Zetian seorang karyawan perusahaan, ketika ingin beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya, tanpa disadari jiwanya dipindahkan kedunia kultivator dan masukkan ketubuh Wang Peng seorang pangeran dari kerajaan api yang saat itu tengah dalam keadaan kritis.
Akankah ia berkembang di dunia yang kejam itu dan menjadi kuat atau menjadi sampah yang tidak berguna dan diinjak injak orang lain.
Ikuti petualangannya di immortal universe
Follow Ig Author (@catur_arjer)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon catur Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 31 Sarapan
Wang Peng terbangun ketika hari sudah malam, ia masih merasakan sakit dikepalanya saat selesai membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
" Aw kepalaku sakit" Ucap Wang Peng sambil memegangi kepalanya.
" Benar kata orang, sesuatu yang instan itu tidak baik untuk kesehatan" Ucap Wang Peng berdiri dari tempat tidurnya masih tetap memegangi kepalanya.
" Dan lagi kenapa saat aku selesai membaca buku ini jutaan ingatan memasuki kepalaku" Ucap Wang Peng sambil memegang buku itu.
Karena Wang Peng masih penasaran dengan buku itu akhirnya ia memutuskan untuk memeriksa apa yang terjadi dengan buku itu sebenarnya.
" Apa ini, kenapa tulisan dalam buku ini bisa menghilang?" Ucap Wang Peng keheranan karena tulisan dalam buku itu lenyap tanpa sisa.
"Ah lupakan hal itu, lebih baik aku istirahat saja" Ucap Wang Peng ketika melihat keluar cendela.
####
"Ada apa Patriak kenapa malam malam seperti ini memanggilku?" Ucap tetua Jiu Longsan sambil menangkupkan tangannya.
Sebelumnya tetua Jiu Longsan ingin beristirahat ketika seorang murid memberitahunya bahwa Patriak ingin bertemu dengannya malam ini.
" Aku ingin meminta bantuanmu untuk memanggil pemuda yang memiliki qi murni itu menemui ku besok pagi" Ucap Patriak sakte.
" Kenapa mendadak sekali Patriak, apa yang Patriak inginkan darinya?" Tanya tetua Jiu Longsan mengingat Patriak sakte tidak pernah bersikap demikian.
" Yah kau pasti tau alasannya, para tetua mungkin juga memiliki pemikiran yang sama denganku!" Ucap patriak sakte.
" Apa maksud patriak.."
" Ya aku ingin menggangkatnya menjadi murid elitku" Ucap Patriak sakte memotong ucapan tetua Jiu Longsan.
Murid sebuah sakte biasanya dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu murid luar, murid dalam dan murid elit.
Murid luar bisa menjadi murid dalam bila memberikan kontribusi yang besar pada sakte, sedangkan murid elit merupakan murid yang dilatih langsung oleh para tetua sakte.
" Kenapa kau tampak kecewa tetua Jiu?" Tanya patriak yang memperhatikan kekecewaan diwajah tetua Jiu.
" Tidak apa apa patriak mungkin karena saya sedang banyak pikiran, jika demikian saya permisi patriak" Ucap tetua Jiu Longsan kemudian meninggalkan ruangan Patriak.
" Yah mungkin aku tidak bisa mengangkat peng'er menjadi murid elitku, tetapi masih ada Rou'er, aku tidak akan melepaskannya kali ini" Batin tetua Jiu Longsan berjalan menuju kamarnya.
####
Pagi hari Wang Peng sudah menyiapkan makanan diatas meja makan, memang ketika Wang Peng masih berada di bumi ia sering memasak untuk mengisi waktu luangnya.
" Baiklah, saatnya aku mandi dan setelah itu aku bisa sarapan" Ucap Wang peng kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Selesai mandi Wang Peng menggunakan jubah berwarna hijau dengan gambar pedang berwarna emas di punggungnya, jubah itu merupakan jubah murid luar sakte pedang emas.
" Selamat makan" Ucap Wang Peng kemudian segera memasukkan makanan kedalam mulutnya.
Sebelum makanan itu masuk ke mulutnya terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang.
" Iya sebentar" Ucap Wang Peng kemudian berdiri untuk membukakan pintu.
" Ada keperluan apa tetua Jiu pagi pagi datang kesini" Tanya Wang Peng kepada tetua Jiu yang mengetuk pintu kamarnya.
" Apakah kau sedang sibuk?" Tanya tetua Jiu.
" Aku hanya sedang sarapan, ada apa tetua Jiu?" Tanya Wang Peng.
" Selesaikan sarapanmu dan ikut aku menemui Patriak!" Ucap Tetua Jiu Longsan.
" Mari kita sarapan bersama tetua aku memasak banyak pagi ini" Ucap Wang Peng.
" Terimakasih jika demikian" Ucap tetua Jiu Longsan kemudian memasuki kamar Wang Peng.
Memang sejak tadi tetua Jiu Longsan mencium harumnya masakan dari dalam kamar Wang Peng tetapi yang dihadapannya membuatnya tidak bisa berkata kata.
Makanan yang tersedia dikamar Wang Peng tidak pernah ia lihat sebelumnya.
" Apa ini Peng'er Apa ini bisa dimakan?" Ucap tetua Jiu Longsan menunjuk daging yang ditusuk dengan lidi diatas meja makan.
" Ini namanya sate ayam tetua dan ini namanya semur ayam" Ucap Wang Peng menjelaskan.
" Sate ayam,semur ayam kenapa aku baru mendengarnya?" Guman tetua Jiu Longsan.
" Bisa dibilang ini adalah resep rahasiaku tetua!" Ucap Wang Peng berbohong.
" Mari tetua kita makan" Ucap Wang Peng.
Tanpa menunggu Wang Peng dan tetua Jiu Longsan segera menikah hidangan tersebut.
"Ap...pua i...ni?, Ken..napua be...gitu en....ak?" Ucap tetua Jiu Longsan dengan mulut penuh dengan makanan.
" Tetua Jiu seperti anak kecil ketika sedang makan" Batin Wang Peng menggeleng-ngelengkan kepalanya.
Setelah menghabiskan makanan itu Wang Peng dan tetua Jiu segera pergi untuk menemui Patriak sakte.
####
" Hais kenapa mereka lama sekali" Guman seorang pria sepuh dengan jubah putih.
" Patriak, tetua Jiu dan seorang murid datang untuk menemui Patriak" Ucap seorang pelayan yang baru saja masuk keruang kerjanya.
" Izinkan mereka masuk" Ucap Patriak sakte Dangan penuh wibawa.
Sang Pelayan kemudian pergi meninggalkan ruangan Patriak untuk mempersilahkan mereka masuk.
Tak berselang lama kedua orang yang ditunggu tunggu oleh Patriak akhirnya tiba.
" Salam Patriak" Ucap mereka serempak.
" Kita langsung ke intinya saja, Wang Peng maukah kau menjadi murid ku?" Tanya Patriak sakte langsung pada intinya.
" Tunggu apa maksudnya ini?" Tanya Wang Peng melirik kearah tetua Jiu yang sepertinya mengetahui sesuatu.
" Maksudnya maukah kau menjadi murid ku?" Tegas Patriak sakte menatap kearah Wang Peng dengan senyum menghiasi wajahnya.
🔥 🔥 🔥
jika kalian suka dengan immortal universe jangan lupa like, komen dan vote ya
**TERIMAKASIH**