DISAYANGI TUAN VAMPIRE

“Itu bukalah sebuah simbol biasa!” imbuh selene lagi, “Perhatikan baik-baik bentuk simbol kuno tersebut. Jika kau menemukannya maka kau akan menemukan takdirmu!”

“Apakah ini tentang hal yang pernah kau bilang, ‘takdir yang diputuskan sebelum sempat menjalin’ apakah itu yang kau maksud?” tanya Cedric.

“Ini semua tergantung kepadamu untuk menjawab semuanya!” imbuh Selene seraya mundur perlahan seperti melayang lalu menghilang dari hadapan Cedric.

Cedric tertegun sesaat seraya mengingat perkataan Selene tadi, “Simbol kuno! Apa ini ada hubungannya dengan kaum vampir kuno!” pikirnya lagi.

Cedric pun bergegas pergi meninggalkan hutan gelap yang tersembuni di ujung dunia, tersembunyi di balik kabut abadi, ini adalah sebuah hutan yang dikenal sebagai Hutan Jiwa. Penduduk desa terdekat hanya berbicara tentang hutan itu dengan suara berbisik, seolah takut membangunkan sesuatu yang sedang tertidur di dalamnya.

Hutan itu penuh dengan pohon-pohon raksasa yang memiliki rupa tak biasa. Batang-batang mereka berkelok seperti tubuh yang menari, cabang-cabangnya menyerupai lengan yang terulur, dan daun-daunnya bersinar lembut dengan warna biru kehijauan, seperti napas cahaya bintang.

Namun, yang membuat hutan itu sungguh ajaib adalah kenyataan bahwa pohon-pohonnya hidup. Tidak hanya hidup seperti pohon biasa yang tumbuh dan bernapas, tetapi mereka benar-benar bernyawa.

Orang-orang yang pernah cukup berani masuk ke hutan itu sering melaporkan suara-suara aneh. Desahan lembut seperti napas, bisikan samar yang terasa lebih dari sekadar angin, dan kadang-kadang suara rendah seperti nyanyian yang melayang di antara pepohonan.

Legenda mengatakan bahwa setiap pohon di hutan adalah tempat bersemayam jiwa-jiwa kuno—jiwa orang-orang yang telah lama hilang dari dunia fana, namun memilih tinggal di sana untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan alam.

Begitu sampai di kastil, Cedric tidak ingin membuang waktu. Dia langsung mengumpulkan ahli sejarah dari Kaum Manusia, Kaum vampir. Kaum sihir, Kaum serigala. Mereka semua berdiri mengelilingi meja bundar. “Lihat baik-baik simbol yang akan aku berikan, jelaskan kepadaku jika kalian mengenalinya!”

Perwakilan dari setiap kaum pun mendongak keatas, menunggu simbol yang akan Cedric berika. Dengan mengerahkan kekuatan penuh, Cedric mencoba memanggil simbol itu seperti waktu dia memanggil batu langit.

Simbol itu pun muncul, namun Cedric tidak bisa menahannya lebih lama. Setelah simbol itu menghilang, semua pun terdiam menatap Cedric. “Apa kalian mengenalinya?”

Perwakilan dari kaum penyihir berkata, “Itu terlihat seperti Simbol Relik Darah Purba!”

“Relik Darah Purba,” imbuh Cedric lagi.

“Artefak ini berbentuk seperti batu permata merah pekat, berdenyut seperti jantung, dan dipenuhi urat bercahaya yang tampak hidup,” jawab sejarahwan dari kaum manusia.

“Legenda mengatakan bahwa relik ini bukan sekadar benda mati, melainkan sisa darah dewa pertama yang pernah menginjakkan kaki di dunia fana.” Sambung kata sejarahwan kaum manusia.

Perwakilan sejarahwan dari Kaum Vampir pun berkata. “Ribuan tahun yang lalu, dunia ini diperintah oleh para Primordia, makhluk semi-ilahi yang lahir dari kekosongan. Salah satu dari mereka adalah Kafthar, dewa perang yang haus darah.”

“Dalam perang terakhir melawan saudara-saudaranya, Kafthar terluka parah dan darahnya mengalir membanjiri bumi. Di tempat darahnya mengalir, lahirlah mahluk-mahluk haus kekuatan, klan vampir pertama. Namun, sebagian darahnya membeku menjadi Relik Darah Purba, sebuah batu yang mengandung esensi kekuatan dan kegilaan Kafthar.”

“Kafthar akhirnya musnah, tetapi sebelum kehancurannya, dia meninggalkan kutukan pada Relik Darah Purba, siapa pun yang memilikinya akan memperoleh kekuatan tak terkalahkan, namun akan kehilangan kewarasan mereka perlahan-lahan.” Sejarahwan dari kaum serigala menambahkan penjelasan sebelumnya.

Sejahrawan dari kaum manusia menambahkan penjelasannya lagi. “Legenda tentang Relik Darah Purba menyebar dari generasi ke generasi, menjadi mitos yang menghantui setiap klan vampir.”

“Mereka percaya bahwa relik ini adalah kunci untuk menguasai dunia manusia dan makhluk magis. Selama berabad-abad, perang antar klan meletus, semuanya ingin merebut artefak itu.”

“Namun, Relik Darah Purba tidak pernah mudah ditemukan. Sebuah ramalan kuno menyebutkan bahwa artefak ini hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang membawa darah campuran. darah manusia dan darah vampir. Mereka dikenal sebagai Darah Tengah, makhluk langka yang dianggap haram oleh kebanyakan klan.” Tambah kata dari perwakilan sejarahwan kaum penyihir.

“Apakah karena hal ini Kaum Vampir Kuno, sibuk mengajak perang dengan kita?” tanya Cedric.

“Ya!” jawab semua perwakilan kaum bersamaan.

Cedric berpikir lagi, “Siapakah darah tengah itu, dimana aku harus mencarimu?”

Cedric memandang kepada perwakilan sejarahwan kaum Serigala, yang lebih banyak diam sedari tadi. “Apa kau memiliki pendapat tentang Darah tengah!”

Sejarahwan kaum Serigala tertegun sesaat lalu mulai bercerita. “Saat Darah Tengah masih bayi, Dia telah menunjukkan tanda-tanda keistimewaan yang membuat kedua dunia terkejut.”

“Ketika ia menangis, bunga-bunga di sekitarnya mekar secara tiba-tiba, dan akar-akar pohon bergerak untuk mendekapnya seolah ingin melindunginya. Tetapi di lain waktu, jika ia merasa marah atau terluka, badai kecil akan terbentuk, menghancurkan apa pun di sekitarnya.”

“Sejak detik pertama ia menangis, keistimewaan Darah Tengah mulai terlihat. Tangisannya tidak hanya memenuhi udara, tetapi juga menyentuh elemen-elemen di sekitarnya. Embun di rumput berubah menjadi kristal kecil yang memantulkan cahaya bintang, dan bunga liar yang ada di dekat tempat tidurnya tiba-tiba bermekaran meskipun bukan musimnya.”

“Bahkan pohon-pohon di Hutan Batas yang biasanya hanya bergerak oleh angin atau sihir, bergerak sendiri, menggoyangkan dahan mereka seolah memberi salam kepada jiwa baru yang telah lahir.”

“Namun, yang paling mengherankan adalah bagaimana makhluk-makhluk magis bereaksi terhadapnya. Aera, seekor burung api yang hanya muncul sekali setiap seratus tahun, terbang rendah di atas langit manusia dan berkicau dengan melodi lembut yang membuat semua orang terdiam.”

“Nyran, seekor naga tua yang dianggap sudah punah, muncul dari sarangnya di pegunungan dan beristirahat di dekat tepi hutan, mengawasi bayi itu dengan tatapan penuh rasa hormat. Bahkan air di sungai terdekat berkilauan seolah-olah sedang menari.”

“Namun, keistimewaan Darah Tengah tidak hanya membawa keindahan. Terkadang, ia juga memunculkan kekuatan yang menakutkan. Ketika ia merasa tidak nyaman atau terluka, energi aneh muncul dari tubuhnya, menggetarkan udara di sekitarnya.”

“Dari mana kau tahu tentang cerita semua ini?” tanya Cedric sedikit bingung, begitu juga dengan yang lainnya.

Perwakilan sejarahwan kaum Serigala itu terdiam sesaat lalu dia menjawab, “Ini semua adalah cerita dari ayahnya sebelum dia mati!”

Mereka semua yang mendengarnya tertegun, karena Darah Tengah nyata adanya. “Apa kau mengetahui siapa si Darah Tengah itu?”

“Sayangnya dia tidak memberita tahu siapa orangnya!” jawab si perwakilan sejarahwan dari Kaum Serigala.