Dendam petaka Letnan Hanggar beberapa tahun lalu masih melekat kuat di hatinya hingga begitu mendarah daging. Usahanya masuk ke dalam sebuah keluarga yang di yakini sebagai pembunuh keluarganya sudah membawa hasil. Membuat gadis lugu dalam satu-satunya putri seorang Panglima agar bisa jatuh cinta padanya bukanlah hal yang sulit. Setelah mereka bersama, siksaan demi siksaan terus di lakukan namun ia tidak menyadari akan perasaannya sendiri.
Rahasia pun terbongkar oleh kakak tertua hingga 'perpisahan' terjadi dan persahabatan mereka pecah. Tak hanya itu, disisi lain, Letnan Arpuraka pun terseret masuk dalam kehidupan mereka. kisah pelik dan melekat erat dalam kehidupannya. Dimana dirinya harus tabah kehilangan tambatan hati hingga kembali hidup dalam dunia baru.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya???
Penuh KONFLIK. Harap SKIP bagi yang tidak biasa dengan konflik tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Kacau.
"Sudah di kirim suratnya??" Selidik Bang Axcel soal surat perceraian antara Arlian dan Bang. Hanggar.
"Belum Bang." Jawab Arlian. Sebenarnya ia masih belum rela untuk berpisah dari suaminya itu.
"Untuk apa kamu menunggunya. Kamu tau sendiri Hanggar tidak mencintaimu. Dia tidak mengakui anakmu..!! Apa sekarang kamu tau dia ada dimana?? Apa dia berusaha menemuimu??" Kata Bang Axcel sudah bisa menebak penolakan tersebut, maka ia pun mengeluarkan lembaran surat dari saku bajunya. "Ini surat yang Hanggar kirimkan untukmu..!!"
Arlian membuka surat tersebut dan membacanya. Seketika tangannya gemetar hebat. Kakinya seakan tak sanggup menapak. Bang Hanggar menceraikan dirinya. Arlian yang polos merasa terpukul, ia menangis di pelukan Bang Axcel.
...
Kini Bang Raka sudah sah menjadi suami Dhiva. Hatinya sungguh lega meskipun tindakannya memang tidak bisa di benarkan.
"Nanti kalau kamu sudah bebas, tolong jaga Dhiva baik-baik. Aku titipkan adikmu dalam penjagaanmu..!!" Pesan Bang Hanggar pada pria yang kini sudah menjadi iparnya.
"Aku akan menjaganya." Janji Bang Raka.
Tak lama ada seorang anggota pos jaga meminta Bang Hanggar untuk keluar karena ada tamu yang mengunjunginya.
~
Bang Hanggar membaca surat gugatan cerai yang sudah di tanda tangani Arlian. Terus terang hatinya sungguh terpukul hingga nafasnya pun terasa tercekat.
"Sungguhkah ini keinginan Lian??" Tanya Bang Hanggar dengan mata memerah membendung air mata.
"Kau lihat sendiri, itu tanda tangannya. Dia juga mengembalikan kartu ATM gaji dan juga cincin kawinmu." Jawab Bang Axcel.
"Dia meminta cerai?? Lalu bagaimana dengan anak ku???" Suara Bang Hanggar terdengar berat.
"Lian keguguran, anak itu sudah tidak ada lagi."
Bak tersambar petir di siang bolong, sekujur tubuh Bang Hanggar terasa mati rasa. Luka di tubuhnya kembali nyeri.
"Cepat tanda tangan..!! Aku harus segera membawanya untuk di bawa ke pengadilan agama..!!" Pinta Bang Axcel.
Bang Hanggar terdiam, ia berpikir keras. Saat ini isi kepalanya begitu buntu. Hatinya berantakan tak sanggup memutuskan apapun. Segala yang telah terjadi membuatnya begitu waspada untuk menata kehidupan.
"Cepat..!!" Bang Axcel mengulang kembali perintahnya.
"Jangan menekanku..!! Kalau memang Lian menginginkan perceraian, seharusnya aku dan dia menyelesaikan secara baik-baik..!!" Kata Bang Hanggar.
"Apa kau memulai semua ini secara baik-baik???? Apa kau memperlakukan adikku dengan baik??? Aku tau bagaimana sifatmu, kaku, dingin, gampang 'darah tinggi', selamanya sifatmu tidak akan pernah berubah. Jika kalian tidak berpisah, kau akan menyakiti adik ku lagi..!!" Ucap tegas Bang Axcel.
"Aku berjanji hal itu tidak akan terulang lagi..!!" Janji Bang Hanggar sungguh penuh dengan penyesalan.
Bang Axcel hanya tersenyum sinis. Mengingat penderitaan sang adik serta banyaknya luka lebam di tubuh jelas membuat hatinya tidak lantas bisa menerimanya.
"Aku sibuk dan aku harus segera membawa surat itu..!!"
Seringai geram Bang Hanggar terlihat mengubah raut wajahnya dan sangat kejam. Ia mengambil kertas gugatan cerai dan pena yang sodorkan Bang Axcel. Tangan itu mematahkan pena kemudian merobek kertas tersebut.
"B******k, kenapa kau merobeknya????" Bentak Bang Axcel.
"Entah Lian atau kau yang menginginkan perceraian ini. Tapi selama nafasku masih berhembus, dan aku tidak mengucapkan talak di hadapan Lian. Dia.. masih tetap sah istriku..!!" Ucap tegas Bang Hanggar kemudian segera meninggalkan Bang Axcel yang mungkin sudah meradang karena kesal.
:
Bang Hanggar frustasi di dalam sel tahanan. Perasaannya begitu kacau balau. Tubuhnya terasa panas dingin, meriang sampai tubuhnya terasa lemas.
"Jangan terlalu banyak pikiran. Demam mu tinggi sekali, aku panggilkan dokter ya..!!" Kata Bang Raka.
"Aku nggak apa-apa..!!" Tolak Bang Hanggar. Namun jelas sekali kegelisahan dalam diri Bang Hanggar.
Sekujur tubuh Bang Hanggar terasa ngilu, pikirannya hanya tertuju pada Arlian seorang.
"Aku harus bertemu dengan Lian. Aku ingin kabur dari sini..!!" Katta Bang Hanggar.
"Kamu jangan macam-macam, Gar. Hukumanmu masih panjang. Kalau kamu buat ulah sekarang, Axcel tidak akan mengampunimu..!!"
"Aku tidak peduli, aku harus kabur dari sini..!!" Dengan sisa tenaga, Bang Hanggar bangkit.
Melihat sahabatnya yang begitu keras kepala, Bang Raka langsung menghantam sisi lehernya.
buugghh..
Tidak sulit melumpuhkan Bang Hanggar di saat kondisinya sedang nge-drop. Sekali hantam, Danton galak itu langsung tumbang tanpa syarat.
"Kalau kau begini terus, bukannya selesai... Masalahmu akan semakin bertambah." Gumam Bang Raka kemudian merebahkan Bang Hanggar. Ia pun segera memanggil dokter untuk memeriksa Bang Hanggar.
.
.
.
.
mbak nara yg penting d tunggu karya terbarunya
buku baru kpn mbak.. 🙏 penasaran sm mbak Fanya dn Bang Juan.