sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
[kamu ada dimana ? Aku sudah pulang dirumah tapi kamu tidak ada].
pesan itu terkirim ke nomor WhatsApp Aruna, dengan centang abu-abu. sudah beberapa menit menunggu tapi Aruna sama sekali bum membalas pesan nya. Entah apa yang dilakukan wanita itu saat ini.
Dirga menatap kesal ponselnya, dia kembali menghubungi Aruna tapi tetap saja tidak ada jawaban diseberang sana.
"kemana Aruna, dia bahkan tidak izin padaku ketik ingin keluar". Gumamnya terus menatap ponsel nya.
Karena begitu lelah, Dirga menyandarkan kepalanya pada sofa ruang tamu dengan mata terpejam sesekali helaan nafas keluar dari mulutnya.
Dia merasa jika Aruna semakin tidak bisa diatur, berbeda dengan waktu mereka pacaran, Aruna begitu perhatian dan tentunya sangat penurut.
'dimana sebenarnya kami Aruna. Aku pulang dari kerja tapi tidak ada sambutan dari mu'. batin Dirga dengan kesal.
sekita setengah jam menunggu akhirnya suara mobil terdengar dari luar, Dirga segera beranjak dari duduknya. Dia dapat melihat Aruna yang turun dari mobil tapi dia tidak dapat melihat siapa yang mengantarnya pulang sea kaca mobil itu hitam.
Aruna melambaikan tangannya saat mobil itu melaju, dia berbalik dan mendapati suaminya yang tengah menatap nya horor tapi wanita itu tidak memperdulikan sama sekali. bahkan melewati Dirga begitu saja dan duduk diruang tamu.
Dirga menyusul dengan perasaan kesal. "kamu dari mana ?". Tanyanya ketika sudah didepan Aruna.
"aku dari keluar sama teman-teman ku". Jawabnya santai sambil memainkan ponselnya.
Tatapan mengintrogasi langsung dilayangkan pada Aruna, dia dapat melihat bagaimana istrinya keluar dengan pakaian yang begitu seksi sekali.
"siapa teman-teman mu ? bahkan pakaian mu begitu seksi". Tanya nya denga wajah berubah dingin.
"ya teman-teman aku lah mas, mereka mengajakku untuk keluar sekalian mentraktir makan karena kami baru lagi bertemu setelah salah satu dari mereka baru pulang dari luar negeri". Jawab Aruna, entah itu jawaban yang jujur atau tidak.
"apa harus memakai pakaian seksi seperti ini ?".
Aruna menghela nafasnya, ponsel diletakkan begitu saja diatas meja. "kan aku selalu begini kalau keluar apalagi sama kamu".
"tapi tidak harus seseksi ini juga. Lihatlah dalaman mu hampir kelihatan. Jika keluar denganku pakaian mu tidak sependek ini".
"kamu kenapa sih mas, marah-marah tidak jelas seperti. Aku cuman keluar loh bertemu sama teman-teman ku, kenapa sih harus kmu permasalah kan seperti ini". kesal Aruna.
pria itu menarik rambutnya kasar, sungguh dia terasa stress jika menghadapi Aruna.
"aku tidak mempermasalahkan kamu keluar Aruna tapi setidak nya kamu meminta izin terlebih dahulu dengan ku dan juga tolong jangan terlalu memakai pakaian seksi jika tidak bersama ku". Dirga merendahkan suaranya sedikit agar tidak menimbulkan keributan.
"aku lupa mengabarkan mu, tadi teman ku mengajak dengan buru-buru".
Dirga menatap istrinya lekat, mencari kebenaran dari jawaban sang istri karena jawabannya sungguh tidak masuk akal. Apalagi dia menelpon Aruna berulang kali tapi wanita itu tidak menjawabnya.
"apa kamu sesibuk itu ketika bertemu dengan teman mu sampai melupakan suami mu. mengirimkan saja chat sampai tidak bisa".
Aruna menarik nafasnya dengan kesal, apalagi mendengar ucapan suaminya, bukan hal pertama dia kesal dengan Dirga tapi sudah berkali-kali tapi di selalu menahannya.
Dulu sebelum menikah Dirga tidak pernah mengekangnya seperti ini, dan tidak pernah melarang nya jika ingin bertemu dengan teman-teman nya, namun setelah menikah dan hidup satu atap dengan dirga, pria itu sangat jauh berbeda .
"aku sudah bilang pada kamu mas, kalau aku lupa. Tolong mengerti aku capek dari keluar. Pulang bukannya senang malah kamu marahi seperti ini".
Dirga langsung mengepalkan tangannya kuat. "kamu kira aku tidak capek ? Seharian aku bekerja di kantor tapi ketika pulang kamu tidak ada dirumah. Kamu ini seorang istri seharusnya berada dirumah ketika aku pulang kerja menyambut ku dan menyiapkan makanan bukannya keluyuran dan tidak meminta izin".
Emosi Aruna ikut terpancing, ketika mendengar ucapan sang suami. Ditatapnya wajah Dirga dengan nafas yang memburu diikuti tatapan tajam.
"kenapa mas Dirga selalu memakan ku dan menyuruh tinggal dirumah terus haa!!!. Mas kita aku tida bosan dan jenuh harus tinggal dirumah ini sendirian ? Aku juga ingin bebas tanpa harus di kekang oleh kamu".
Dirga memejamkan matanya, rasa kesal nya kian menjadi apalagi Aruna tidak mengerti dengan penjelasan yang sudah panjang lebar dia jelaskan tadi.
Dirga langsung keluar dari rumah dan melajukan mobilnya entah kemana tujuan pria itu yang jelas saat ini dia hanya ingin meredakan emosinya.
Dia tidak ingin kelepasan dan menyakiti istrinya. Apalagi saat ini emosinya sedang berapi-api.
Padahal sebelum menikah dengan Aruna dia selalu membayangkan jika rumah tangganya akan bahagia. apalagi Aruna adalah wanita yang sangat dia cintai tapi bayangan itu kini berbanding terbalik.
pria itu menepikan mobilnya di pinggir taman yang banyak lampu-lampu nya, dia kemudian turun dari mobil dan duduk di bangku taman itu. Suara helaan nafas berkali-kali dia keluarkan.
Lagi-lagi dia teringat kembali pada mantan istrinya, ketika pulang kerja selalu menyambut nya dengan hangat walaupun dia selalu mengabaikan wanita itu tapi Ayumi tetap saja tidak menyerah.
Bahkan tak jarang wanita itu selalu menyiapkan makanan yang lezat untuk nya, kadang juga dia tidak memakan makanan itu karena sudah makan bersama dengan Aruna.
mantan istrinya bahkan selalu meminta izin ketika keluar walaupun kerumah orang tuanya pun dia tidak lupa untuk mengabarinya.
entah ingin menyesal atau bagaimana karena ini sudah menjadi pilihannya memilih Aruna menjadi pendamping hidupnya sampai menelantarkan Dania hanya untuk bersatu dengan sang kekasih.
Dia menghabiskan waktunya disana sendirian hingga larut malam, dia kemudian kembali ke mobilnya dan melajukan kembali ke rumahnya.
Pria itu segera masuk tapi tidak menuju ke kamarnya bersama Aruna melainkan dia.tidur di kamar tamu. Rasa kesal nya masih belum mereda apalagi Aruna tidak meminta maaf sedikit pun padanya.
Sedangkan dikamar, Aruna tengah Sik memainkan ponselnya dengan tertawa cekikikan, entah dengan siap dia berbalas pesan hingga membuatnya merasa senang.
Wanita itu sama sekali tidak menghubungi suaminya untuk menanyakan keberadaanya, tapi dia sudah menyusun rencana jika besok dia akan meminta maaf pada Dirga karena jika tidak dia tidak akan mendapatkan jatah bulanan nantinya, tentu dia tidak mau.
"dia kira aku tidak bisa marah juga apa, cihhh..dia selalu melarang ini dan itu. Padahal aku juga suntuk dirumah ini". cibirnya.
"aku juga mau kerja dilarang, kayak uang yang diberikannya saa cukup. Aduh pusing kepalaku mengatur keuangan yang pas-pasan. Bagaimana mau nyewa pembantu kalau begini caranya".
"bukannya beruntung menikah dengannya ini aku malah buntung, makin sengsara deh aku. Tidak bisa lagi belanja-belanja sepuasnya".
Wanita itu terus saja mengomel sendiri mengenai Dirga yang sekarang tidak bisa memenuhi kebutuhannya padahal dia ingin belanja barang-barang mewah setiap harinya seperti teman-teman nya.
Bersambung...
typo bergelimpangan, detail yang tidak jelas (usia, jarak misalnya), tanda baca. hal2 yang ga masuk di akal dan terlalu bertele2.
tolonglah teliti sebelum posting.
typo bergelimpangan dimana manaaaa
alurnya lumayan bagus sayang typonya merajalela. maaf ya. teliti sebelum posting /Pray/