Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Party.
Sore itu di rumah Fatir setelah mereka semua pulang dari rumah Dokter, Maxime datang kembali kesana. Kali ini kaki pemuda itu sudah terlihat lebih baik dan berjalan sedikit gagah. Lelaki dengan tinggi 182cm itu membawa undangan party.
"Kamu belum mau kembali ke rumah, sayang?" tanya Maxime.
"Kenapa emang, Max?"
"Nanti malam kakak sepupuku mengadakan pesta, ultahnya yang 32 tahun. Semua keluarga besar diundang, banyak temannya juga yang akan hadir. Aku ingin datang bersama mu, temani aku ya. Aku mau memperkenalkan mu pada keluarga besar ku. Ayolah, lagipula udah waktunya kamu pulang karena tinggal beberapa hari lagi kita ujian."
Divya melihat nama yang berulang tahun, itu adalah Meli teman sosialita Fayyana. Meli adalah seorang selebgram, Divya bisa mengenal Fayyana pun dari postingan-postingan Meli.
"Apa akan ada banyak orang yang hadir?" tanya Divya.
"Iya, tema acaranya garden party. Dengan dress code Monochrome, aku bahkan udah mempersiapkan dress code couple untuk kita." Ujar Maxime penuh semangat.
'Oke, Divya! Saatnya menunjukkan dirimu di depan orang kembali, memang sudah waktunya aku menghadapi orang-orang itu! Harapan ku sekarang sangat besar dengan bangunnya tubuhku!'
"Oke kalau gitu," Divya mengangguk.
"Ouh! Makasih sayang!" Maxime memeluk Divya lalu mengecup kening wanita itu.
'Gapapa lah, cuma ngecup kening ini' pikir Divya kasihan juga melihat betapa bucin-nya Maxime pada Ellia.
.
.
Malam hari tiba, Emilio dan Fayyana sudah bersiap pergi. Mereka juga memakai dress code Monochrome, sesuai tema party. Yang wanita terlihat cantik luar biasa, begitu pun si pria terlihat begitu tampan meskipun masih terkesan acuh tak acuh.
"Ayo pergi." Ajak Fayyana saat melihat suaminya itu sudah siap.
Setelah Fayyana dan Emilio sampai di tempat acara dengan konsep outdoor atau garden party, ternyata tempat itu sudah ramai. Mungkin karena Meli seorang selebgram, circle pertemanan nya pun dari berbagai kalangan.
"Mas, aku tinggal gapapa ya. Aku mau ketemu Meli dulu, mau kasih hadiah nya." Ujar Fayyana, padahal matanya sempat melihat sosok Finn disana. Wanita itu penasaran dari mana Finn mendapat undangan, apa Meli sengaja memberinya?
Emilio hanya mengangguk singkat, lalu kembali cuek.
Fayyana tidak ingin mood nya rusak, dia membiarkan kelakuan dingin suaminya itu lalu pergi meninggalkan Emilio sendirian.
Mata Emilio menyipit saat menemukan sosok yang sudah hampir beberapa hari menghilang, namun perempuan itu sedang dirangkul oleh lelaki lain. "Ellia..." lirihnya.
Tadinya Emilio ingin secepatnya menghampiri perempuan yang sangat ia rindukan, namun disana banyak orang dan tidak mungkin dirinya bersikap berlebihan.
"Aku harus mendekatinya pelan-pelan saat nggak ada orang di dekatnya. Kenapa dia bisa ada disini bersama Maxime? Padahal aku sudah mencarinya kemana-mana!" kesal Emilio, apalagi sekarang tangan Maxime berpindah dari bahu ke pinggang Divya.
"Sial! Beraninya dia memeluk kekasihku!" rutuk Emilio, lelaki itu terus saja mengumpat.
"Umpatan Anda terdengar di telingaku, Tuan." Ujar seseorang yang sudah berdiri di samping Emilio.
Lelaki yang sedang dilanda kecemburuan itu menoleh ke samping. "Kau?"
"Ya, Tuan. Ini saya," itu si wanita informan, si cantik jelita.
"Kamu bisa berada di party ini? Kamu juga kenalan dari teman istriku?" tanya Emilio.
"Ya, bisa dibilang begitu. Aku dan Meli teman kuliah, tapi aku bukan termasuk dalam circle geng sosialita istrimu, Tuan."
"Ouh, begitu."
Prokkk! Prokk! Prok!
"Bagus ya, aku baru meninggalkan mu sebentar saja tapi wanita kegatelan ini langsung datang mendekatimu. Apa ini alasan kamu Mas, kamu tiba-tiba ingin ikut aku ke party temanku ini? Jadi mau ketemuan sama dia!" tunjuk Fayyana pada si wanita informan.
"Jaga bicara Anda, Nyonya! Saya bukan wanita seperti itu!" balas si informan.
"Halaah!! Mana ada pelacurrrr ngaku kalau dirinya wanita gatelll!" suara Fayyana semakin keras, membuat semua orang yang hadir memperhatikan mereka.
"Fay! Cukup! Jangan bikin malu kamu!" Emilio membentak Fayyana.
"Oh! Kamu udah berani bentak aku demi jallang penggoda ini! Apa dia juga alasan kamu bersikap dingin padaku?! Hah!" Fayyana maju lalu menjambak rambut si wanita informan. "Dasar jallangg...!!! Pelakorr hina!"
Emilio berusaha menarik tubuh Fayyana dari si wanita informan, namun kekuatan Fayyana cukup kuat juga.
Tiba-tiba. PLAKK!!!
Seseorang menampar Fayyana, membuat semua orang terperangah dan suasana menjadi hening dari segala keributan.
Siapa kira-kira yang nampar si Fayyana, ya?
