Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
"Kenapa nak? Apakah ada sesuatu?" tanya bunda Nia kali ini. Karena setahu dia putra dari rekan bisnis sang suami adalah lelaki yang baik.
Zara mengambil handphone miliknya. Kemudian menunjukkan beberapa bukti yang pernah dia dapatkan. Dia menunjukkan kepada kedua orang tuanya. Ayah Bima dan Bunda Nia seketika tersentak melihat video adegan panas itu. Mereka menghentikan pemutaran video tersebut. Tanpa perlu melihat sampai akhir adegan tak layak didalamnya.
"Jadi inikah alasanmu dulu memaksa ingin bekerja di tempat Mas Tomo?" tanya Ayah Bima kepada sang putri.
Zara menganggukkan kepalanya.
"Zara akan menerima perjodohan ini jika memang lelaki itu benar-benar mencintai dan menerima Zara apa adanya. Tetapi setelah Zara tahu apa yang dia lakukan di belakang Zara. Maka Zara minta maaf ayah, bunda. Zara tidak bisa memenuhi permintaan ayah dan bunda. Zara tidak mau mempertaruhkan masa depan Zara dengan pria seperti dia," ucap Zara tegas.
Demi masa depannya maka dia harus berjuang. Karena penyesalan di akhir akan bikin nyesek banget.
Pak Bima menganggukkan kepalanya setuju. Dia menyukai pemikiran dewasa sang putri.
"Baiklah, ayah yang akan mengatakannya kepada keluarga Pak Wisnu. Dan ayah tidak akan membahas lagi permasalahan perjodohan tersebut," putus Ayah Bima membuat Zara bernapas lega. Akhirnya dia terbebas dari ikatan yang hampir saja membuat masa depannya berantakan.
"Lalu berita yang disampaikan oleh mbak Alin. Apakah itu benar?" tanya bunda Nia kali ini.
"Berita apa Bun?" tanya Pak Bima yang masih belum mengetahui apapun.
"Mbak Alin menelepon bunda, yah. Dan mengatakan jika putri kita dekat dengan putra mereka. Dan sepertinya mereka memiliki hubungan yang dekat. Bahkan mbak Alin berencana untuk segera melamar putri kita untuk putranya, Aven," terang bunda Nia.
"Lho, bukankah Aven statusnya adalah seorang duda ya?" tanya Ayah Bima dan bunda Nia pun menganggukkan kepalanya.
Ayah Bima menarik napas panjang. Dia menatap serius ke arah sang putri.
"Zara, bukannya ayah tidak setuju jika kamu berhubungan dengan Aven. Tetapi kamu harus pikirkan baik-baik apakah kamu siap menikah dengan seorang duda. Dia pernah mengalami kegagalan dalam rumah tangganya. Kemudian dia juga pernah memiliki masa lalu dengan seseorang yang menjadi mantan istrinya sekarang. Apakah kamu sanggup menjalani hidup bersamanya nanti?"
"Kalau ayah dan bunda, bukan mempermasalahkan status dudanya. Kalau kamu merasa bahagia dan nyaman bersamanya maka ayah bisa apa. Kami sebagai orang tua tentu akan mendukung keputusan kamu nak. Kami ingin kamu merasa bahagia dan pernikahan ini akan berlangsung selamanya. Itu adalah yang terpenting buat ayah dan bunda," jelas sang ayah panjang lebar.
Zara mengangguk mengerti. Dia sendiri juga sudah memikirkan hal ini masak-masak. Dan sebuah pernikahan bukan sesuatu yang harus buru-buru terjadi. Harus ada pemikiran matang untuk melangkah ke jenjang sana.
"Insyaallah Zara sudah siap, ayah bunda. Bang Aven selama ini sudah memberikan perhatian, kasih sayang dan juga rasa nyaman kepada Zara. Dan memang perasaan takut akan masa lalu bang Aven itu sempat Zara rasakan. Tetapi Zara percaya dengan bang Aven. Dia bisa menjadi calon imam yang baik untuk Zara. Karena itulah, mohon restui kami, ayah bunda," pinta Zara dengan tatapan memohon kepada kedua orang tuanya.
Ayah Bima dan Bunda Nia saling pandang. Keduanya saling berkomunikasi lewat tatapan matanya.
"Suruh Aven datang menemui ayah," putus ayah Bima.
Zara tersenyum mendengar ucapan sang ayah.
"Baik ayah."
❤️❤️❤️
TBC