Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8.
“Aku dan Kakek masih menunggu Pak Haji yang akan memberi kursi roda buat Arumi..” ucap Nenek lagi..
“Wah alhamdulillah rejeki Arumi..” ucap Ariana penuh syukur sambil mengusap lembut puncak kepala Arumi.
“Iya Bun.. biar Nenek dan Kakek tidak capek menggendongku..” ucap Arumi sambil tersenyum.
“Kursi roda bekas tapi masih bagus.. kecil bisa dilipat juga..” ucap Kakek tampak ekspresi wajahnya juga penuh rasa syukur.
“Alhamdulillah.... O ya Pak, nanti kalau Pak Haji datang aku juga mau menawarkan apa bisa aku mengajar di pondok nya.” ucap Ariana yang tiba tiba mendapat ide mengajar di pondok milik Pak Haji.
“Ooo iya iya.. ya sudah sana kamu cepat cepat makan biar tidak sakit..” ucap Kakek dan Ariana pun cepat cepat masuk ke dalam rumah sambil menggendong tubuh Arumi.
Beberapa menit kemudian setelah Ariana selesai makan...ada suara mobil berhenti di depan rumah mereka..
“Bun itu mungkin Pak Haji sudah datang. Ayo kita ke sana, aku mau salim dan mengucapkan terima kasih..” suara imut Arumi yang terlihat sudah tidak sabar untuk ke depan.
“Iya Sayang.. Bunda taruh piring dan gelas ini dulu.” Ucap Ariana yang baru selesai mencuci piring dan gelas yang habis dia gunakan.
Setelahnya Ariana menggendong Arumi dan melangkah ke luar dari rumah. Dan benar Pak Haji sudah datang, Kakek dan Nenek pun sudah melangkah menyambut Pak Haji. Sopir Pak Haji membuka bagasi mobil mengeluarkan sebuah kursi roda yang terlihat tidak besar.
“Ini kursi roda portable dulu milik orang tua ku.. “ ucap Pak Haji sambil membuka kursi roda itu, memberi tahu cara mengoperasikan kursi roda itu. Kakek dan Nenek memperhatikan dan berkali kali mengucapkan terima kasih atas pemberian dari Pak Haji. Meskipun barang berkas dan sudah tidak berguna di rumah Pak Haji akan tetapi itu sangat sangat berguna bagi Arumi dan juga Kakek dan Nenek jadi tidak capek .
“Terima kasih Pak Haji..” ucap Ariana yang sudah berada di dekat mereka..
“Terima kasih Pak Haji..” suara imut Arumi sambil mengulurkan tangan mungilnya..
“Sama sama..pakailah semoga membantu mu Nak.. aku juga berharap kamu cepat sembuh.” Ucap Pak Haji sambil menerima tangan mungil Arumi. Arumi tampak menarik tangan Pak Haji dan mencium punggung tangan Pak Haji. Pak Haji begitu terharu dan mengusap usap puncak kepala Arumi.
“Semoga Allah melimpahi berkah pada mu Nak..” gumam Pak Haji dalam hati yang tahu Arumi buta dan lumpuh tambah orang tua nya bercerai.
“Mari masuk Pak Haji...” ucap Kakek selanjutnya.
“Terima kasih, tapi saya terburu buru, masih ada acara.. maaf.” Ucap Pak Haji dengan santun.. Pak Haji pun segera berjabat tangan dengan Kakek pamit pada semua dan segera masuk ke dalam mobil.
Ariana yang melihat Pak Haji tampak tergesa gesa tidak sampai hati untuk mengutarakan maksudnya menawarkan diri untuk mengajar di pondok Pak Haji jika sore hari.
“Lain kali saja kamu Ar, datang ke rumah Pak Haji.. tapi murid di pondok sudah besar besar usia SMP sudah pasti mereka bisa membaca dan menulis.. tapi siapa tahu pondok butuh tenaga kamu untuk memberi tambahan pelajaran IPS atau mengaji.” Ucap Kakek sambil meng ambil alih tubuh mungil Arumi dan didudukkan di kursi roda.
“Iya Pak.. ya sudah aku coba menawarkan les di sekitar rumah kita. Aku pinjam hand phone Bapak ya..” ucap Ariana.
“Ambil saja di atas meja itu. aku mau mendorong kursi roda ini.” Ucap Kakek lalu mendorong kursi roda yang sudah diduduki Arumi itu di halaman rumah.. bibir Arumi tampak tersenyum senang. Meskipun hanya berputar putar di bawah pohon rambutan yang rindang.
Ariana dan Nenek duduk lagi di kursi teras.. Ariana tampak mengusap usap layar hand phone milik Bapak nya lalu mengetik ngetik..
“Assalamualaikum.. Bapak bapak dan Ibu ibu. Maaf saya Ariana anak Bpk dan Ibu Syamsu, mau menawarkan jasa untuk memberi les pada putera dan puteri Bapak Bapak dan Ibu Ibu yang masih kelas satu sampai empat sekolah dasar. Les untuk semua pelajaran di kelas tersebut. Jika ada yang berminat silakan menghubungi kami... terimakasih.. wassalammualaikum wrwb.”
“Bismillah...” gumam Ariana lalu...
TING
TING
Ariana mengirim chat teks itu ke group bapak bapak dan di salin di kirim ke grup ibu ibu yang ada di hand phone milik Bapak nya itu.
Ariana menunggu berapa menit hanya ada reaksi jempol dan hati dari beberapa orang anggota group chat itu.
“Belum ada yang menghubungi Bu, aku keliling dulu jual daster dan sprai ya Bu..” ucap Ariana sambil bangkit berdiri.
“Hand phone kamu bawa saja nanti kalau ada yang menghubungi dan tanya tanya bisa langsung kamu jawab. Ibu dan Bapak bingung jawabnya nanti..” ucap Nenek sambil mengulur kan hand phone pada Ariana.
Sementara itu di lain tempat sebuah mobil sedan bagus melaju di atas jalan raya..
“Mas.. sehabis ambil baju pengantin kita lihat rumah baru kita ya...” ucap seorang perempuan yang duduk di samping jok kemudi..
“Okey Sayang sehabis nikah kita langsung tinggal di sana.” Ucap seorang laki laki yang mengemudikan mobil itu yang tidak lain adalah Respati Rachmat.
“Ha.... ha... ha... ngapain juga menunggu habis nikah Mas, nanti juga kita bisa langsung tinggal di sana. Papa sudah menyuruh orang mengirim furniture dan segala perlengkapan yang kita butuhkan di rumah kita itu.” Ucap perempuan itu yang tidak lain adalah Hani.
Respati menoleh sebentar dan tersenyum menatap Hani...
“Kita sudah tidak perlu menyewa hotel..” ucap Respati sambil masih tersenyum. Dulu mereka berdua sering menyewa kamar hotel untuk melampiaskan hasrat nya hingga akhirnya perut Hani membuncit.
Mobil pun terus melaju menuju ke butik tempat mereka berdua memesan baju pengantin. Bibir Respati terus tersenyum bahagia..
Setelah selesai mengambil baju pengantin dua orang itu pun segera masuk ke dalam mobil dan mobil melaju menuju ke rumah baru mereka..
“Aku sudah tidak sabar sampai di rumah baru kita Sayang...” ucap Respati sambil tersenyum dan menoleh sekilas ke arah Hani..
“Sama Mas...” ucap Hani yang juga tersenyum sambil menatap calon suaminya dengan kerlingan nakal nya..
Mobil terus melaju.. Be berapa menit kemudian mobil pun sudah memasuki pintu gerbang kawasan perumahan elite... beda dengan perumahan yang dulu ditempati oleh Respati dan keluarga kecilnya.
“Mas Respati kenapa sih meninggalkan Ariana dia itu kan perempuan yang lembut, anggun dan cantik juga...” ucap Hani sambil menoleh ke arah suaminya..
“Dulu aku mencintai dia tetapi ternyata aku salah. Cinta saja tidak cukup untuk membangun keluarga yang bahagia.. Aku dulu tidak mendengarkan nasihat orang tua, Mama dan Papa sejak dulu tidak setuju aku menjalin hubungan dengan perempuan itu.. sudah lah tidak usah membahas perempuan itu, sekarang aku sudah menemukan tambatan hatiku... cinta sejati ku yaitu kamu ... Hani Sayang ku.... “ ucap Respati sambil tangan kirinya melepas kemudi lalu memegang telapak tangan Hani dengan lembut penuh cinta..
Respati melepas pelan tangan Hani dan kembali lagi kedua tangannya memegang kemudi mobil
“Sungguh..? Mas Respati tidak akan meninggal aku?” Ucap Hani sambil menoleh menatap Respati dari samping.