Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
" Tapi.... mas..."
" Early dengerin mas, kamu itu sekarang tanggung jawab mas, kebagian kamu, kenyamanan kamu itu sekarang adalah tanggung jawab mas, mas mau istri mas satu ini, bahagia, nyaman menjadi istri mas, bukan karena hanya menerima takdir, memang kita harus menerima takdir"
" tapi mas lihat kamu, seperti banyak sekali fikiran dan mas dengar dari Umi Hilya, kamu beberapa kali ingin mengakhiri hidup kamu sayang"
duarr
Jantung Nara bedegup kencang, kenapa juga Nyai Hilya menceritakan itu semua terhadap sang suami, memang sejujurnya beberapa kali Nara ingin mengakhiri hidup nya,entah apa alasannya, Nara tak pernah memberi tahu siapapun.
Mata Atlas sedikit berkaca- kaca saat membahas tentang ini, sejujurnya Atlas tidak mau membahas tentang ini, namun untuk membuat istrinya mau bercerita Atlas pun bersuara tentang hal tersebut.
" kamu kalau capek istirahat, kamu boleh capek, boleh mengeluh, tapi bukan mengakhiri hidup seperti itu sayang."lanjut Atlas.
" apa boleh mas tau, kenapa kamu melakukan seperti itu?"
Nara terdiam mendengar pertanyaan dari mulut suaminya,entah mengapa ia takut jika dia mengetahui kebenarannya sang suami akan meninggalkan dirinya, tapi ia juga mau tak mau harus berkata jujur, karena ia tak mau ada kebohongan di pernikahannya.
Nara mulai menarik nafas dalam dan membuang secara perlahan, ia harus mengulik cerita itu kembali.
" sebenarnya " Nara mulai menceritakan dimana ia di jebak oleh kakak angkatnya dan di perk*sa* setelah kedua orang tuanya meninggal, dan ia bercerita saat mantan pacarnya hampir memperk*s*nya.Air mata Nara jatuh dengan deras.
Atlas yang mendengar itu ingin sekali meluapkan emosinya, namun ia masih memikirkan kesehatan mental sang istri, setelah Nara selesai bercerita,Atlas langsung memeluk tubuh sang istri, yang bergetar sangat hebat.
Atlas mencoba untuk menenangkan sang istri "sekarang kamu tidak sendiri sayang, kamu ada mas, mas akan selalu ada di sisi kamu, apapun yang terjadi" ujar Atlas.
Setelah kurang lebih empat puluh tujuh menit menangis, kini Nara melepas pelukaannya dari sang suami.
" ma- maaf mas"ujar Nara sesegukan.
" its okey sayang, sebentar yaa aku beli minum dulu" kemudian Atlas keluar dari mobil dan mencari minum untuk sang istri.
Tak selang beberapa lama Atlas kembali dengan sebotol air mineral, " minum dulu sayang" ujar Atlas sambil membukakan tutup botol tersebut.
Nara kemudian meminum hingga tersisa setengah, Atlas kemudian mengusap pelan punggung Nara, " Istigfar sayang, Astagfirullah, Astagfirullah "
Setelah di rasa cukup tenang, Atlas mulai bertanya kepada sang istri, " tapi sayang, kenapa keluarga kiyai Rahman, tidak ada yang memberitahu mas soal hal ini?"tanya Atlas,ß pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya, kenapa hal besar seperti ini tidak ada yang memberitahunya sama sekali.
" mereka tidak tau semua itu mas" balas Nara.
Atlas kemudian memeluk sang istri, jika ia tau akan terjadi seperti itu, dia pasti akan langsung memberitahu sang istri, jika mereka sudah menikah dan ia lah sebagai pelindung pengganti sang ayah.
" kenapa kamu tidak memberitahu mereka Dek?"
Nara hanya menggelakan kepalanya, " okey kalau kamu gak mau kasih tau mereka gapapa, tapi lain kali kalau ada masalah mas minta tolong kamu kasih tahu mas yaa, hal sekecil apapun itu, jangan semuanya kamu pendam sendiri dek"
Nara hanya mengagguk kepalanya sebagai jawaban.
" okey sekarang kita lupakan masalah itu, mas mau sekarang kamu happy,because having you is my happiness"ujar Atlas dan di akhiri kecupan singkat pada punggung tangan Nara.
...****************...
" KENAPA SAYA TIDAK TAU TENTANG PERNIKAHAN ITU?" bentak seorang lelaki bertubuh kekar dan berkulit coklat tersebut.
" Maaf bos, Non Nara saja baru mengetahui beberapa minggu yang lalu, dan kami tahu karena akan ada acara syukuran yang di gelar oleh pihak lelaki bos"jawab salah satu anak buahnya.
" siapa laki- laki itu?"
" Dia Dokter Atlas Ambrose Wildan atau biasa di kenal Gus Atlas pak, putra kedua kiyai Jauhary pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Kediri, sekaligus dokter otorpedi terbaik di rumah sakit x"
" sudah berapa lama mereka menikah?"
" sudah 4 tahun, mereka di nikahkan oleh tuan wijaya tepat seminggu, sebelum kecelakaan yang menimpa tuan wijaya"
" mengapa ayah menikahkan Nara dengan pria itu?"
" untuk pastinya saya tidak tau pak, tapi pria tersebut di suruh oleh tuan wijaya untuk melanjutkan pendidikan nya di bidang bisnis, supaya bisa membantu non Nara untuk mengelola wijaya grup"
" sial" umpat pria tersebut.
"kalian awasi terus gerak- gerak Nara dan juga pria sialan itu"pinta pria tersebut.
" baik pak"
" kalian boleh pergi"
kemudian para pria bersetelan hitam meninggalkan rumah megah tersebut.
" sial, jebakan gue 4 tahun lalu ternyata sia- sia,seharusnya gue dulu lec*h*n beneran tuh bocah" ujar Galang, pria tersebut bernama Galang, kakak angkat Nara.
" gue harus dapetin wijaya grup, bagaimanpun caranya"
...***************...
" hoamm" Nara bangun dari tidurnya,tepat pukul 3,Nara kemudian meraba tempat tidur di sampinya.
Nara membuka matanya dan tak melihat batang hidung sang suami, " pasti dia kecewa dech" batin Nara.
" loe mau berharap apasih Na,mana mau dia sama loe, loe itu wanita kotor" gumam Nara pada dirinya sendiri.
" lebih baik gue mandi terus sholat,mana gue juga belom sholat dhuzur lagi"
Nara kemudian bangkit dari tempat tidurnya,dan berjalan perlahan, karena entah mengapa bagian tubuh bawahnya sangat terasa nyeri sekali. "aww kenapa sakit banget sih,bukannya kalo sakit itu cuma di pertamanya, tapi kan dulu gue pernah ngelakuin sama kak galang,walau gue gak sadar".
Nara kemudian berjalan ke arah kamar mandi, Nara dan Atlas setelah berbicara tadi lebih memilih untuk memasan hotel di dekat rumah sakit x,dimana Atlas pekerja.
Setelah 40 menit membersihkan diri, Nara keluar dengan handuk kimono dan juga rambut yang masih setengah basah, ia berjalan secara perlahan untuk sampai di tempat tidur, " aww sakit banget gilaa"
" mana gue gak bawa baju ganti lagi, mukena gue ketinggalan di mobil mas Atlas lagi, ini gimana gue sholatnya"
Nara kemudian menyibakan selimutnya,ada bercak darah, " kok ada darah sih?"
Lama melamun Nara di kejut kan dengan suara ketukan pintu.
tok
tok
tok
" siapa? gak mungkin mas Atlas kan"
" apa petugas hotel?, tapi kan belom jadwal chek out"
" aduh jilbab gue kemana lagi" Nara ke bingungan mencari jilbabnya.
" ah bodo amat, pakek handuk saja" beo Nara kemudian memperbaiki handuknya agar menutup rambut dan juga lehernya.
" awww ini kenapa masih sakit sih" gumam Nara sambil berjalan ke arah pintu.
clek
" Mas Atlas"
Bagus ceritanya☺️🤍