Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
Tidak tahan lagi melihat pemandangan didepannya yang membuat hatinya panas, tanpa berpamitan maupun terucap sepatah katapun, Rachel akhirnya membawa langkah kakinya keluar dari ruang rawat Kiyara dengan cepat.
Tidak perduli Mommy Yuna yang mungkin melarangnya pergi sendiri, tidak perduli Leon dan Kiyara yang membuatnya dianggap sebagai orang asing.
Rachel bahkan menutup pintu dengan sedikit keras, supaya orang-orang didalam ruangan mengerti kondisi hatinya.
"Mereka memang tidak memiliki hati!" Gumam Rachel dengan kesal. Ia menekan tombol lift menunggu pintu lift terbuka.
Sementara didalam ruangan, Mommy Yuna dan Kiyara terkejut ketika mendengar suara pintu yang ditutup keras. Begitu juga Leon.
Pria itu langsung menoleh dan tidak melihat lagi keberadaan istrinya dimana.
"Dasar wanita tidak punya sopan santun!" Ketus Mommy Yuna.
"Apa Rachel marah karena kamu menyuapiku?" Tanya Kiyara dengan wajah polosnya.
Leon langsung berdiri dari duduknya. Pria itu meletakkan mangkuk bubur Kiyara diatas meja.
"Tidak perlu menyusul wanita seperti itu, Leon. Rachel hanya membuat kita darah tinggi!" Ucap Mommy Yuna.
Leon langsung menatap Mommynya dengan dingin. Seharusnya tadi ia tidak menuruti dua wanita itu, karena sekarang Rachel justru pergi tanpa pamit padanya.
Tanpa banyak kata, Leon hendak melangkah, namun Kiyara sangat panik hingga langsung menahan tangan Leon.
"Jangan pergi Leon! Biarkan Rachel menemui orang tuanya!" Ucap Kiyara dengan wajah memelas dan sedih.
Leon menatap Kiyara yang terlihat sangat kasihan. Biar bagaimanapun, Kiyara kecelakaan karena mengejarnya. Kiyara juga tidak memiliki siapapun selain Mommy Yuna.
Tapi Leon lebih perduli pada Rachel. Ia sudah berjanji akan menemani wanita itu untuk menebus kesalahannya kemarin.
Leon langsung melepaskan tangan Kiyara. "Tujuanku kesini untuk menjenguk ibu mertuaku, bukan menjengukmu! Mommy Yuna bisa merawat dan menjagamu disini!"
Setelah mengatakan itu, Leon langsung pergi yang membuat Mommy Yuna tercengang kesal karena Leon justru memilih pergi.
"Leon! Leon!" Kiyara berusaha menggapai tangan pria itu yang sudah berjalan membuka pintu dan keluar.
Mommy Yuna langsung berdiri menghampiri Kiyara yang histeris.
"Sudahlah, biarkan Leon pergi. Bibi akan menjagamu!" Ucap Mommy Yuna sambil menenangkan Kiyara yang menangis.
Leon mencari kesana kemari sosok wanita cantik yang menjelma sebagai istrinya, namun tidak ada dilantai tempat Kiyara dirawat.
Pria itu langsung masuk kedalam lift dan menuju lantai bawah. Leon langsung bertanya pada pihak Resepsionis, kemudian baru menyusul Rachel yang kemungkinan sudah berada diruangan ibunya.
.....
"Mommy jangan banyak fikiran. Supaya darah tinggi Mommy tidak kambuh!" Protes Rachel dengan sedikit kesal, setelah mendengar dari ayahnya berapa tekanan darah Mommynya.
Rachel memang cerewet dan bawel dari dulu. Tidak bisa diam dan sulit diatur. Namun Vikko dan Saras sangat menyayanginya dan memanjakannya setiap saat, apalagi Rachel putri mereka satu-satunya.
"Setelah menikah-pun, putriku masih saja cerewet!" Sahut Mommy Saras.
Kondisi Mommy Saras sudah lebih baik dari kemarin, apalagi sekarang dijenguk oleh putri kesayangannya.
Rachel hanya tersenyum tipis menanggapi. Mommy Saras sudah menerima pernikahannya dengan terbuka. Tapi bagaimana jika orang tuanya tau, kalau dalam waktu 38 hari lagi, ia dan Leon akan bercerai?
"Dimana suamimu? Kau datang sendiri?" Tanya Daddy Vikko.
Rachel gelagapan mendengar pertanyaan ayahnya. Ia bingung harus menjawab apa, karena memang ia datang bersama Leon. Namun, Leon sedang bersama Kiyara.
Haruskah ia menjawab, Leon sedang merawat wanita lain?
"Emm... Tadi, aku bersama Leon. Tapi, Leon ada urusan!" Jawab Rachel berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Mommy Saras tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia tau sekarang kalau menantunya bukanlah orang sembarangan.
Sementara Daddy Vikko, ia menatap putrinya dengan intens. Sebagai ayah yang lebih dekat dengan Rachel, ia merasa ada sesuatu yang tengah disembunyikan putrinya.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu membuat mereka seketika menoleh. Daddy Vikko langsung berdiri.
"Biar Daddy yang buka!"
Rachel menganggukkan kepalanya dan kembali duduk dikursi disamping ranjang ibunya.
"Leon!"
Ternyata yang datang Leon. Pria itu menundukkan sedikit kepala sebagai rasa hormatnya sebagai menantu.
Rachel dan Mommy Saras langsung menatap kearah pintu, dimana Daddy Vikko memanggil nama Leon setelah melihat siapa yang datang.
"Masuklah!" Ucap Daddy Vikko.
Daddy Vikko masuk, kemudian Leon menyusul. Leon berjalan menuju ranjang pasien, sambil membawa keranjang buah menyerahkannya pada ibu mertuanya.
"Maaf, Leon terlambat masuk. Karena tadi ada urusan sebentar!" Ucap Leon dengan sopan pada Mommy Saras.
"Terimakasih, nak. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot! Dengan kalian datang saja, Mommy sudah sehat!" Jawab Mommy Saras.
Rachel berdiri mengambil keranjang buah yang diberikan Leon dari tangan Mommynya, lalu meletakkannya diatas meja.
Rachel sungguh tidak menyangka, kalau Leon menyusulnya masuk keruangan Mommynya. Bukankah pria itu sibuk merawat Kiyara?
Rachel sangat enggan menatap wajah Leon. Sementara pria itu, menatap Rachel yang hanya diam saja.
"Mommy sudah mendengar, kalau kalian sekarang tinggal bersama ibumu, nak!" Ucap Mommy Saras pada Leon.
Leon menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Leon berfikir bahwa Rachel menceritakan bagaimana sikap Mommy Yuna padanya, tapi ternyata, Mommy Saras justru berkata Rachel cerita kalau mereka bersikap baik.
"Lain kali, Mommy ingin bertemu ibumu!"
Ucapan Mommy Saras tentu saja membuat Rachel menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin Mommynya bertemu ibunya Leon.
"Mom, kondisimu belum stabil. Jadi, jangan fikirkan yang lain-lain!" Protes Rachel.
"Kan setelah Mommy keluar dari rumah sakit." Sahut Mommy Saras.
Rachel diam tidak lagi membantah. Namun ia tetap tidak suka kalau orang tuanya bertamu kerumah Leon dan bertemu Mommy Yuna. Ia saja tidak diterima sebagai menantu, bagaimana orang tuanya?
Leon tau, apa yang istrinya fikirkan tentang keluarganya yang dilarang datang menemui ibunya.
Rachel pasti khawatir dengan sikap Mommy Yuna. Leon juga sama sekali tidak menyukai sikap ibunya yang memandang kasta, harta dan kedudukan.
Daddy Vikko tidak banyak menyahut, namun ia justru memperhatikan sikap Leon dan Rachel yang seperti ada masalah, tidak seperti pasangan pada umumnya.
"Leon, ada yang mau saya bahas denganmu mengenai kerja sama grup Arron! Bisakah kau membantu Daddy sedikit?" Tanya tuan Vikko sambil menatap Leon dengan dalam.
Leon tidak bisa menolak. "Tentu!"
Tuan Vikko berdiri, lalu berjalan keluar dari ruang rawat istrinya diikuti oleh Leon. Sedangkan Rachel dan Mommy Saras hanya menatap kepergian mereka dengan sedikit bingung.
Tuan Vikko berdiri tidak jauh dari ruangan istrinya, pria itu menatap menantunya.
"Kamu memang sudah membantu saya. Tapi bukan berarti, dengan uang yang begitu besar sebagai mahar, saya menyerahkan putriku sepenuhnya padamu!"
Leon tidak mengerti maksud ucapan dari mertuanya. Bukankah akan membahas pekerjaan?
"Saya tidak mengerti!" Leon menyahut.
"Rachel selalu ceria dan penuh tingkah. Tapi, hari ini setelah satu bulan lebih saya tidak melihatnya, saya melihat perubahan yang banyak pada putriku!" Vikko menghentikan ucapannya, ia menarik nafasnya lalu membuangnya. "Jangan sampai kau menyesal, jika suatu saat aku menukar lagi bantuanmu. Karena sebagai ayah, aku lebih menginginkan kebahagiaan putriku!"