NovelToon NovelToon
Adelardo'S Obsession

Adelardo'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: RD Junior

Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?

Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Ryder Crop.

Sebuah mobil sport keluaran terbaru berhenti di parkiran perusahaan ternama di kota itu. Tak lama kemudian sang pemilik keluar dari mobil dan disambut oleh para pria bertubuh kekar, yang tak lain ialah pengawalnya.

"Mari Tuan muda, saya antar Tuan keruangan Tuan Chan," ucap salah satu pria itu dengan penuh rasa hormat, mempersilahkan Adelardo untuk berjalan terlebih dulu.

Para staf wanita di perusahaan itu dibuat terpesona oleh ketampanan yang dimiliki oleh Delard, sehingga mereka terus menatapnya dengan penuh rasa takjub.

"Siapa laki-laki itu? Wajahnya begitu sangat tampan!" tanya salah satu staf wanita kepada rekannya.

"Aku dengar tuan Chan Ryder akan memperkenalkan putranya, apa mungkin kalau pria tampan itu adalah laki-laki yang dimaksud oleh tuan Chan?!"

"Sepertinya begitu!"

Delard memasuki ruang meeting, kedatangannya pun disambut hangat oleh Chan Ryder dan semua orang kepercayaannya di perusahaan itu.

"Jadi ini putra Tuan Chan, yang selalu anda bangga-banggakan," ucap pria yang sudah berusia setengah abad itu kepada Chan Ryder. "Dia begitu tampan! Hanya dengan melihat wajahnya saja saya sudah yakin jika dia itu pria yang sangat cerdas," pujinya kepada Adelardo.

Adelardo terkekeh mendengar ucapannya, "Tuan terlalu memuji," Imbuhnya tersenyum malu-malu.

"Tentu saja. Dia adalah putra kebanggaan ku," ucap Chan Ryder, "dan dia juga yang nantinya akan menggantikan aku di perusahaan ini," lanjutnya.

Setelah cukup lama berbincang-bincang diruangan itu, Chan Ryder meminta Ruly selaku orang yang di tunjuknya menjadi asisten pribadi Delard untuk mengantar Delard keruangannya. Saat ini Delard di tempatkan sebagai manager bagian pemasaran.

Berbeda dari sebelumnya, jika biasanya staf wanita datang keruangan manager dengan raut wajah yang masam, karena posisi itu dulunya di pegang oleh tuan Harry yang usianya sudah lima puluh tahun lebih, tapi kali ini mereka tampak ceria, bahkan tak sedikit dari mereka yang melakukan makeover dulu sebelum mengetuk pintu.

"Masuk!" seru Adelardo setelah mendengar pintu ruangannya di ketuk dari luar.

Mereka masuk secara bersamaan sehingga kehadiran mereka membuat Delard sedikit terganggu.

"Ada apa?" tanya Delard menatap salah satu dari mereka.

"Maaf Tuan, ini ada berkas yang harus segera Tuan tandatangani."

Delard meraih berkas itu lalu membacanya sebelum dia tandatangani, karena dia itu adalah orang yang sangat teliti dan kompeten.

Beberapa dari wanita itu ada yang terlihat mencari-cari perhatian Delard dengan cara memainkan ujung rambutnya, namun Delard tampak tak mempedulikannya.

"Yang berkasnya sudah selesai ku tandatangani, kalian boleh keluar," tegas Delard, karena beberapa dari wanita itu masih berdiri dan terus memandanginya dengan tatapan penuh kagum.

"Ba-baik, Tuan." Dengan sangat terpaksa satu persatu dari mereka keluar dari ruangannya.

"Dan satu lagi!" ucap Delard kepada wanita terakhir yang ada diruangannya. "Kalian itu sudah dewasa, mengapa bersikap seperti anak SD yang sedang mengantri ingin mendapatkan nilai tulisan! Datanglah satu persatu, kalau tidak, datang dari salah satu dari kalian saja, tidak usah beramai-ramai!" lanjutnya.

"Baik, Tuan." Perempuan itu keluar.

Tok...

Tok...

Tok...

"Masuk!"

"Maaf Tuan, ini sudah saatnya jam makan siang," ucap Ruly mengingatkan atasannya.

"Aku sedang sibuk!" jawab Delard yang fokus menatap layar laptopnya.

"Apa perlu saya antarkan makan siang Tuan?"

"Tidak usah, karena setengah jam lagi aku akan pulang," jawabnya.

Ruly terdiam, karena Chan Ryder memang sudah memberitahunya jika Delard hanya bekerja separuh waktu saja.

_

Setelah mendengar perkataan Romy, akhirnya Grace sedikit melunak dan mau memaafkan kesalahan Daniel. Tentunya dengan syarat, jika dia tidak boleh melakukan kesalahan yang sama.

Sonya mengepalkan tangannya ketika melihat Grace dan Daniel sudah berbaikan. "Sial! Sebenarnya apa kelebihan Grace dari pada aku? Kenapa Daniel begitu takut kehilangannya," batinnya.

Sama halnya seperti Sonya, Laura dan Anggun juga tampak tidak senang ketika Grace memutuskan untuk memaafkan semua kesalahan yang sudah dilakukan Daniel.

"Daniel memang buaya sejati! Bujuk rayunya telah berhasil meluluhkan hati Grace, hingga kini Grace mau memaafkannya," Laura menyandarkan tubuhnya di badan mobil.

"Sudahlah! Lagi pula kita itu hanya sekedar temannya, kita tidak berhak mengatur urusan pribadinya," tutur Anggun.

Pulang sekolah Daniel mengajak Grace jalan-jalan di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa aksesoris couple-an. Sikap Grace yang tidak matre memiliki nilai plus bagi Daniel untuk mempertahankannya, karena selama berpacaran dengannya, Grace tidak pernah meminta barang-barang mewah, berbanding seratus delapan puluh derajat dengan Sonya yang terus-menerus menguras uang bulanannya.

_

Waktu telah menunjukkan pukul 14:20. Delard masuk kedalam bhatroom untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat.

Siang berganti malam, Delard keluar dari kamar lalu menoleh kearah pintu kamar adiknya yang tertutup rapat. "Dari tadi aku tidak melihatnya. Apa dia belum pulang?" batinnya. Delard pun masuk kedalam kamar Grace yang kebetulan tidak pernah dikunci ketika dia pergi-pergian.

Ceklek.

Pintu perlahan terbuka, dan itu ternyata Grace yang baru saja tiba. "Kak Delard sedang apa di kamar ku?" Grace sedikit terkejut melihat keberadaannya, apalagi Delard tampak mengotak-atik laptopnya.

Delard berdiri dari duduknya, lalu menatap Grace yang berdiri diambang pintu. "Dari mana saja, kenapa baru pulang?"

"Em__" Grace melumat ujung bibirnya sendiri karena belum menemukan ide yang tepat untuk membohongi Kakaknya, karena tidak mungkin dia berkata jujur jika habis jalan-jalan bersama Daniel.

"Em apa?" tanya Delard mendekatinya. Delard pun menoleh kearah bibir Grace. "Sial!" umpatnya dalam hati. "Sadar Delard sadar! Dia itu adikmu, kau tidak bisa terus-terusan kecanduan dengannya," batin Adelardo merutuki diri sendiri.

"Em, bagaimana hari pertama kau bekerja?" Grace melempar topik pembicaraan untuk menghindari omelan kakaknya.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku!" cetusnya.

"Aku sangat gerah, kita bicara lagi nanti." Grace berlari masuk kedalam kamar mandi.

Grace melihat wajahnya di pantulan cermin yang ada di dalam kamar mandi. "Ada apa dengan kak Delard? Mengapa akhir-akhir ini dia sering sekali mengganggu ku," gumamnya. "Apa dia dendam, karena dulu aku sering mengganggunya?" batinnya bertanya-tanya. "Sudahlah! Mending aku bersihkan tubuhku, setelah itu aku akan beristirahat," lanjutnya.

Kurang lebih sekitar lima belas menit lamanya Grace pun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar, menutupi sebagian tubuhnya. Dia pun duduk dimeja rias, dan ketika melihat wajahnya di pantulan cermin, dia terkejut bukan main saat melihat Adelardo masih berada di dalam kamarnya, karena dia pikir Adelardo sudah pergi.

"Aaa!!!" Grace menjerit sekeras mungkin.

Adelardo yang melihat pun langsung mendekat lalu membekap mulutnya. "Jangan berteriak! Atau daddy dan mommy akan berpikir macam-macam tentang kita," desusnya.

Grace memegangi tangan Delard yang membekap mulutnya, kemudian menggigit tangan itu.

"Argh!" Pekik Delard seraya melepas bekapan ketika Grace menggigit tangannya.

"Kenapa kau masih disini?" cetus Grace menatap tajam kepada kakak angkatnya.

Delard menelisik kemolekan tubuh adiknya. "Apa kau lupa dengan ucapan mu tadi pagi?"

"Ucapan yang mana?" Grace mengernyitkan keningnya.

"Mengulangi kejadian semalam."

Grace langsung menyilangkan kedua tangannya di dada mendengar ucapan Delard. "Jangan sembarangan! Aku tidak mau mengulangnya," tolak Grace seraya berjalan mundur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!