Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 : Ingin Bekerja Sambil Kuliah
"Emilia, setelah lulus SMA apa Kamu ingin kuliah?" tanya Abimana pada putrinya. Abimana hanya berbasi-basi, agar makan malam hari ini tidak terasa hambar. Dia sudah tau putrinya sama sekali tidak tertarik pada pendidikan maupun bisnis. Yang putrinya pedulikan hanya berumah tangga bersama Agam.
"Iya, Pa. Aku ingin kuliah di Universitas ternama jurusan bisnis. Kalau boleh, setelah lulus SMA aku ingin bekerja di perusahaan Papa," jawab Emilia dengan antusias.
"Loh, setau Mama Kamu tidak berminat kuliah apalagi bekerja, kenapa tiba-tiba berubah pikiran? Lebih baik Kamu fokus hamil, jadi ibu rumah tangga, agar anak dan suamimu terurus. Lihat Mama, cuma ibu rumah tangga biasa," ucap Rosiana, sebisa mungkin menyembunyikan ketidak sukaan nya pada niat Emilia.
"Saya tidak keberatan kalau istri Saya bekerja. Asalkan dia bahagia," jawab Agam, mendukung.
"Papa dan Mama dengar sendiri kan kata suamiku. Aku ingin belajar bisnis. Aku ingin membantu Papa mengelola perusahaan. Bagaimana pun juga perusahaan itu milik mendiang Mamaku," jawab Emilia.
"Emilia, Kakak tidak yakin Kamu bisa. Bisnis dan rumah tangga adalah dua hal yang berbeda jauh. Tanggung jawabnya pun tidak main-main," tolak Alex dengan halus.
"Kan Aku bisa belajar dari bawah. Aku pasti bisa. Suamiku, Papa juga Kak Alex pasti bisa membantuku," kekeh Emilia.
"Anak manja ini tidak boleh bekerja di kantor. Bisa-bisa posisiku tersisih. Baiklah, untuk sementara Aku mengalah, tapi akan ku singkirkan dia dari perusahaan," niat Jahat Alex dalam hati.
"Sekedar informasi saja untuk Papa, Mama dan Kak Alex, akhir-akhir ini Aku giat belajar, nilai ku di sekolah semua sempurna. Aku janji tidak akan mengecewakan kalian. Lagi pula ada suamiku yang selalu mendukungku," kata Emilia, membujuk.
"Kalau begitu, Papa beri Kamu waktu 3 bulan. Jika dalam 3 bulan pekerjaan Kamu bagus, Papa akan beri Kamu posisi bagus di kantor, bagaimana?" tantang Abimana.
"Setuju, Pa," jawab Emilia antusias. "Yes, akhirnya cita-citaku sudah di depan mata," Emilia bahagia dalam hatinya.
"Mama pun setuju," jawab Rosiana. "Jangankan 3 bulan, Aku akan menendang mu dari perusahaan hanya dalam waktu 3 hari," batin Rosiana, kesal.
"Sayang, Aku akan membantumu, tenang saja," ucap Agam.
"Terima kasih," jawab Emilia bahagia.
Mereka pun melanjutkan makan malam dengan hikmat, walaupun Rosiana dan Alex tampak kesulitan menyembunyikan kekesalan mereka.
***
Keesokan harinya, Emilia berangkat ke sekolah seperti biasa. Dia diantar oleh Agam. Sesampai di sekolah, Agam melihat ibunya menghampiri mereka di tempat parkir dengan wajah riang.
"Agam, Emilia, kalian jahat sekali, sudah lama kalian tidak menemui Mama. Mama pikir Mama salah lihat, ternyata benar Kamu. Hubungan kalian membaik? Sampai Agam mengantar istrinya sendiri ke sekolah," tanya Sania.
"Ini mertuanya Emilia? Cantik sekali. Dia juga sangat baik. Dia mertua sekaligus antek Emilia," batin Emilia.
"Maaf Ma, Agam sibuk sekali akhir-akhir ini. Lain kali Agam dan Emilia pasti berkunjung ke rumah," jawab Agam.
"baiklah, tapi sekarang kalian harus mampir sebentar ke kantor Mama. Mama ingin mengobrol sebentar, tidak boleh menolak," pinta Sania.
"Iya, Ma, hanya sebentar," jawab Agam.
Sania pun membawa Agam dan Emilia ke kantornya. Kantor Yayasan sekolah. Sania meminta sekretarisnya membuat teh untuk menjamu anak dan menantunya.
"Emilia, apa Agam tidak dingin lagi padamu?" tanya Sania langsung.
"Mama tenang saja, keinginan Mama terwujud. Aku dan Emilia sangat mesra," jawab Agam, padahal ibunya bertanya pada Emilia.
"Oh ya, bagus kalau begitu, jadi kapan Mama menimang cucu?" tanya Sania lagi dengan senang.
"Semoga Emilia hamil dalam waktu dekat, Ma. Setelah lulus sekolah, Emilia juga akan bekerja di VN Group sambil kuliah," jawab Agam lagi.
"Mama baru tau menantu Mama berubah sangat drastis. Kamu jangan sampai kelelahan ya sayang," kata Sania pada menantunya.
"Terima kasih Ma atas perhatiannya," jawab Emilia.
"Menantuku ini sepertinya merubah strateginya. Dia tiba-tiba giat belajar, ingin kuliah dan bekerja. Usahanya tidak sia-sia, Agam akhirnya perhatian padanya, bahkan bicara lembut padanya sekarang. Padahal dulu Agam tidak peduli sama sekali pada istrinya. Menantuku sangat hebat," puji Emilia dalam hatinya.