Dia bukan kekasihku, sampai kapanpun dia sahabat baik dalam hidupku. -Andre Alexander Geraldy-
Dia bukan sekedar sahabat bagiku, dia juga cinta pertamaku. -Belinda Roger Smith-
Suatu hari mereka di hadapkan dalam situasi terbalik, Andre yang sekian lama menganggap Bella hanya sebagai sahabat, tiba tiba merasa gelisah, karena ada hal tak biasa yang ia rasakan.
Tak terima jika Bella yang dianggapnya hanya sahabat, serta selama ini mencintai Andre, tiba tiba memberikan kabar pertunangan.
Bahkan sebentar lagi menikah dengan Jonathan, pria yang sejak lama mencintai Bella.
Bagaimana rasanya jungkir balik dunia Andre, ketika akhirnya, ia menjadi suami Bella, namun wanita itu, menyimpan nama pria lain dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.
31.
Andre membalik tubuh Bella, hingga mereka kini berhadapan, kini ia ganti mengabsen bibir sang istri, pada awalnya Bella terlihat diam dan tak membalas, tapi lama kelamaan Bella seperti merasakan tubuhnya kembali tersiram air hujan yang tengah lama ia nantikan.
Tak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatan, Andre membawa Bella menuju tempat tidur, dan tepat Ketika tubuh Bella menyentuh tempat tidur, terdengar suara ketukan pintu, kedua insan itu terus melanjutkan aktivitas yang baru pertama kalinya mereka lakukan, sungguh sungguh tak ingin menghiraukan suara pintu yang terus di ketuk.
Tapi rupanya si pengetuk pintu pun tak ingin menyerah, ia terus mengetuk bahkan kini memanggil manggil si pemilik kamar.
"And …" teriak Kevin dari balik pintu.
Seketika keduanya kembali ke alam sadar mereka, Andre menggeram sesaat, ia menenggelamkan kepalanya ke bantal seraya memaki saudara kembarnya, "Kevin 5ial4n …" umpatnya dengan suara yang teredam oleh keberadaan bantal, namun sekejap kemudian ia kembali mengangkat wajahnya, melihat Bella sudah meringkuk memunggunginya, kedua tangannya memegangi selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Andre membuang nafas kasar, kemudian bergerak turun dari tempat tidur.
Suara ketukan pintu masih terdengar, dan tampaklah seringai wajah menyebalkan milik saudara kembarnya.
Kevin nampak mengulum senyuman melihat ekspresi wajah adik kembarnya, nampak sekali ia sedang berusaha menetralkan perasaannya yang sedang bergemuruh menahan sesuatu yang ingin segera ia tuntaskan.
"Apa?" Sentak Andre Kesal.
"Ayo kita turun dan makan malam." Jawab Kevin sambil menahan senyum kemenangan.
Dan Andre sungguh tak suka, ia merasa tengah di permainkan oleh kembarannya. "Aku belum mandi, puas!!!."
BRAK!!!
Dengan kasar Andre menutup pintu kamarnya, ia sungguh kesal dan kepalanya terasa pusing berdenyut karena belum sempat menuntaskan apa yang kini tengah ia inginkan.
Namun kemudian ia tersenyum manakala mendapati istrinya masih meringkuk di posisi semula.
Andre tersenyum kemudian kembali menghampiri Bella yang masih terdiam, ia kembali menenggelamkan wajahnya di tengkuk dan rambut Bella, tangannya bahkan mulai bergerak tak terkendali.
Namun beberapa detik kemudian, telinga Andre menangkap suara isak tangis, seketika ia mendongak, "maaf, apa aku terlalu terburu buru," bisik nya di telinga Bella.
Bella menggeleng kuat begitupun tangis nya yang terdengar semakin kuat, ia bahkan tak berani menatap wajah Andre yang kini begitu dekat di telinganya.
"Hei tatap aku," bujuk Andre, ia menangkup wajah Bella yang kini berurai air mata, hingga wajah mereka kini berhadapan. "Kamu tak menginginkan nya?"
Lagi lagi Bella menggeleng, "bukan, bukan itu masalahnya."
"Lalu?"
"Aku ingin memberikannya padamu, tapi rasanya tidak adil untukmu, karena aku masih menyimpan nama pria lain di hati dan kepalaku." Ucap Bella jujur, ia tak ingin membohongi Andre, apalagi menyakitinya, karena jujur saja, perasaannya saat ini belum sepenuhnya menerima sikap baik yang Andre tunjukkan, hati nya masih menginginkan lebih banyak bukti.
Andre terdiam sesaat, beberapa saat yang lalu, keinginannya sungguh menggebu ingin segera dituntaskan, namun mendengar perkataan Bella, tiba tiba semua nya layu seketika, wajahnya muram, gairahnya mendadak terbang melayang, namun sayapnya serasa di patahkan.
Beginikah rasanya sebuah penolakan, ia baru sekali merasakan penolakan Bella, tapi kenapa rasanya begitu menyakitkan, pastilah selama ini Bella sangat menderita karena sikap dan penolakannya, di tatapnya mata hijau safir yang kini basah oleh air mata, nampak sekali istrinya tengah merasa sangat bersalah, walau Andre ingin marah, tapi ia sungguh tak tega melakukannya, justru dipeluknya wajah cantik yang kini basah karena air mata.
Beberapa saat kemudian, setelah Bell puas menumpahkan tangisnya.
"Lekaslah berpakaian, aku akan mandi sebentar, setelah itu kita turun untuk makan malam." Susah payah Andre berusaha membuat suaranya terdengar normal, walau dadanya bergemuruh menahan rasa cemburu yang mulai menyeruak, tiba tiba ia merasa tak rela, Bella yang sudah resmi menyandang status sebagai istrinya, namun masih menyimpan nama Jonathan di hatinya.
Andre melempar senyum sekilas sebelum beranjak dari tempat tidur, kemudian tubuhnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
Bella menatap nanar tubuh Andre yang menghilang di balik pintu kamar mandi, bohong jika sesaat lalu ia tak merasakan apa apa, buktinya ia tak menolak ketika Andre menggendongnya ke tempat tidur, bahkan tubuhnya merespon dengan baik setiap sentuhan suaminya, namun ketika terdengar suara ketukan pintu, tiba tiba bayangan Jonathan melintas di kepalanya, seketika rasa bersalah menyeruak menggantikan semua debaran penuh damba yang baru saja ia rasakan, dan air matanya pun mengalir begitu saja.
Andre membiarkan air dingin memadamkan panas membara di tubuhnya, matanya terpejam, sementara tangannya terkepal kuat, "aaaaarrrrggghhh …" Andre berteriak keras seraya melabuhkan sebuah tinju ke dinding kamar mandi, ingin sekali ia menghajar seseorang.
Hatinya yang semula berbunga kini porak poranda seketika.