NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 18

Malam sebelum serangan, paviliun utama klan Feng dipenuhi aura tegang. Di dalam ruangan strategis, peta besar kota Guangling dan markas Sekte Serigala Putih terbentang di meja. Feng Han berdiri di depan, menunjuk ke titik-titik strategis pada peta sambil menjelaskan rencana.

"Sekte Serigala Putih memiliki kekuatan besar, tapi mereka tidak tak terkalahkan," kata Feng Han dengan suara tegas. "Kita akan memanfaatkan struktur markas mereka. Serangan frontal tidak mungkin berhasil, jadi kita akan memecah fokus mereka. Li Shen, kau, aku, dan Feng Lian akan menerobos langsung ke pusat mereka, sedangkan pasukan utama akan menyerang dari tiga sisi."

Li Shen mengangguk, tatapannya penuh fokus. "Apa tujuan utama dari pasukan itu?" tanyanya.

"Mereka bertugas mengalihkan perhatian. Kita ingin membuat sekte berpikir bahwa serangan ini hanyalah gangguan, sehingga pertahanan di pusat markas melemah," jawab Feng Han. "Sementara itu, tugas kita adalah langsung menuju aula utama tempat patriark mereka, Luo Tian, berada."

Feng Lian, putri Feng Han, berdiri di samping ayahnya. Wanita berusia 22 tahun dengan rambut hitam panjang dan mata tajam itu mengenakan pakaian tempur yang elegan namun tangguh. Suaranya tenang namun tegas. "Aku sudah mempelajari rute masuk terbaik. Ada lorong bawah tanah yang jarang digunakan. Jika kita bisa masuk ke sana tanpa terdeteksi, peluang untuk mencapai aula utama akan jauh lebih besar."

"Bagus," jawab Li Shen sambil tersenyum tipis. "Tapi jika kita sampai ketahuan, aku harap kalian siap menghadapi kekacauan."

Feng Han tersenyum kecil. "Kekacauan adalah bagian dari perang, Li Shen. Tapi aku yakin kita akan berhasil. Jika kau bisa menghadapi patriark mereka, aku dan Feng Lian akan memastikan tidak ada yang menghalangimu."

Hari Penyerangan.....

Langit masih gelap ketika pasukan klan Feng bergerak. Dalam diam, mereka menyusup ke sekitar markas Sekte Serigala Putih, memanfaatkan bayangan dan medan untuk menyembunyikan keberadaan mereka.

Tiga kelompok pasukan mulai menyerang dari tiga sisi berbeda, menghancurkan gerbang dan memicu alarm. "Serangan! Serangan!" teriak salah satu penjaga Sekte Serigala Putih. Suara lonceng peringatan bergema di seluruh markas, membuat para murid sekte berhamburan keluar dengan senjata di tangan.

Namun, di tengah kekacauan itu, Li Shen, Feng Han, dan Feng Lian menyelinap melalui lorong bawah tanah yang gelap dan sempit. Suara gemuruh pertempuran di atas hanya terdengar samar di sana.

"Lorong ini cukup sempit," bisik Feng Lian sambil menyiapkan pedangnya. "Tapi kita harus tetap waspada. Bisa saja ada jebakan."

Li Shen berjalan paling depan, energi dari ranah Jiwa Emas memancar lembut dari tubuhnya. "Jika ada jebakan, aku akan menghancurkannya," katanya singkat.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di sebuah pintu besi besar. Feng Han memeriksa pintu itu dengan saksama. "Pintu ini menuju aula utama," katanya. "Tapi kemungkinan besar ada penjaga di dalamnya."

Li Shen meletakkan tangannya di pintu itu, merasakan energi di baliknya. "Ada beberapa orang di sana… tapi tidak banyak. Kita bisa mengatasinya."

Dengan isyarat dari Feng Han, Li Shen mendorong pintu itu perlahan. Suara gesekan logam menggema, dan cahaya dari dalam ruangan menyinari lorong gelap itu.

Di dalam, beberapa murid sekte berlari ke arah mereka dengan tombak terangkat. "Siapa kalian?! Beraninya kalian masuk ke sini!" salah satu dari mereka berteriak.

Li Shen hanya tersenyum tipis. "Kalian tidak punya waktu untuk menyesal."

Ia melangkah maju, mengangkat tangannya, dan melepaskan gelombang energi yang menghancurkan ke arah para murid.

"BOOOMM!"

Suara ledakan energi mengguncang ruangan itu, menghancurkan dinding dan membuat para murid terlempar.

Feng Lian bergerak cepat, memotong siapa saja yang mendekat dengan pedangnya. Sementara itu, Feng Han menahan gelombang serangan dari sisi lain ruangan.

Setelah beberapa saat, aula utama mulai kosong dari perlawanan. Feng Han menghela napas panjang dan melihat ke arah Li Shen. "Pertarungan sebenarnya belum dimulai," katanya.

Li Shen mengangguk, matanya bersinar dengan tekad. "Aku sudah menunggu ini. Sekarang, ayo kita temui patriark mereka."

Aula utama Sekte Serigala Putih dipenuhi aura tegang. Lima tetua sekte berdiri berjajar dengan ekspresi dingin, masing-masing memegang senjata unik—tombak panjang dengan kilauan energi. Mereka memancarkan tekanan yang sangat kuat, aura mereka melingkupi seluruh ruangan.

"Beraninya kalian menerobos masuk ke sini," salah satu tetua berkata dengan suara berat. "Apakah kalian tidak sadar bahwa ini adalah akhir dari hidup kalian?"

Feng Han maju, meski napasnya sedikit berat setelah pertempuran sebelumnya. "Sekarang aku sadar mengapa sekte ini begitu membusuk. Kalian adalah dalangnya. Hari ini, kehancuran sekte ini dimulai."

Tetua yang lain tertawa sinis. "Kehancuran? Dari tiga orang seperti kalian? Jangan membuat kami tertawa. Kematian kalian akan menjadi hiburan."

Li Shen hanya berdiri dengan pedangnya yang telah diperbaiki sebelumnya di tangan. "Cukup bicara. Jika kalian pikir bisa menang, buktikan saja."

Lima tetua menyerang serempak. Dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa, tombak mereka melesat dengan energi yang memancarkan kilatan cahaya berwarna merah.

Feng Lian melompat ke depan, pedangnya membentuk lengkungan cahaya hijau yang menghadang serangan salah satu tetua. "Aku tidak akan mundur!" teriaknya, wajahnya penuh tekad.

Feng Han, meski lebih tua, masih mampu bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia memutar tombak pendek miliknya, menangkis dua serangan sekaligus dari tetua lain. Namun, jumlah musuh yang banyak membuatnya kewalahan.

Li Shen, di sisi lain, bergerak dengan tenang namun mematikan. Satu tetua mencoba menusuknya, tetapi ia menghindar dengan gesit, lalu membalas dengan serangan yang menghancurkan. Pedangnya berkilat, menebas udara dengan energi yang menghancurkan, memaksa tetua itu mundur beberapa langkah.

"Hentikan dia! Fokus pada Li Shen!" salah satu tetua berteriak, menyadari bahaya yang paling besar.

Dua tetua menyerang Li Shen bersamaan, tombak mereka melesat seperti kilat. Namun, Li Shen menggunakan teknik yang baru disempurnakannya—"Langkah Kehancuran!" Ia melompat ke udara, lalu menghantam salah satu tetua dengan energi mematikan. "BOOOOMMM!" Tubuh tetua itu terlempar keras ke dinding, menghancurkan batu-bata dan membuat ruangan bergetar.

Tetua itu tersungkur, darah mengalir dari mulutnya, lalu ia tidak bergerak lagi.

Di sisi lain, Feng Lian berhadapan dengan tetua yang jauh lebih kuat darinya. Ia mencoba bertahan, tetapi satu serangan tombak yang penuh energi berhasil menembus pertahanannya. "AAARRRGHH!" Feng Lian terpental, darah segar keluar dari luka di bahunya.

"Lian!" Feng Han berteriak, tetapi serangan tombak lain datang ke arahnya, memaksanya mundur. Ia berhasil menghindari serangan mematikan, tetapi luka baru muncul di dadanya. Napasnya semakin berat, dan ia tahu tubuhnya sudah hampir mencapai batas.

Tetua yang tersisa tertawa kecil. "Apa yang kalian pikirkan? Sekarang kalian hanya menjadi beban."

Li Shen melihat kondisi Feng Han dan Feng Lian. Ia menggertakkan giginya, kemarahan terpancar dari matanya. "Berani-beraninya kalian!"

Dengan kecepatan luar biasa, ia menyerbu ke arah tetua yang menyerang Feng Lian. Pedangnya berkilat, dan dalam satu serangan yang mematikan, kepala tetua itu terlempar dari tubuhnya.

"BOOOOMM!"

Gelombang energi dari serangan Li Shen membuat tiga tetua yang tersisa mundur beberapa langkah.

Feng Han, meski terluka, berkata dengan suara lemah, "Li Shen, kami tidak bisa melanjutkan. Kami akan mundur dan mencari bantuan. Jangan mati di sini."

Li Shen menatap mereka sejenak dan mengangguk. "Pergilah. Aku akan menyelesaikan ini."

Li Shen kini berdiri sendiri di tengah aula yang porak-poranda. Tiga tetua yang tersisa menatapnya dengan kebencian. "Kau pikir bisa mengalahkan kami sendirian?" salah satu dari mereka berkata.

Li Shen hanya tersenyum dingin. "Aku tidak berpikir. Aku tahu aku bisa."

Pertempuran semakin sengit. Li Shen mengandalkan kekuatan barunya dari ranah Jiwa Emas, setiap serangannya membawa energi yang mematikan.

Tetua pertama mencoba menusuknya, tetapi Li Shen memblokir serangan itu dengan mudah, lalu memutar tubuhnya dan menghantamkan pedangnya ke perut tetua itu. "CRACK!" Tulang dan organ hancur, tetua itu roboh dengan darah yang mengalir deras.

Dua tetua yang tersisa menyerang bersamaan, tombak mereka melesat dengan kecepatan luar biasa. Li Shen menghindar dengan gerakan anggun, lalu melompat ke udara. Dengan satu serangan vertikal, ia menghancurkan tombak salah satu tetua, membuatnya tak berdaya.

"Tidak mungkin…!" tetua itu berteriak sebelum pedang Li Shen menebas lehernya, mengakhiri hidupnya.

Tetua terakhir, meski ketakutan, mencoba menyerang lagi. Namun, Li Shen sudah terlalu kuat. Ia menangkap tombak tetua itu dengan tangan kosong, lalu menghancurkannya menjadi serpihan. Dengan satu tinjuan yang penuh energi, ia menghancurkan kepala tetua itu.

"BOOOOOMMM!"

Ruangan bergetar, darah dan pecahan tulang beterbangan.

Li Shen berdiri di tengah aula yang hancur, napasnya stabil meskipun ada luka kecil di tubuhnya. "Sekte ini akan merasakan akhir mereka," katanya pelan, matanya penuh dengan tekad.

Langit gelap, memberikan nuansa mencekam pada medan perang di sekitar markas utama Sekte Serigala Putih. Udara dipenuhi bau darah dan debu, bercampur dengan aroma tanah yang basah setelah pertarungan sengit berlangsung. Cahaya bulan samar-samar menembus awan kelabu, memantulkan kilau pada pedang dan tombak yang berserakan di tanah.

Di pelataran utama, mayat-mayat bergelimpangan—baik dari pihak klan Feng maupun murid Sekte Serigala Putih. Beberapa murid yang masih hidup berlarian dalam ketakutan, membawa senjata mereka dengan gemetar. Suara erangan orang-orang yang terluka terdengar di mana-mana, menciptakan harmoni suram di tengah malam yang hening.

Paviliun megah markas Sekte Serigala Putih berdiri menjulang, tetapi keangkuhannya mulai luntur. Dinding-dindingnya yang putih kini ternoda darah, retak akibat ledakan energi yang terjadi sebelumnya. Beberapa bagian atapnya roboh, menunjukkan bahwa serangan dari pihak klan Feng telah memberikan dampak besar.

Di sudut halaman, pasukan dari klan Feng tampak berkumpul, menyusun ulang formasi mereka setelah pertempuran panjang. Beberapa dari mereka membantu rekan yang terluka, membalut luka dengan kain seadanya. Seorang pria tua, seorang pendekar senior dari klan Feng, berdiri dengan tongkatnya, memimpin kelompok untuk menjaga perimeter agar tidak ada murid sekte yang melarikan diri.

"Kita sudah memukul mundur sebagian besar pasukan mereka," kata salah satu pendekar klan Feng dengan napas terengah-engah. "Tapi kita belum melihat patriark mereka keluar. Dia pasti bersembunyi di dalam."

Sementara itu, jauh di sisi lain, murid-murid sekte yang tersisa mencoba berkumpul kembali. Dengan wajah pucat dan penuh ketakutan, mereka menunggu perintah dari pemimpin mereka. Namun, tanpa para tetua dan pemimpin yang lain, mereka seperti anak ayam yang kehilangan induk.

Suara serangan sebelumnya masih terngiang di udara, menggema dari dinding-dinding batu. "BOOM! BOOM!" Teriakan perang dan dentingan senjata terdengar sayup-sayup, semakin jauh dari pusat markas saat Li Shen melanjutkan langkahnya lebih dalam.

Di tengah situasi kacau ini, suasana terasa begitu tegang, seolah seluruh alam berhenti untuk menyaksikan momen klimaks yang akan segera terjadi. Markas sekte yang dulu begitu angkuh kini berada di ambang kehancuran, hanya menunggu pukulan terakhir yang akan membawa kejatuhan total mereka.

Li Shen melangkah keluar dari aula yang porak-poranda, tubuhnya sedikit kotor oleh darah dan debu, tetapi auranya memancarkan ketenangan yang mematikan. Pedangnya ia pegang erat, meskipun sedikit retak akibat pertarungan sebelumnya. Ia melihat sekilas ke arah pasukan klan Feng di kejauhan, lalu ke arah murid-murid sekte yang tersisa.

"Waktunya mengakhiri ini," katanya pelan, matanya tajam menatap paviliun utama di depan. Suasana sunyi yang melingkupi tempat itu terasa seperti detik-detik sebelum badai besar menghantam.

Li Shen menarik napas dalam, lalu melangkah maju menuju ruang terdalam markas—tempat di mana patriark sekte menunggu. Aura kehancuran menyelimuti dirinya, sementara langkah-langkahnya bergema di lantai batu, menandai awal dari akhir Sekte Serigala Putih.

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!