" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
" Oke.. aku bakal keluar dari mobil kamu, tapi Neta perlu kamu tahu, aku tidak pernah menganggap kamu seperti apa yang kamu katakan, justru aku takut aku yang takut kehilangan kamu, disaat kamu tahu siapa Ayahku "
Neta terdiam ia mencerna ucapan Dika.
" Apa jangan-jangan aku diterima di perusahaan Ayah mu atas campur tangan mu ? " tanya Neta sinis.
" Tidak.. tidak sama sekali, aku tidak pernah tahu perekrutan karyawan baru di perusahaan, itu urusan bagian HRD dan Divisi Personalia, akupun juga tidak pernah tahu jika kamu bekerja di perusahaan Ayah, kamu tahu sendiri kan semenjak lulus sekolah dulu apa kita pernah bertemu lagi ? tidak kan, kita dipertemukan kembali saat kamu melanggar lalu lintas " Dika menjelaskan.
Neta kembali terdiam, ia kembali mencerna ucapan Dika, ada benar nya juga apa yang diucapkan Dika.
" Tapi kenapa kamu harus berbohong, apa susahnya jika kamu mengatakan jika Pak Arman adalah Ayah kamu sendiri dan kamu tidak perlu mempengaruhi yang lain untuk tutup mulut "
" Maafkan aku Net.. aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika kejadian ini membuat kamu tidak nyaman " Dika ke Neta.
" Aku malu Dik.. seluruh karyawan di perusahaan ini hormat ke kamu, karena kamu anak dari pemilik perusahaan MGM Grup, sedangkan sikapku ke kamu.. seorang karyawan biasa.. ck... " Neta menghempaskan tubuhnya ke senderan kursi kemudi.
" Neta.. aku tidak mempermasalahkan itu, justru saat aku tahu kamu bekerja di perusahaan Ayah, aku merasa sangat bahagia, apalagi ketika aku mendengar laporan kinerja mu untuk perusahaan MGM Grup ".
Neta kembali terdiam.
" Maaf ya.. " Dika memelas memperhatikan wajah Neta.
" Ya sudah lah.. sudah selesai kan ? silakan kamu keluar dari mobilku " Neta membuka pintu mobil untuk Dika.
" Tapi Net.. kita baik-baik saja kan ? jangan karena kesalahpahaman ini kitaa.... "
" Kita apa ? " tanya Neta memotong pembicaraan Dika.
Dika terdiam.
" Kita apa ? " Neta menekankan.
" Kita menikah ! " Dika dengan santai.
" Ck.. apaa sih kamu ! keluar gak Dika .. aku mau pulang.. ! upss .. Pak Dika.. ! " Neta ke Dika.
Dika masih duduk dengan santai di kursi penumpang.
" Oke kalo kamu gak mau turun, buang-buang waktu " Neta menyalakan mesin mobil, lalu bersiap untuk melajukan mobilnya.
Dika tersenyum ke Neta.. membuat Neta kembali kesal ke Dika seperti semasa sekolah dulu. Neta tidak memperdulikan Dika, ia mulai melajukan mobilnya, sesampainya di gerbang utama perusahaan.
" Stop ! " Dika meminta Neta menghentikan mobilnya.
" Aku turun sekarang, tapi... "
" Tapi apalagi Ka ? " Neta sudah kesal.
" Kita Nikah ! "
" Dikaaa.. kamu bener-bener ya... " Neta memukul Dika dengan bantal yang ia simpan di kursi belakang.
" Aw.. aw.. udah dong.. Neta... kalau kamu kaya gini, berarti kamu setuju kita nikah besok "
" Keluarrr.. keluarrr.... " Neta membuka kembali pintu mobil untuk Dika.
" Oke... makasih yaa kamu sudah mau menikah sama aku "
Neta mengambil bantal kecil nya lagi lalu dilempar ke arah tubuh Dika, Dika berlari keluar lalu ia menutup pintu mobil Neta.
" Huuffttttt..... Aarrggghhhh Dikaaaa.... ! " Neta kembali melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah.
...****************...
Dika mengambil bantal kecil Neta, yang tadi Neta lemparkan kearahnya. Dika tersenyum kecil melihat bantal itu.
Di depan lobby sudah ada satpam dan beberapa karyawan berbaris seperti sedang melihat pertunjukan gratis, kejadian dimana Dika keluar dari mobil Neta, lalu dilempar bantal kecil oleh Neta.
Dika masih berjalan saat ia melewati Lobby ia heran mengapa banyak karyawan dan satpam yang melihat kearah nya.
" Ada apa ? kenapa berkumpul disini ? " tanya Dika.
" Oh.. tid..ti..tidak Pak Dika.. tidak ada apa-apa" Satpam salah tingkah.
Beberapa karyawan pun menjadi salah tingkah.
" Kalian ? bukannya sudah waktu nya pulang ? " Dika kepada karyawan Ayah nya.
" I..iya Pak Dika kami akan segera pulang "
" Ayo.. pulang-pulang " satpam kepada para karyawan.
Dika hanya menggelengkan kepalanya. Ia kembali berjalan menuju parkiran mobil. Ia masuk kedalam mobil, menyalakan mesin, mobil melaju meninggalkan MGM Grup.
Di Lobby, masih ada beberapa karyawan, ada yang masih menunggu jemputan, ada yang masih menunggu rekannya dan lainnnya.
" Eh.. itu.. Pak Dika kok keluar dari mobil Neta ? " tanya salah satu karyawan.
" Hah.. Neta mana ? "
" Yang karyawan baru itu, Divisi Personalia, Ganeta nama aslinya sih "
" Ohh yang bulan kemarin baru di nobatkan menjadi karyawan terbaik versi MGM Grup? ".
" Tepat "
" Kenapa dia ? "
" Itu.. Pak Dika keluar dari mobilnya "
" Hah.. emang dia siapanya Pak Dika ? "
" Gak tau deh, jangan-jangan dia ngegoda Pak Dika "
" Masa sih ? "
" Kali aja.. "
Disaat yang bersamaan Prisilla datang ia sedikit mendengarkan percakapan karyawan yang lain.
" Ehh ada apaan sih ? " tanya Prisilla.
" Hmm.. itu Pak Dika keluar dari mobilnya Neta.
" Hahh... Pak Dika ? "
" Hmmm... "
" Ada urusan apa mereka ? " tanya Prisilla lagi.
" Mana gue tau "
Prisilla menghentakkan kakinya.
" Neta.. lo udah nyalip gue di kandidat karyawan terbaik, padahal lo masih baru kerja disini, sekarang lo mau embat Dika juga.. jangan-jangan lo jadi karyawan terbaik karena lo deketin Dika anak nya Pak Arman, gak bisa didiemin " batin Prisilla.
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻