Angin kekacauan berhembus dari utara, membawa peperangan yang tiada akhirnya. Seorang pemuda berjubah merah berdiri di atas takhtanya, memandang tiga alam di bawah kakinya. Qin Shan menutup matanya dan mulai mengangkat pedangnya ke atas langit tertinggi seraya berkata, “Beri aku waktu seribu tahun untuk mengakhiri kekacauan ini.”
Genre: Wuxia, Xianxia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LEVIATHAN_M.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 32 - Kemarahan Yang Mencapai Puncak
"Apa?! Darimana datangnya bocah ini? Kalian, bunuh Bocah bertombak itu!"
"Baik, ketua!"
Ye Duan memasang ekspresi buruk, dia tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang seperti Hu Jie sebelumnya. Saat ini dia telah dikuasai oleh kemarahan.
"Benar-benar manusia yang kurang ajar! Akan ku ajarkan kepada kalian apa itu rasanya disiksa!"
Hu Jie sekarang tertawa kecil, dia kemudian menghampiri Ling Yue dan Bei Mu yang terdiam sesaat melihat kedatangan Ye Duan.
"Hehe... Tenang, mereka tidak akan mengganggu kita bersenang-senang..." senyum di wajah Hu Jie semakin melebar.
Jika saja energi Qi milik Ling Yue telah pulih maka orang seperti Hu Jie bukan tandingannya, dia hanya tidak berada dalam kondisi tubuh yang optimal saja!
"Hmph! Bermimpi saja kau!" ucap Ling Yue marah. Disisi lain, Bei Mu, sepertinya dia sudah tidak bisa menggerakan tubuhnya lagi. Dia memang sempat merasa ada kesempataan saat melihat kedatangan Ye Duan, namun saat ini dia sedang dihadapkan dengan Hu Jie sendiri yang tidak bisa dia lawan.
Ye Duan saat ini masih bertarung dengan 4 orang yang menggunakan pedang dari kelompok Hu Jie. Dia dengan mudahnya memainkan tombaknya untuk menangkis serangan yang datang padanya. Sesekali dia juga terkena sedikit goresan pedang.
"Hmph! Hanya ini kemampuan kalian? Sebaiknya kalian tidak mengikuti ujian ini!" Ye Duan mengambil posisi untuk menyerang, lalu dia memutar tombaknya dan mengarahkannya ke salah satu anggota kelompok Hu Jie yang mengenakan jubah Hitam.
"Hujan Tombak!"
Suara tombak yang sangat kencang menderu diudara, orang yang menggunakan pedang itu tampak sangat kesulitan untuk menangkis maupun menghindari serangan tombak Ye Duan.
"Uhkk!!"
Tiga orang yang menggunakan pedang dibelakang pria berjubah hitam itu kemudian ikut membantu mengatasi serangan Ye Duan.
"Hahaha! Kalian semua telah masuk perangkapku!" kata Ye Duan tiba-tiba, dia segera mengangkat tombaknya tinggi-tinggi lalu menghempaskannya kebawah. "Tombak Pengguncang Gunung Timur!"
.....
Disumur saat ini Qin Shan berada.
"Huh... Akhirnya aku keluar dari tempat itu,"
Qin Shan yang sebelumnya berada didalam sumur telah keluar dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Meskipun aura membunuh didalam dapat dia tekan menjadi sedikit melemah, namun tetap saja itu sangat kuat.
"Aku sungguh tidak menyangka tentang apa yang ada didalam sana... Tapi mengapa para tetua Klan tidak mengetahui tentang hal itu?"
Ini menjadi keanehan bagi Qin Shan, jika sumur itu memancarkan aura membunuh yang pekat, bukan tidak mungkin bagi para tetua Klan untuk mengetahui hal tersebut.
"Mungkinkah itu dikarenakan aura membunuh ini tidak dapat ditembus oleh Persepsi Jiwa?" saat Qin Shan mencoba untuk menggunakan persepsi jiwanya untuk mengetahui isi dari dalam sumur, dia berhasil. Ini mungkin karena kekuatan jiwanya yang saat ini hampir mencapai Jiwa Hitam.
"Sudahlah, yang penting sekarang.... Dimana Ye Duan?" gumam Qin Shan sambil melihat kesekeliling. "Bukankah dia bilang, dia akan menungguku disini?"
Setelah beberapa saat Qin Shan merasakan adanya unsur Qi yang menyebar, artinya terdapat pertarungan di suatu tempat.
"Aku menjadi cemas dengannya... Semoga saja dia tidak membuat masalah,"
Qin Shan segera menuju kearah pertarungan yang dia rasakan itu berlangsung.
.......
"Ughh!!"
"Ahhk!"
Keempat orang berpedang yang dilawan Ye Duan seketika terkapar ditanah ketika serangan terakhir Ye Duan mendarat tepat ditubuh mereka.
Hu Jie pun tersentak kaget begitu melihat anak buahnya dikalahkan dengan mudahnya oleh Ye Duan. Dia sempat merasa sedikit takut, namun dia memiliki suatu rencana didalam kepalanya.
"Tunggu! Jika kau mendekatiku maka perempuan ini akan kubunuh!" kata Hu Jia sambil mengacungkan pisau tajamnya kearah Ling Yue.
Bei Mu yang berada tepat disamping Ling Yue hanya bisa menatap dengan takut lalu terjatuh ketanah.
"Sebentar! Baiklah aku akan tetap berada disini!" balas Ye Duan sambil mengangkat tangannya. Dia sebelumnya berniat segera menyerang Hu Jie setelah selesai berurusan dengan antek-anteknya.
"Sial! Orang ini terlalu licik! Aku hanya bisa berharap semoga Saudara Qin telah keluar dari sumur dan menuju kearah sini!" gumam Ye Duan dalam hati.
"Ya, hahaha! Bagus, seperti itu! Diamlah disana dan aku akan membawa gadis ini bersamaku... Bagaimana, bukankah itu akan menyenangkan nona cantik?" wajah Hu Jie menampakan nafsu yang besar saat matanya melirik seluruh tubuh Ling Yue yang tampak berisi itu. Dia bahkan sempat meneteskan air liur.
Ye Duan sekarang dipuncak amarahnya, dia paling tidak suka melihat wanita dipermainkan didepan matanya.
"Kau! Kalau kau berani, maju dan lawam aku disini! Jangan menyeret seorang wanita seperti itu!" ucap Ye Duan geram.
"Ha? Apa maksudmu? Tujuan awalku hanyalah untuk membawa dua wanita ini, bukan untuk bertarung..."
Ye Duan kehabisan kata-katanya, dia sangat ingin menggenggam tombaknya lalu melepaskannya kearah kepala Hu Jie!
Namun tiba-tiba, seorang pemuda yang berpakaian biru terang muncul dari balik pepohonan. Dia menampakan kemarahan pada wajahnya, solah dia dapat membunuh siapa saja dengan satu serangan. Sangat menakutkan.
Ketika Hu Jie menatap pemuda tersebut, tubuhnya tidak bisa bergerak karena aura membunuh yang pekat terarah padanya.
"Siapa yang berani menyakitimu, Saudari Ling Yue?"
.....
500 ribu km , jauh boss ,...
500000 km = 39 kali diameter bumi , atau
= 12 kali keliling bumi ,...
69 3
hhhhhh