Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09 Longsor Salju
"Ini malam pertama kita di sini sayang, jangan habiskan waktu dengan berdebat" ucap Sankara sambil melangkah menuju ranjang, dengan lembut dia meletakkan beatrice di ranjang luas tersebut.
"Tok... tok... tok..." baru saja mereka akan memulai samar samar terdengar ketukan pintu dari kamar sebelah.
Gabriel memanggil Sankara dengan nada mendesak
"Brengsek, apa tidak bisa Gabriel tidak menggangu ku saat ingin menikmati waktu santai ku, dari pagi dia selalu menggangu ku bahkan sampai malam pun dia belum puas kalau belum menggangu ku" umpat Sankara
"temui saja dulu, siapa tau aja yang penting" ucap Beatrice sambil mengusap pipi Sankara untuk menenangkan kemarahan suami nya tersebut.
Sankara turun dari ranjang, dan berjalan menuju pintu, membiarkan pakain nya dan rambut nya yang sedikit berantakan.
Sankara membuka pintu dan menatap ke arah pintu kamar nya di mana Gabriel sedang berdiri dengan wajah sedikit panik.
"Kenapa?" tanya Sankara dengan nada dingin yang membuat Gabriel merasa sedikit bersalah, tapi mau gimana lagi kabar yang dia bawa nya terlalu darurat dan emergency
"Maafkan saya tuan muda, saya menggangu istirahat anda dan Lady, saya terpaksa melakukannya karena ada bencana yang terjadi di desa kaki gunung" terang Gabriel
"Ada apa? apa yang terjadi?" tanya Sankara dengan kening berkerut dia sedikit memperbaiki ekspresi nya melihat kegugupan asisten pribadi nya tersebut.
"Ada longsor salju di sana tuan muda, hampir lima puluh persen desa terdampak bencana tersebut" lapor Gabriel
"Longsor? kalau begitu siapkan lima puluh pasukan, kita berangkat segera, aku akan segera bersiap. Persiapkan juga Kiku, dalam perjalan malam dia yang paling kompeten" ucap Sankara
"Baik tuan" ucap Gabriel dengan cepat pria muda itu meninggalkan Sankara.
Kiku adalah kuda milik Sankara, Sankara memiliki dua kuda tangguh berukuran besar Kiku dan Kika, kiku berwarna putih seperti salju dan Kika berwarna sehitam bayangan.
"Aku harus pergi, maaf malam ini tidak bisa menemani kamu di sini, kamu istirahat lah dulu, aku akan kembali secepat nya" ucap Sankara sambil mencium kening Beatrice dengan lembut
"Ada apa?" tanya Beatrice
"Ada sedikit bencana alam, aku harus ke sana" ucap Sankara
"baiklah, hati hati pakai mantel tebal, malam ini sangat dingin" ucap Beatrice pada sang suaminya yang di jawab Sankara dengan anggukan kepala.
Beatrice melambaikan tangan dari balkon saat iring iringan Sankara dan pasukan nya meninggalkan halaman kastil dengan kecepatan maksimal, kuda putih Sankara terlihat seperti bayangan putih di kegelapan malam.
Beatrice bolak balik di atas ranjang, bagaimana pun dia mencoba tidur tapi mata nya tidak bisa terpejam, akhir nya beatrice memutuskan untuk bangun dan berjalan turun menuju lantai satu.
Beberapa maid masih terlihat bangun dan mengobrol bersama membahas bencana yang sedang melanda wilayah mereka.
"Lady anda belum tidur?" Seorang kepala pelayan wanita menyapa Beatrice yang menuruni tangga dengan langkah tertatih.
kepala pelayan wanita tersebut yang tau kondisi kaki Beatrice berjalan mendekat dan membantu Beatrice turun.
"Bagaimana kondisi nya? apa sudah ada kabar?' tanya Beatrice
"belum ada kabar pasti nyonya, pembawa pesan yang baru saja datang sedang bersama tuan besar dan butler George di ruang kerja tuan besar." jawab kepala maid tersebut
"di mana ruang kerja tuan besar? Aku ingin ke sana" tanya Beatrice
"akan saya antar nyonya" ucap kepala pelayan wanita tersebut.
"terima kasih" ucap Beatrice
"sama sama Lady" jawab nya dan dengen lembut dia memapah Beatrice menyusuri lorong menuju ruang kerja archduke tua yang berada tepat di samping kamar penguasa wilayah utara tersebut.
"tok... tok... tok... tuan besar, nyonya muda ingin bertemu" ucap kepala pelayan wanita tersebut sembari mengetuk pintu besar tersebut.
Tak lama pintu di dorong dari tarik hingga terbuka lebar.
"silahkan masuk nyonya muda, dan terima kasih ma'am Laila" ucap George pada wanita yang ternyata bernama laila tersebut
"sama sama sir George" jawab Laila
"saya pamit nyonya muda" ucap Laila pada Beatrice
"terima kasih Laila" ucap Beatrice
"dengan senang hati nyonya" jawab Laila sebelum meninggalkan ruang kerja Archduke tua Estrillda
"Silahkan masuk nyonya Muda" ucap George mempersilahkan Beatrice untuk masuk ke ruang kerja yang tidak terlalu luas tersebut.
"selamat malam kakek" sapa Beatrice pada archduke tua yang duduk di atas kursi roda nya di balik meja kerja berbahan kayu yang tampak kokoh.
"Kenapa kamu belum tidur?" bukan menjawab salam Beatrice archduke malah balas bertanya pada Beatrice
"Bagaimana aku bisa tidur kakek saat ada bencan di wilayah kita," ucap Beatrice, archduke tua tersenyum bahagia saat mendengar kata 'wilayah kita' keluar dari mulut cucu menantu nya tersebut.
"bagaimana kondisi nya kakek, aku dengar ada pembawa pesan yang membawa laporan terbaru, apa kata nya?" tanya Beatrice
"George berikan kertas laporan pada nyonya muda" perintah archduke pada butler George.
"ini nyonya laporan nya" ucap George sambil menyerahkan sebuah kertas pada Beatrice
Beatrice menerima kertas tersebut dan membaca nya dengan detail, laporan tersebut tidak terlalu panjang, tapi sangat detail.
"Dua puluh tiga rumah terdampak langsung, ada beberapa kepala keluarga, karena keras nya gemuruh sebelum longsor tidak ada korban jiwa, karena para waga sempat lari menjauh dari titik longsor jadi hanya ada korban luka luka berat dan ringan tertimpa batu batu yang ikut berjatuhan dan tertimpa pohon yang tumbang.
"walaupun banyak kerugian materi tapi syukurlah tidak ada korban jiwa, hanya ada korban luka saja" ucap Beatrice
"iya saat ini para ksatria sedang melakukan pembersihan, tim kedua sedang di persiapkan untuk membantu pembersihan" ucap archduke tua
"bagaimana dengan para korban kakek?" tanya Beatrice
"akan di ungsikan untuk sementara, hingga pembersihan dan pembagunan selesai, saat ini aula utara kastil sedang di persiapkan untuk menyambut para pengungsi" ucap arcduke tua.
"Biar saya yang mengatur penyambutan nya kakek," ucap Beatrice
"bukan nya kamu sedang sakit, apa kamu bisa?" tanya Archduke tua
"tentu saja kakek, kakek tidak usah khawatir semua nya sudah baik baik saja, tapi apa aku boleh meminjam Laila? aku akan butuh bantuan nya" ucap Beatrice
"tentu saja, kamu bisa memerintah siapa saja di sini, karena kamu adalah nyonya rumah mereka" ucap Archduke tua
"George panggilkan lagi Laila, perintah kan dia untuk membantu nyonya muda mempersiapkan segala nya" ucap Archduke tua
"Baik tuan"
"terima kasih kakek, aku pamit dulu," ucap Beatrice
"ayo nyonya saya antar kan ke tempat Laila, dia akan membantu and dengan senang hati" ucap Butler George
Beatrice mengangguk dan berjalan keluar dari kantor archduke di ikuti George di belakang nya.
***