Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Aku Menemukanmu (Irfan)
Pagi ini Fajira Akan mengantarkan Fajri untuk pergi ke sekolah dan ia akan lanjut pergi menuju ke kampusnya. Dengan hati yang senang mereka keluar dari gerbang asrama, semoga tidak ada hal aneh yang akan terjadi hari ini begitu bathin mereka.
"Bunda, kapan kita pindah ke rumah baru?" tanya Fajri di perjalanan ketika hendak menuju ke sekolahnya.
"hari minggu depan kita sudah bisa tinggal di sana sayang"
"perabotnya kapan kita beli Bunda?"
"hmm hari jum'at atau sabtu aja bagaimana sayang?"
"boleh Bunda. Aji mau beli televisi yang besar ya" ucapnya antusias.
"iya boleh sayang, yang berapa besar Aji mau nak?"
"yang 81 inci bunda hehe" ucapnya terkekeh.
"Hahaha Aji mau ngapain dengan televisi sebesar itu?" tanya Fajira terkekeh.
"Aji mau nonton cara membuat pesawat dan helikopter bunda"
"Hah? apa gak mau lihat kartun Duo botak itu sayang atau kartun si kuning yang mengemaskan atau kartun yang lain?"
"gak mau Bunda, gak berfaedah" ucapnya cemberut.
"yaudah nanti kita beli ya" pasrah Fajira
"yeeeii akhirnya kita punya televisi bunda"
"iya sayang"
Mereka terus bercengkerama memikirkan apa yang akan mereka beli nanti sebagai pelengkap isi rumah yang baru saja mereka beli. Tanpa di sadari mereka di ikuti oleh sebuah mobil mewah dari arah belakang.
"sudah sampai sayang, yuk kita masuk" ucap Fajira sambil membuka helm dan maskernya.
Hal itu membuat sepasang mata nan tajam itu membesar karna terkejut melihat Fajira yang sudah berjalan menuju kelas Fajri.
Fajira, akhirnya aku menemukanmu, dan apa Fajri anak kamu?
Tanpa menunggu lama laki-laki itu langsung keluar dari mobil dan menunggu Fajira di dekat gerbang keluar sekolah itu.
"yang rajin sekolahnya sayang. nanti Bunda jemput ya"
"iya Bunda, salim dulu" ucap Fajri mengulurkan tangannya.
"nanti bekalnya di makan ya nak, harus habis jangan bersisa lagi seperti kemaren"
"iya Bunda, tapi Aji sudah gendut loh, tuh lihat. Puk puk" ucap Fajri menepuk perutnya yang sedikit buncit.
"hehe gak papa lo nak, bunda suka yang gendut-gendut" ucap Fajira terkekeh.
"uhh. ya sudah Bunda Aji masuk dulu" ucapnya cemberut.
"iya sayang. Bunda pergi dulu ya"
Fajira melangkahkan kaki menuju parkiran dan mengambil motornya. Tepat ketika hendak keluar dari gerbang sekolah itu, Fajira di kejutkan dengan seseorang yang berdiri di depannya.
deg... deg... deg...
Jantung Fajira berdetak tidak berirama, rasa takut dan bayangan masa lalu kembali menghampirinya.
Di-diaa? dia menemukanku. Bathin Fajira terkejut dan takut
"Fajira" panggil sang pemilik suara bariton, siapa lagi kalau bukan Irfan.
"ma-maaf pak, saya buru-buru. Permisi" Fajira berusaha untuk membelokkan motornya. Na'as kunci motornya sudah lebih dulu di ambil oleh Irfan.
"eh kembalikan kunci motor saya pak. Anda siapa berani menghalangi saya" ucap Fajira melotot.
"sudahlah Fajira, saya tau ini kamu. Jangan bersembunyi lagi" Ucap Irfan dingin.
"siapa anda, saya tidak kenal dengan anda"
"apa perlu saya ingatkan lagi tentang malam itu?" ucapnya sarkas dan memegang dagu Fajira.
deg... deg... deg...
Jantung Fajira semakin berdetak lebih kencang, ketika bayangan itu hampir menembus alam kesadarannya. Jika Irfan tidak memegang motor itu mungkin saja Fajira sudah jatuh dari sana, kejadian itu sukses membuat Irfan panik dan melunak.
"kamu tidak apa?" tanya Irfan khawatir.
"lepas" bentak Fajira.
"kembalikan kunci motor saya, saya sudah terlambat" sambungnya.
"ikut dengan saya atau Fajri akan saya bawa pergi jauh dari kamu" tegas Irfan.
"kau" Fajira menunjuk Irfan dan melotot.
"ikut saja, saya tidak akan menyakiti kamu kalau kamu tidak memberontak" ucap Irfan kembali.
"tidak, saya harus pergi, Jika anda menginginkan motor ini silahkan ambil. Saya masih bisa pergi dengan taksi"
"Fajira" panggil Irfan sambil memegang tangan Fajira dan menatapnya lembut perlahan ia berjalan mendekat ke arah ibu muda itu, sementara Fajira seolah terhipnotis dengan paras tampan milik Irfan, menjadi tidak berkutik dengan dentuman detak jantung yang semakin bertalu-talu.
Kenapa dia sangat tampan? eh sadar Fajira, dia perdator yang harus di hindari. Tapi dia sangat mirip dengan fajri. bathin Fajira sempat memuji ketampanan Irfan.
Wanitaku, kamu sudah aku temukan, dan aku pastikan kamu gak akan pernah bisa lari dari ku lagi. Irfan masih menatap lembut Fajira.
"lepas" bentak Fajira.
"tidak sampai kamu ikut dengan ku" tegas Irfan.
"masuk ke dalam mobil. Bapak keluar dulu" sambungnya.
"gak! saya gak mau" teriak Fajira.
"masuk atau Fajri..."
"dasar jahanam! Begitu tega anda menjadikan anak kecil sebagai bahan ancaman" sarkas Fajira.
"saya tidak peduli yang penting kamu ikut dengan saya terlebih dahulu atau Fajri..."
"baik saya akan ikut dengan anda, dan tolong lepaskan tangan anda yang menjijikkan ini" ucap Fajira menghempaskan tangan irfan dan masuk ke dalam mobil.
"dan satu hal, jangan sentuh anakku" sambungnya membanting pintu dengan keras.
"bawa motornya pulang" Ucap Irfan melempar kunci motor Fajira kepada supirnya.
Irfan segera masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobil menuju rumah mewah nan megah miliknya. Fajira hanya terdiam dengan air mata yang perlahan keluar dari pelupuk matanya. sekuat tenaga ia melawan rasa takut namun lagi-lagi ia kalah dengan laki-laki ini.
Kenapa aku tidak memiliki sedikit saja kekuatan untuk melawannya? jangan sampai laki-laki ini mempengaruhi Fajri dan menguasai anakku. tuhan tolong jauhkan bajing*n ini dari ku dan anakku.
Fajira yang menangis membuat perhatian Irfan teralihkan kepadanya. Laki-laki itu berusaha untuk fokus berkendara agar tidak membahayakan nyawa wanitanya.
"jangan menangis, aku tidak kuat melihat air mata kamu Fajira" ucap Irfan lembut.
"heh sejak kapan iblis bisa berbicara lembut seperti anda, ciih" ucap Fajira dengan sarkas.
"Fajira jangan memaksa saya untuk berbuat kasar kepada kamu" geram irfan.
"siapa suruh anda menemui saya. Saya juga tidak butuh perlakuan lemah lembut dari anda"
"kenapa kamu sangat keras kepala sayang"
"Hah? sayang? siapa yang anda panggil sayang wahai tuan yang terhormat"
Wahai Fajira, apa reaksi Fajri ketika melihat ibu yang lemah lembut menjadi kasar seperti ini. Di pastikan pria kecil itu juga akan ketakutan melihat ke arah kamu saat ini Fajira.
Irfan tidak lagi menghiraukan ocehan perempuan yang membuat kepalanya sakit dengan emosi yang membuncah. Perasaan senang dan lega perlahan menghampirinya, dan satu hal yang paling susah untuk ia kendalikan yaitu hasrat yang mulai menyeruak.
huh sabar Irfan, lo sudah mendapatkannya, lo harus perlahan memasukinya jangan sampai dia lari dan kabur lagi dari lo.
Irfan dengan tenang mengendarai mobil yang cukup kencang menuju rumah kediamannya di kota ini. Sementara Fajira memperhatikan jalan kemana ia akan di bawa dan mencari celah untuk kabur dari laki-laki itu.
Perlahan mobil berhenti di sebuah rumah mewah bergaya klasik modern dengan dua tingkat dan halaman yang cukup luas. Rumah yang di dominasi oleh kaca itu membuat Fajira cukup terpesona, ini seperti rumah impiannya di masa depan kelak.
"silahkan" ucap Irfan membuka pintu mobil dan mempersilahkan Fajira untuk keluar.
"kenapa anda membawa saya ke sini? dan rumah siapa ini?" Tanya Fajira yang enggan untuk keluar dari mobil itu.
Tanpa menunggu lama Irfan segera menggendong Fajira seperti mengangkut karung beras di pundaknya. Ia berjalan dengan cepat tanpa menghiraukan teriakan perempuan itu dan segera melangkah menuju ke kamarnya.
"turunkan gue bajing*n. TOLOOONG!! TOLOONG! turunkan gue" teriakan Fajira yang mengatai Irfan bajing*n membuat mata laki-laki itu melotot.
Bugh.. Bugh... Bugh...
Fajira memukul punggung Irfan dengan cukup keras, membuat empunya meringis namun tetap menahan rasa sakit itu. Sementara semua ART yang bekerja di rumah itu hanya melihat dengan tatapan kaget karna tidak biasanya tuan muda membawa perempuan ke rumah ini.
Setibanya di kamar Irfan langsung mengunci pintu dan menghempaskan Fajira dengan kasar ke atas ranjang. Ia membuka jas dan kemeja satu persatu sehingga memperlihatkan lekuk tubuh indah dan berotot miliknya.
"ja-jangan saya mohon" lirih Fajira yang kembali di hantui dengan bayangan malam pertama mereka.
Tanpa menunggu lama Irfan langsung menindih Fajira dan berkata
"kau milikku Fajira"
"...."
💖💖💖
TO BE CONTINUE
yuhuu mereka ngapain gais, aku ngetiknya sambil deg-degan 😩😩