Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 18 - Hanya Menginginkan Arra
Mobil yang dinaiki Austin berhenti, pria yang bertubuh tegap itu pun turun dan langsung melihat ke arah pos satpam rumahnya.
Melihat seorang wanita yang wajahnya terlihat familiar namun sungguh Austin tidak mengenal siapa wanita itu.
Sementara Arra yang melihat sang kakak turun dari mobil dia langsung bergegas menghampiri, berjalan sedikit cepat menuju Austin.
Arra coba menetralkan detak jantungnya yang bergemuruh, dia tidak ingin terlihat gugup sedikitpun, tidak ingin terbawa suasana dengan perasaan rindu yang sudah menumpuk di dalam hati.
"Selamat sore Tuan, maaf saya menganggu. Perkenalkan, nama saya adalah Selena, teman Arra."
Deg! seketika detak jantung Austin berhenti sesaat. Entah karena mendengar nama Arra atau karena suara wanita ini mengingatkannya pada seseorang.
Sejenak Austin hanya diam, menatap lekat-lekat seorang wanita yang kini berdiri di hadapannya.
Tatapan wanita ini seolah ingin mengatakan sesuatu tapi entah apa. Tatapan yang begitu dalam seolah penuh kerinduan.
"Arra?" tanya Austin, namun Arra malah merasa jika sang kakak sedang memanggil namanya. Air mata Arra jatuh, dia langsung memeluk Austin dengan Erat.
Namun tak sampai lama, tubuhnya langsung di dorong kuat oleh Austin. Bahkan nyaris saja Arra jatuh, untung dia masih mampu menyeimbangkan tubuhnya yang terhuyung.
Mendapati perlakuan itu Arra sadar bahwa Austin tidak mengenali dia.
Ya, karena aku adalah Selena.
"Jaga sikapmu! tidak ada orang yang bernama Arra disini," ucap Austin dengan suaranya yang dingin, kini tatapannya pun sudah berubah jadi tajam. Tidak ada lagi binar teduh yang selama ini selalu Arra dapatkan dari sang kakak.
"Maaf Tuan, tapi alamat rumah ini adalah alamat yang diberikan Arra padaku!" balas Arra, suaranya mulai tinggi.
Kini dia butuh penjelasan untuk semua yang terjadi. Bagaimana bisa Austin mengatakan jika tidak ada orang bernama Ara di sini, sementara dia adalah adiknya.
Tidak adakah jawaban lain yang lebih masuk akal dari itu?
Katakan saja jika aku tidak lagi tinggal disini?
Tanya Arra di dalam hatinya yang menangis, dadanya sesak sekali. Namun dia terus berusaha untuk terlihat kuat.
"Omong kosong! aku tidak mengenal Arra. Lebih baik pergilah, sebelum aku mengusir mu."
Deg! runtuh Sudah pertahanan Arra. Air matanya jatuh lagi dengan cepat.
Dan melihat air mata itu Austin merasakan hatinya yang pilu, perasaan aneh mengingat dia tidak mengenal wanita ini.
Melihatnya membuat dia teringat dengan Arra, adik perempuannya yang sudah dia jual pada keluarga kaya.
Arra sudah hidup bahagia, aku juga akan hidup bahagia. Batin Austin.
Semua kemewahan ini adalah pemberian Erzan, dia bahkan didirikan sebuah showroom mobil untuk dipimpimnya langsung.
1 tahun lalu Erzan datang dan membawa Arra pergi, Austin memang sempat berontak ingin melindungi sang adik.
Namun saat Erzan menawarkan sebuah kesepatakan, Austin menerimanya tanpa pikir panjang
Arra hamil anaknya Erzan, dan Erzan adalah orang kaya yang berkuasa.
Austin berpikir Arra pun akan hidup bahagia, jadi dia tidak mempermasalahkan ini semua.
Erzan hanya menginginkan Arra dan bukan masa lalunya, karena itulah Austin harus melupakan Arra pula sebagai adiknya.
Tanpa banyak kata lagi Austin pergi dan menuju pintu rumahnya yang megah.
Dia tidak berbalik lagi melihat wanita asing itu yang kini tubuhnya gemetar.
"Abang," lirih Arra, lagi-lagi air matanya jatuh tanpa permisi.