kala, menatap sinis pada Dya.
"Setidaknya aku murahan pada tempatnya. Tidak di umbar dimuka umum." jawab Dya, yang kali ini tidak ingin kalah saat beradu argumen dengan suaminya itu
Dya pun segera berlalu melewati tubuh Kala untuk masuk lebih dalam dikamar itu. Namun, baru saja dua langkah tangan Dya sudah ditarik hingga tubuh Dya kembali mundur dan berbalik.
Lalu...
Cup...
Dya membulatkan matanya dengan sempurna saat merasakan sesuatu menempel dibibirnya. Belum lagi wajah Kala yang kini terlihat begitu dekat dengan wajahnya.
Selama beberapa detik tubuh Dya dibuat membeku oleh perbuatan yang Kala lakukan. Ya ampun Kala telah menciumnya. Kala sudah mengambil ciuman pertamanya.
Dya langsung mendorong dada bidang Kala dengan sekuat tenaganya begitu dia tersadar dengan apa yang terjadi. Hingga pagutan diantara keduanya pun terlepas dan...
Plaaakkk
Sebuah tamparan cukup keras mendarat dipipi mulus milik Kala. Bahkan Kala sampai berpaling saking kerasnya tamparan yang diberikan oleh Dya.
"Jangan kurang ajar kamu ya? Sasar brengsek." ucap Dya yang langsung berlari masuk kedalam kamar mandi.
Kala sendiri menatap bingung pada Dya yang kini sudah menghilang masuk kedalam kamar mandi.
Tangan nya terulur naik keatas pipi yang baru saja kena tamparan dari Dya. Ada rasa bersalah terselip didalam hatinya dan juga entah mengapa hatinya terasa sesak saat melihat air mata Dya barusan.
Iya, Dya menangis. Harga dirinya terasa dijatuhkan saat Kala mencuri ciuman pertamanya.
Meski Dya halal untuk Kala begitu pun sebaliknya. Namun, jika apa yang dilakukan dengan cara memaksa tentu itu akan melukai harga dirinya sebagai seorang wanita yang sedari kecil sudah membatasi diri dengan lawan jenis.
Kedua orang tua Dya mendidiknya dengan ajaran agama yang cukup kental. Hingga membuat Dya membatasi diri untuk berinteraksi dengan lawan jenis.
Dya bahkan begitu menjaga pandangannya dan tentu, untuk bersentuhan dengan seorang pria asing hanya Kala lah pria yang pertama menyentuhnya.
Eh salah, pria pertama adalah Handi(maaf othor keder 🤭). Namun,saat itu Handi melakukan itu tanpa sengaja dan hanya memegang pergelangan tangan Dya yang tertutup kain lengan baju gamis yang Dya pakai saat itu. Sehingga, baru Kala lah yang pertama kali menyentuh tubuhnya.
Mendapat perlakuan seperti itu, Dya sendiri hanya bisa menangis didalam kamar mandi.
Dya sengaja menyalakan air di wastapel untuk mengamarkan suara isak tangisnya. Dya tahu jika apa yang dia lakukan salah, tidak seharusnya Dya menampar Kala.
Karena dirinya halal bagi Kala begitu pun sebaliknya. Namun, apa yang Kala lakukan sungguh diluar dugaan nya.
Dya belum siap memberikan tubuhnya meski pun itu hanya bibir. Dya butuh waktu apa lagi saat ini Kala begitu membencinya.
Mana mungkin Dya bisa memberikan tubuhnya pada pria yang jelas jelas begitu teramat membenci dirinya.
*
*
🌸🌸🌸