Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasak Kue di Apartemen
Setelah seluruh bahan dibeli, akhirnya Mike, Gaby dan Ananda langsung ke apartemen untuk mengeksekusinya.
"Ayo kak kita lakukan!" Gaby tidak sabar.
"Cuci tangan dulu nona!" Ananda mengingatkan.
"Oh iya aku lupa!" Gaby menepuk jidatnya.
"Ini nona, ayak dulu tepungnya seperti ini supaya terpisah yang halus dan yang kasar" Ananda memberikan contoh cara mengayak tepung.
"Sini aku coba, sepertinya sangat seru!" Gaby mengambil ayakan tepung dari tangan Ananda.
"Saya akan siapkan mixernya dulu ya nona!" kemudian Ananda mulai membuka lemari untuk mengambil mixer dan beberapa wadah untuk bahan yang akan diolah.
"Kak ini pegal sekali!" Gaby yang mengira bahwa mengayak itu menyenangkan, ternyata sudah mulai kelelahan.
"Sini biar saya lanjutkan!" mata Ananda sambil mengulum senyumnya.
Satu persatu adonan kue ulang tahun dikocok mulai dari telur, gula, sampai terigu hingga mengembang dengan sempurna.
"Kak pegal!" Lagi-lagi Gaby yang awalnya antusias mengocok adonan hanya bertahan tiga menit pertama, selebihnya Ananda yang melanjutkan sampai beres.
"Sudah selesai nona, sekarang tinggal kita panggang saja di oven" Ananda menuang adonan pada loyang cetakan dengan sangat hati-hati agar tidak tumpah.
"Sambil kita tunggu sampai matang, sekarang kita buat adonan kukisnya" mereka memang sudah berencana membuat beberapa jenis kue untuk dijadikan menu kejutan besok.
Ananda mengayak kembali terigu yang akan dijadikan bahan dasar kukis.
"Sepertinya seru!" Mike yang sudah selesai menaruh kamera terakhir di tripod menghampiri mereka.
"Anda mau mencoba tuan?" Ananda menyodorkan ayakan berisi tepung ke pada Mike.
"Sini aku coba!" Mike mengambil dengan semangat.
"Kalau begitu saya siapkan bahan-bahan yang lain ya!" Ananda bergeser ke tempat mixer untuk mengaduk bahan lain sebelum dicampur dengan terigu.
"Ini sudah selesai!" Mike tidak membutuhkan waktu lama untuk mengayak, kekuatan yang dimilikinya cukup cepet untuk mengerjakan semuanya dengan sempurna.
"Bolehkah Anda membantu saya menuangkannya perlahan di baskom ini tuan?" Ananda yang sedang mengaduk bahan lain di baskom meminta tolong.
"Oke!" Mike perlahan menuang semua bahan ke dalam baskom yang dipegang oleh Ananda.
Jarak mereka cukup dekat untuk dapat merasai aroma wangi tubuh masing-masing. Desiran aneh tiba-tiba saja menyergap keduanya. Suasana canggung terjadi beberapa detik dalam kesunyian karena hanya ada mereka berdua di dapur, sementara Gaby sedang di dalam toilet.
"Apa sudah jadi adonannya kak?" Gaby akhirnya memecah kesunyian yang menegangkan.
"Sedikit lagi, habis ini kita uleni ya!" kata Ananda
Setelah semua bahan tercampur sempurna, Ananda menyingkirkan spatula kayu yang ia gunakan mengaduk dan bersiap menggunakan sarung tangan plastik untuk mengadoni.
KRINGGGG
Ponsel Gaby berdering menunjukkan nama nyonya besar memanggil dengan mode video.
"Grandma!?" Gaby kelabakan.
"Angkat di ruang depan supaya tidak terlihat!" Mike memberi kode membuat Gaby berlari menuju ke ruang tamu.
"Yahhhhhhhhh!" Ananda terpekik saat ikatan rambutnya putus membuat rambutnya tergerai menutupi wajah sementara tangannya berlumuran adonan membuatnya tidak bisa mengikat kembali rambutnya.
"Ada apa?" Mike terkejut.
"Ini, karet Jepang saya putus, rambut saya jadi berantakan!" Ananda menahan malu.
"Oh, sini biar saya bantu ikat lagi, ada karet lagi kah?" Mike mendekat ke arah Ananda.
"Sepertinya ada karet gelang di dekat kulkas tuan!" Ananda menunjuk sudut ruangan.
Setelah menemukan karet yang dimaksud, Mike segera meraih rambut Ananda dan merapikannya menggunakan tangan.
"lembutnya!" batin Mike saat menyentuh rambut Ananda. Ia juga bisa membaui aroma wangi shampo yang digunakan Ananda, membuatnya berdesir aneh.
"Tuan maaf, apa bisa sedikit agak keatas seperti tadi?" Ananda meminta Mike menguncir kuda.
"Oh oke!" Mike kembali membuka ikatannya dan menarik rambut Ananda hingga di bagian atas kepala. Mike terkesiap sesaat ketika matanya disuguhkan tengkuk leher yang jenjang dan putih bersih, sangat terlihat seksi dimata pria tampan itu.
"Kendalikan pikiranmu Mike!" ia merutuki dirinya sendiri yang sempat tergoda ingin menyentuh tengkuk itu.
"Apa sudah selesai tuan?" Ananda yang juga merasakan desiran aneh ketika Mike membelai setiap helai rambutnya berusaha mencairkan suasana.
"Ah iya, sedikit lagi rapi!" Mike menata sedikit anak rambut yang menyembul menjadi terlihat lebih rapi.
"Terima kasih!" Ananda tersenyum manis, membuat Mike semakin salah tingkah.
"Sama-sama, aku akan mengecek Gaby di depan sebentar ya!" Mike memilih mengurai semua perasaan anehnya dengan pergi meninggalkan Ananda di dapur seorang diri.
"Huffff!" Ananda pun bernafas lega karena terbebas dari rasa aneh campur aduknya.
