NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Setelah percakapan yang cukup berat dengan orang tuanya, David memutuskan untuk pamit pulang. Ia memberikan dukungan terakhir dengan menepuk bahu Julian sebelum meninggalkan rumah.

"Saya rasa, saya harus pulang sekarang, Tuan Julian. Semoga Anda bisa beristirahat dengan tenang." Kata David dengan senyum hangat.

"Terima kasih, David. Hati-hati di jalan." Balas Julian, mengantar David hingga ke pintu.

Setelah David pergi, Julian memutuskan untuk mencari udara segar dan melihat apa yang sedang dilakukan putranya. Ia berjalan menuju halaman belakang, tempat Kenzo sering bermain. Dari kejauhan, ia bisa melihat Kenzo sedang bermain air bersama Kinanti di dekat kolam kecil yang ada di taman belakang. Tawa Kenzo terdengar riang, menggema di seantero halaman.

Kinanti, yang mengenakan pakaian sederhana, tampak sibuk mencoba menghindari cipratan air yang dilemparkan Kenzo dengan penuh semangat. Namun, sesekali ia balas mencipratkan air ke arah Kenzo, membuat anak itu tertawa terbahak-bahak. Pemandangan itu membuat Julian berhenti sejenak, menikmati momen kebahagiaan yang sederhana namun penuh makna.

Julian mendekat dengan langkah perlahan, tidak ingin mengganggu kebahagiaan kecil yang sedang mereka nikmati. Namun, Kenzo yang memiliki indra tajam, segera menyadari kehadiran ayahnya.

"Daddy! Ayo main air juga!" Seru Kenzo dengan antusias, melambaikan tangan kecilnya ke arah Julian.

Julian tertawa kecil, merasa enggan untuk menolak ajakan putranya. "Baiklah, tapi jangan basahi Daddy terlalu banyak, ya." Katanya dengan nada bercanda.

Julian mendekati mereka dan bergabung dalam permainan kecil itu. Ia duduk di dekat Kinanti, yang menyambutnya dengan senyuman hangat. Mereka bertiga bercanda dan tertawa bersama, menikmati momen kebersamaan yang jarang terjadi di tengah kesibukan Julian.

Sambil bermain, Julian tak bisa mengalihkan pandangannya dari Kinanti. Ada sesuatu yang berbeda yang ia rasakan setiap kali berada di dekat wanita itu. Kinanti, dengan kelembutan dan kehangatannya, berhasil menciptakan suasana yang nyaman dan penuh kasih, terutama untuk Kenzo. Julian mulai merasakan perasaan yang aneh, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Ia memandang Kinanti yang sedang tertawa bersama Kenzo. Tatapannya melembut, tapi segera ia menggelengkan kepalanya, mencoba menyangkal perasaan yang mulai tumbuh di hatinya.

"Tidak mungkin..." Pikirnya dalam hati.

"Ini hanya perasaan sesaat. Aku tidak bisa seperti ini."

Namun, sekeras apapun Julian berusaha menyangkal, hatinya berkata lain. Setiap momen yang ia habiskan bersama Kinanti dan Kenzo seperti menguatkan ikatan yang perlahan terjalin di antara mereka. Ada rasa nyaman dan kebahagiaan yang tidak bisa ia abaikan.

Kenzo, yang tampaknya menyadari ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan ayahnya, mendekati Julian dan memeluknya erat.

"Daddy, aku senang kita bisa bermain bersama seperti ini. Aku ingin kita selalu bersama." Ucap Kenzo dengan polos.

Julian membalas pelukan putranya dengan lembut. "Daddy juga senang. Daddy akan berusaha lebih sering ada di rumah untuk kita bisa bermain seperti ini." Janjinya.

Kinanti, yang melihat kedekatan antara Julian dan Kenzo, merasa haru. Ia tahu betapa pentingnya peran seorang ayah dalam hidup Kenzo, dan ia senang melihat Julian berusaha untuk hadir di tengah-tengah mereka.

Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menandakan hari mulai berakhir. Julian memutuskan untuk mengakhiri permainan dan mengajak mereka masuk ke dalam rumah.

"Sudah cukup bermainnya. Ayo kita masuk dan bersiap-siap untuk makan malam." Ajak Julian.

Kenzo mengangguk dengan riang, sementara Kinanti membantu mengeringkan tubuh Kenzo yang basah. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan keceriaan di halaman belakang.

Di dalam rumah, Bi Inah sudah menyiapkan makan malam untuk mereka. Aroma masakan yang lezat menyambut mereka begitu masuk ke ruang makan. Julian, Kinanti, dan Kenzo duduk bersama di meja makan, menikmati hidangan yang disajikan dengan penuh kehangatan.

Malam itu, suasana di rumah terasa lebih hangat. Julian merasa bersyukur atas momen-momen berharga yang bisa ia habiskan bersama putra dan pengasuh yang begitu peduli pada Kenzo.

Meski hatinya masih bergejolak dengan perasaan yang mulai tumbuh untuk Kinanti, ia memutuskan untuk menyimpan perasaan itu sementara waktu dan menikmati kebahagiaan sederhana yang ada di hadapannya.

Saat makan malam berlangsung dengan suasana hangat, Kinanti mengambil momen untuk berbicara kepada Julian. Dengan nada lembut namun tegas, ia mengangkat topik yang ingin disampaikannya sejak siang tadi.

"Tuan Julian..." Panggil Kinanti, mencoba menarik perhatian tanpa mengganggu suasana santai di meja makan.

Julian yang sedang menyuapkan makanan ke Kenzo menoleh ke arahnya, memberikan perhatian penuh. "Ya, Kinanti, ada apa?" Tanyanya dengan sopan.

Kinanti tersenyum tipis, lalu melanjutkan, "Saya ingin meminta izin untuk pulang ke rumah besok, Tuan. Saya ingin menjenguk ibu dan adik saya. Sudah cukup lama saya tidak bertemu mereka."

Julian mendengarkan dengan seksama, lalu mengangguk pelan. "Tentu, Kinanti. Berapa lama kamu berencana di sana?" Tanyanya dengan nada penuh pengertian.

"Sehari saja, Tuan. Saya akan kembali secepat mungkin agar tidak terlalu lama meninggalkan Kenzo." Jawab Kinanti, memastikan bahwa ia tetap bertanggung jawab atas tugasnya.

Julian tersenyum, merasa lega bahwa Kinanti tetap memprioritaskan tanggung jawabnya. "Tidak perlu terburu-buru. Luangkan waktu yang cukup untuk keluargamu. Aku dan Kenzo bisa mengatur diri sementara waktu." Balas Julian dengan nada ramah.

Kenzo, yang mendengar percakapan tersebut, memandang Kinanti dengan ekspresi sedikit sedih. "Kak Kinanti, jangan lama-lama, ya. Aku akan rindu." Kata Kenzo polos.

Kinanti tersenyum dan mengelus kepala Kenzo dengan lembut. "Tenang saja, Kenzo. Aku akan kembali secepat mungkin. Kamu harus menjadi anak yang baik selama aku pergi, ya." Ucapnya dengan penuh kasih.

Makan malam pun dilanjutkan dengan suasana yang tetap hangat. Setelah menyampaikan maksudnya, Kinanti merasa lega karena mendapat izin dari Julian untuk pulang sejenak. Malam itu, mereka menyelesaikan makan dengan hati yang tenang, mempersiapkan diri untuk hari esok yang penuh harapan.

1
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
Fitriadesy 99.df
cerita nya bagus
Ds Phone
perumpuan tu mesti paksa dia
Ds Phone
emak nya sombong tak bertempat
Ds Phone
ada rasa suka
Ds Phone
meraka suka sekali
Ds Phone
apa kah dia akan kembali
Ds Phone
ya semua nya tak bolih pasaka kalau hati tak suka
Ds Phone
lama lama akan rapat
Ds Phone
kebahagian yang dia fapat
Ds Phone
orang tak tahu malu macam tu kah
Ds Phone
dia ada bakat terpendam
Ds Phone
bunga bunga cinta
Ds Phone
dia pandai melayan anak anak
Ds Phone
dia dah jatuh cinta lah tu
Ds Phone
kebahagian anak lebih penting
Ds Phone
tentu ada masalah besar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!