Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kriss
Sudah 2 minggu semenjak ponsel yang di hadiahkan Hanafi untuknya. Insha sudah menguasai berbagai fitur di dalamnya.
Insha juga sudah mempunyai berbagai akun sosial medianya sendiri.
Ia mengumpulkan nomor teman-teman di masa kecilnya, teman di pondok pesantren juga saudara-saudara dari ayah maupun ibunya.
Salma yang membantunya dalam mendapatkan nomor-nomor itu.
Tak sulit untuk mengumpulkannya, semenjak semua orang mengetahui tentang statusnya sebagai nyonya Wijaya group banyak yang ingin berteman dengan nya.
Ada yang memang berteman karna ketulusannya dan tak sedikit pula yang hanya berteman saat mengetahui status barunya itu.
Rumor tentang Insha telah di peristri oleh sang pemilik Wijaya group seakan menjadi trending di chat room group ibu-ibu PKK desanya saat itu.Banyak dari mereka yang tidak percaya akan rumor itu, bagaimana seorang gadis desa yang berlatar belakang pendidikan rendah bisa mendapatkan seorang pemimpin perusahaan wijaya group yang bahkan sudah terkenal di seluruh penjuru negeri akan kesuksesannya.
Tapi semua itu seakan terjawab sudah saat beberapa hari lalu Insha dan Hanafi berkunjung kerumahnya di desa dengan menggunakan mobil sport mewah, juga rumah yang di tempati oleh ayahnya kini sudah jauh berbeda dari yang dulu dengan berbagai perbaikan disana-sini dan sekarang rumah itu terlihat berkelas di antara rumah penduduk desa yang lainnya.
Ibu-ibu yang mempunyai hobi bergosip dan mencibir kehidupan Insha dan keluarganya pun sekarang bersikap berubah drastis. Mereka sering mengunjungi Ayah dan Salma hanya untuk sekedar berbincang-bincang dan memposting kegiatan mereka di sosial media.
Memamerkan kedekatan mereka dengan keluarga pemilik Wijaya group itu.
Tak sedikit pula ibu-ibu yang datang membawakan berbagai camilan hanya untuk meminta putranya di masukkan dalam jajaran karyawan di perusahaan Wijaya group.
Bahkan sekarang saat mengetahui Insha memiliki sosial media pun banyak dari mereka yang sekedar bertegur sapa menanyakan kabar dan pembicaraan tak terarah lainnya.
*
Pagi ini untuk pertama kalinya Insha menaiki pesawat bersama suaminya. Juga pertama kali dalam hidupnya dia bepergian jauh dari kampung halamannya.
Insha masih terlihat tegang, ia menggenggam erat tangan Hanafi selama pesawat lepas landas beberapa menit yang lalu.
Menatap kosong ke depan ia tak berani melihat ke arah jendela pesawat karna ia takut akan ketinggian.
"Insha..lihatlah betapa indahnya kota saat terlihat dari atas.."
menepuk lembut tangan Insha menunjuk luar jendela.
"Hehe iya mas.."
jawabnya datar tanpa melihat yang di tunjjukkan Hanafi.
"Insha..lihatlah dulu..aku dulu juga takut akan ketinggian tapi setelah melihat pemandangan kota dari atas sini..aku takjub dan slalu menikmatinya...takut itu pun perlahan menghilang.."
kini menyentuh dagu Insha dan menariknya untuk melihat wajahnya.
"Apa kau mau mencobanya.."
sahutnya lagi.
"Emmm aku takut mas.."
"Kau aman disini..kau tak akan terjatuh hanya dengan melihatnya.."
"Tapi mas.."
"Ku mohon sebentar saja, setelah itu kau bisa duduk di bangku mu lagi.."
Insha pun nampak berfikir dan sesaat kemudian mengangguk pada Hanafi menandakan dia setuju. Hanafi segera menggeser duduknya yang berada di sebelah jendela, ia memberikan ruang untuk Insha duduk di sampingnya.
Dengan tangan yang sedikit gemetar dia memberanikan diri untuk melihat ke luar jendela pesawat.
Tampak sebuah pemandangan perkotaan luas dibawah sana yang bisa ia lihat dengan sekali pandang.
Gumpalan-gumpalan awan putih yang tampak berjejer rapi di hamparan luas langit yang biru.
Tak terasa kini bibirnya menyunggingkan senyum, Hanafi yang menyadarinya pun ikut tersenyum di sampingnya.
"Kau menyukainya kan.."
terkesiap karna sejenak terhipnotis dengan pemandangan alam yang memukau dan pertama kali di lihatnya.
"Iya mas...Indah sekali alam ini jika di lihat dari atas sini..."
"Lama-lama kau akan terbiasa.."
"Memangnya kita mau kemana lagi setelah ini mas.."
"Ntah lah..tapi aku akan sering mengajakmu pergi dengan naik pesawat ini.."
Ya...ini adalah pesawat pribadi milik Hanafi dengan desain VVIP di dalamnya. Terdapat sebuah kamar dengan bed super besar, kamar mandi, ruang bersantai untuk menonton film juga banyak lagi fasilitas rumah mewah di dalamnya.
Dari kejauhan tampak 2 orang pramugari cantik menghampiri mereka. Tak seperti pramugari biasanya yang memakai pakaian pendek dan memperlihatkan bentuk tubuhnya. Tapi kedua pramugari itu memakai pakaian tertutup lengkap dengan kerudungnya. Itu semua karna peraturan Hanafi yang baru saja di buatnya, sebelumnya pramugari yang bertugas melayani di pesawat pribadi ini berpakaian seperti pada umumnya pramugari lainnya.
Pramugari itu membawa troli dengan banyak makanan mewah di dalamnya tak lupa juga susu hangat slalu terhidang di dalam menunya.
Mereka menaruh makanan itu di atas meja yang cukup besar di depan Hanafi dan Insha. Mempersilahkan makan, mengangguk pelan kemudian berlalu.
Insha segera menyeruput segelas susu, lalu berlanjut makan dengan lahapnya. Hanafi juga sama dia makan dengan lahap di selingi dengan menyuapi Insha makanan dalam piringnya. Juga meminum di gelas yang sama meski sudah terhidang 2 porsi makanan yang sama disana.
Keduanya merasa lapar karna belum sempat sarapan di rumah utama. Mereka berangkat dini hari setelah selesai melaksanakan sholat shubuh.
Selesai dengan makannya, dan meja pun sudah di bersihkan, berganti dengan sebuah laptop di atasnya, Hanafi membuka beberapa folder kerjanya yang harus di selesaikan hari ini. Sedangkan Insha kini tengah asyik melihat-lihat di jendela pesawat, sesekali dia kedapatan juga menatap Hanafi yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Insha menangkap sebuah bayangan seorang di kursi di depannya yang berjarak cukup jauh darinya.
ada seorang disana..aku kira hanya aku dan mas han yang berada di ruangan ini...teryata masih ada orang lain lagi rupanya..tapi siapa dia..
Tak bisa menutupi rasa penasarannya ia pun bertanya pada Hanafi.
"Mas han..."
"Hmm.."
menjawab dengan deheman tapi tetap tersenyum meski ke arah laptopnya.
"Siapa yang ada disana.."
Hanafi nampak melihat yang di tunjukkan Insha, dan menjawab dengan entengnya.
"Oh...itu kriss.."
"Kriss..siapa dia mas han.."
menatap Hanafi penasaran, selama hampir 1 bulan menikah dia tak pernah mendengar nama kriss sekalipun disebut.
Tanpa banyak bicara Hanafi pun memanggilnya.
"Kriss..kemarilah.."
"Baik tuan muda.."
sayup-sayup menjawab dengan tegasnya.
siapa dia...suara mereka terdengar mirip sekali..Insha
"Perkenalkan dirimu pada nona.."
"Nama saya Kriss nona muda..senang bisa bertemu dengan anda.."
berdiri tegap dan mengangguk dalam pada Insha.
"Dia kriss Insha...dia yang slalu membantu pekerjaanku.."
mengelus kepala Insha lembut.
Insha masih terdiam, terpaku pada seorang yang berdiri di samping Hanafi.
bagaimana mungkin suara mereka sangat mirip sekali..juga postur tubuhnya..tingginya..cara jalannya..semua terlihat seperti satu orang yang sama..tetapi wajahnya kenapa dia memakai masker...aku penasaran apakah dia juga mempunyai wajah yang sama dengan mas han...oh tidak apakah mereka saudara kembar ya...
Bersambung....
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.