Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 sedikit kisah
Sedang kan di kamar agnetta, dokter dan priksa dengan mengobati semua luka yang di dapat agnetta tadi.
Mereka membuka seluruh pakaian atas agnetta, dan priksa mengganti nya dengan piama oversize yang di miliki agnetta.
"Sebenarnya kenapa pasien memiliki banyak luka seperti ini. " tanya dokter sambil terlaten mengobati luka Agnetta.
"Em saya juga kurang tau, dok. " ucap priksa.
Ia tidak akan mungkin membicarakan tentang keluarga Agnetta yang selalu menyiksa anaknya itu.
Dia sudah berjanji pada sahabat nya, agar tidak membocorkan rahasia nya itu pada siapapun.
Priksa tentu sangat terkejut saat mengetahui jika Agnetta terluka, dan itu karena ulah orang tuanya.
Flashback.
Pagi itu priksa Mengajak Agnetta berlibur, karena mereka sedang libur setelah melakukan ujian di universitas nya.
Priksa mengajak Agnetta pergi ke sebuah villa di sebuah daerah, di dekat kampung halaman orang tuanya.
Agnetta terlihat bahagia, di ajak berlibur oleh priksa, namun ada yang aneh dari sikap agnetta.
Itu terlihat jelas oleh priksa karena agnetta adalah orang yang sangat ceria sekali.
Tapi dari mereka berangkat, agnetta terlihat murung, namun dia tetap tersenyum.
"Kamu itu kenapa. " tanya priksa.
Saat itu mereka sedang berada di sebuah perkebunan teh, yang ada di bawah villa yang mereka inapi.
"Aku tidak papa ko. " Jawab Agnetta.
terlihat agnetta yang memegang erat switer tebal yang ia pakai, dan priksa menyerit heran melihat itu.
Setau nya Agnetta tipe orang yang tahan dingin, bahkan sangat tidak suka memakai switer atau hoodie tebal.
Agnetta lebih suka memakai pakaian pendek, seperti crop top dan celana pendek selutut atau di atas lutut.
Sangat pas di tubuh kecil dan mulusnya itu, priksa menatap sahabat nya dalam.
"Kau aneh sekali. " ucap priksa.
"Aneh apa nya. " tanya Agnetta.
"Apakah ada yang kamu sembunyikan dari ku. " tanya Priska.
Agnetta terdiam, priksa melihat ke terdiam an agnetta hanya menghela nafas nya saja.
"Kita berteman sudah lebih dari 2 tahun, Netta kamu gak perlu takut dan sungkan jika berbagi masalah dengan ku. " ucap priksa.
Agnetta menangis saat itu juga, ia tipe orang yang gak bisa dengar omongan kayak gitu.
Priksa yang melihat itu, memeluk sahabat nya, ia menepuk pelan punggung agnetta.
Namun gadis itu meringis, priksa kaget, dia menatap agnetta yang memejamkan matanya seperti menahan sakit.
"Ada apa. " tanya priksa.
"Aku... " gumam Agnetta lirih, ia menundukkan kepala nya.
Priksa yang melihat itu tambah bingung, ia menyingkap switer yang di pakai agnetta.
Dan ia terkejut di buat nya, di dalam switer itu agnetta memakai tang top mini putih.
dan di sana terdapat bercak darah, dan di sepanjang pinggang ke perut ia melihat luka memanjang di sana.
Priksa, langsung membawa agnetta pergi ke dalam villa, ia menyuruh agnetta membuka switer nya.
Dan, ia tidak bisa untuk tidak terkejut dibuat nya, dari lengan, hingga bahu, bahkan punggung agnetta penuh dengan luka memanjang.
"Apa yang terjadi?. " ucap Priska kaget,
"Aku.. Di cambuk. " gumam Agnetta lirih.
Gadis itu sudah menangis, begitu juga priksa, sakit hati nya melihat sahabat karib nya terluka seperti ini.
"Bagaimana?,... Siapa! Siapa yang melakukan nya. " tanya priksa marah.
"Orang tua ku. " ucap agnetta pelan.
Priksa kembali terkejut, keluarga nya, kedua orang tua yang sangat menyayangi gadis itu.
Bagaimana itu bisa terjadi, kenapa orang tua agnetta begitu kejam pada anak kesayangan nya.
"Bagaimana bisa. " ucap priksa sendu.
"Aku tidak tau, hanya saja ini sudah ke 5 kali nya mereka menyakiti ku. " ucap agnetta lirih.
"Mereka selalu bertengkar, dan berakhir menyiksa ku. " ucap Agnetta dengan menangis pelan.
Gadis itu terduduk di lantai karena merasakan sedih, takut dan juga bingung, semua terlihat jelas oleh priksa.
Priksa juga ikut duduk, ia memeluk tubuh ringkih agnetta, ia mengusap pelan kepala agnetta.
"Kenapa mereka bertengkar, bukan nya mereka sangat akur. " tanya Priska.
"Itu... Pertengkaran mereka terjadi setelah sebuah ledakan di teras rumah terjadi. " gumam Agnetta.
"Ledakan?. " tanya Priska kaget.
"Iya, malam itu aku terbangun karena mendengar suara kedalam, lalu terdengar lagi suara tembakan. " jelas Agnetta.
"Namun saat aku keluar kamar, pintu rumah sudah terbuka, aku mengira kedua orang tua ku keluar untuk mengecek nya. " jelas nya lagi.
"Dan aku juga ikut keluar, di sana aku melihat daddy, dan mommy yang terlihat sedikit berbeda, tatapan mereka sangat tajam dan mengisyaratkan kemarahan. " jelas Agnetta lagi.
"Kenapa kau tidak memberitahu kan nya padaku. " ucap priksa khawatir.
"Aku tidak ingin terus menyusahkan mu, maaf. " ucap agnetta.
"Agnetta ini sudah termasuk ke dalam kekerasan, kita harus melaporkan nya ke polisi. " ucap priksa.
"Tidak!! Jangan. " ucap Agnetta menggeleng kan kepala nya.
"Mereka satu-satunya keluarga ku, bagaimana aku bisa hidup jika mereka tidak ada. " ucap agnetta pelan.
"Tapi bagimana kamu bisa hidup dengan kekerasan ini. " ucap priksa.
"Aku akan tinggal di apartemen, setelah masuk kuliah nanti, aku bisa keluar dari rumah dengan alasan kuliah. " jelas Agnetta.
"Baiklah, tapi tolong beri tau aku jika terjadi apa-apa. " ucap priksa.
"Aku akan, tapi berjanji lah untuk merahasiakan ini dari semua orang. " ucap agnetta menatap priksa dalam.
"Baiklah." ucap priksa pasrah.
Flashback off.
"Lukanya sudah saya obati, nanti tolong oleskan salep ini, 2 kali 1 hari ya. " ucap dokter itu.
"Dan satu lagi. " ucap dokter itu lagi.
"Teman mu, sedang mengandung. " ucap dokter itu lagi.
Deg.
Seseorang yang mendengar kan di bawah tangga mematung mendengar itu, apa katanya mengandung.
Sedang kan priksa mengangguk karena ia sudah tau, dokter lalu menuliskan resep vitamin.
"Pasien harus banyak memakan buah-buahan, karena seperti nya dia kurang memakan nya. " jelas dokter itu.
"Ini resep vitamin untuk membantu daya tahan tubuh sang ibu dan calon anaknya nanti. " ucap dokter itu lagi.
"Baik dok, Terima kasih. " ucap priksa.
Gadis itu lalu mengantarkan dokter itu menuju lantai bawah, priksa terkejut saat melihat keberadaan silas di sana.
Entah lah, priksa sangat tidak menyukai silas, apalagi setelah mendengar ucapan sahabat yang mengatakan hamil anak pemuda itu.
"kenapa kau di sini. " tanya priksa datar.
"Aku kebetulan berkunjung. " ucap silas menjawab.
"Pergi lah, tidak ada kebetulan berkunjung di sini, lagian mau aku ataupun Agnetta kami tidak akrab dengan mu. " ucap priksa sinis.
Silas hanya diam, ia memilih bangun di ikuti oleh Gara, priksa menatap sinis gara.
"Jangan kau membuntuti sahabat ku lagi, jika ia, aku tidak segan melaporkan mu ke polisi. " ucap priksa datar.
"Pergi kalian dari sini, jangan tunjukan batang hidung kalian di sekitar agnetta. " ucap priksa marah.
Dokter pamit, di ikuti silas dan Gara, pemuda itu tidak menyangka sahabat nona agnetta sangat galak seperti kucing betina.
'Menakutkan. 'Batin gara.
***