NovelToon NovelToon
Dendam Dibalik Cinta Mu

Dendam Dibalik Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Miutami Rindu

Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.

Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?

Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembantu

Waktu berlalu dengan cepat, Nadien mendapatkan apa yang selama ini ia usahakan. Nadien berhasil mendapat beasiswa nya, kini ia bisa berkuliah di Universitas impian nya. Nadien menjalani amanah yang di berikan Sheryl, sekarang Nadien tinggal di apartemen Sheryl.

Namun, sejak kepergian Sheryl. Nadien tak lagi mendapatkan kabar dari teman nya, Sheryl menghilang bak di telan bumi. Semua akun media sosialnya pun tak lagi aktif, sama halnya dengan Nadien, Gio pun tak pernah berhenti menanyakan soal Sheryl pada Nadien. Hingga lambat laun membuat keduanya menjadi dekat dan kini Gio menjadi teman Nadien di kampus.

Entah bagaimana, tapi Gio juga satu kampus dengan Nadien. Sama-sama berasal dari SMA yang sama, dan sudah saling kenal cukup lama. Keduanya pun menjadi teman baik, hanya teman. Karna Nadien tak pernah merasakan perasaan lebih terhadap Gio selain sebagai teman.

Hari-hari terus berjalan, tanpa adanya sosok Sheryl. Nadien sudah membaca sebagian diary milik Sheryl, kini ia tau kehidupan seperti apa yang Sheryl jalani selama ini. Tak pernah terpikirkan hal buruk di benaknya tentang Sheryl, setiap hari Nadien selalu menunggu kabar dari sang sahabat.

Ternyata selama ini sahabatnya itu begitu tertekan, ia menyimpan begitu banyak beban yang ia pendam. Sheryl yang Nadien pikir hidup dengan nyaman dan sempurna. Ternyata tak sesuai dengan yang ia pikirkan, Sheryl begitu rapuh dan menderita.

Tekanan dari sekitar membuat Sheryl selalu ingin menyerah. Namun, yang membuat Nadien terharu Sheryl begitu bahagia ketika bersama dengan dirinya dan keluarga nya di panti.

Nadien selalu merindukan teman baiknya itu, tiada satu haripun Nadien melupakan sosok Sheryl. Berharap teman nya itu mengirim pesan singkat padanya, walaupun hanya satu kata. Nadien sampai tak pernah mengganti nomor ponselnya hingga sekarang. Berharap Sheryl menghubungi nya sekarang, namun harapan nya tak pernah terwujud Sheryl tak pernah menghubunginya sampai sekarang.

Kembali ke masa kini..

Di pojok ruangan, Nadien menangis sejadi-jadinya, ia tak bisa menghentikan air matanya sendiri. Setelah mendengar kebenaran yang Gavin ucapkan, Nadien berlari keluar. Ia tak menerima apa yang Gavin katakan, Nadien berharap semua ini hanya kebohongan Gavin untuk menyakitinya saja.

Tapi, melihat tatapan mata Gavin yang tak menunjukan kebohongan membuat Nadien seolah kehilangan sebagian dari hidupnya. Nadien yang selama ini menunggu dan berharap Sheryl akan kembali, malah mendapatkan kenyataan yang tak pernah sedikitpun terlintas di pikiran nya.

Nadien duduk di pojok kamar, tepat di sudut tempat tidur dengan menyembunyikan wajahnya di kedua kakinya yang ia tekuk.

"Kamu gak bisa melakukan ini pada ku Sher, kamu udah janji akan kembali..." Ucapnya di sela tangisnya.

"Kamu gak boleh pergi seperti ini... Aku gak rela, kamu ninggalin aku untuk selamanya. Aku gak bisa.. Hiks.. Aku nungguin kamu selama ini, kenapa kamu tega sama aku...?" Ucapnya terisak pilu.

Bayangan-bayangan saat bersama Sheryl kembali terlintas di ingatan nya. Kenangan yang pernah mereka lalui bak sebuah film yang terputar rapi, membuat isak tangis Nadien semakin memilukan di ruangan yang sepi dan dingin.

.

.

.

Semalaman Nadien menangis, bahkan gadis itu baru tertidur di saat menjelang pagi dengan posisi masih di lantai yang dingin dengan kepala menyender di ranjang.

Hatinya terasa sakit, mendengar kenyataan kalau Sheryl meninggalkan nya untuk selamanya. Nadien merasa kehilangan lagi, baginya Sheryl bukan hanya teman melainkan saudara nya. Nadien merasa hidup sendirian setelah kehilangan kedua orang tuanya, lalu Sheryl datang tapi sekarang Sheryl meninggalkan nya juga.

Nadien merasa hancur, hidupnya kembali kosong dan hampa, tak ada lagi semangat untuk nya menjalani hidup yang penuh dengan kebohongan ini. Seolah hidup selalu mempermainkan nya, setelah ia menikah yang ia pikir suaminya akan menjadi kebahagian untuknya, justru malah membuat nya hancur dan menjadikan dunia nya seketika berubah gelap.

BRAKK !!

Nadien terperanjat dengan posisi masih duduk di lantai, mata sembab itu beralih ke arah suara yang mengejutkan nya. Tatapan nya tertuju pada pria yang kini berstatus sebagai suaminya, Nadien menatap dengan mata berkaca-kaca. Seulas senyuman terbit di wajahnya, berharap apa yang terjadi semalam hanyalah sebuah mimpi buruk.

"Enak banget kamu malas-malasan kaya gini. Kamu gak liat ini udah jam berapa? " Bentak Gavin menggema.

Seketika harapan nya runtuh, mendengar kata-kata kasar yang terucap dari mulut yang dulu selalu berkata manis padanya. Tapi sekarang, setiap kata yang terucap bak belati yang menghujami dadanya.

Kini Nadien sadar yang terjadi semalam bukanlah mimpi buruk. Semua itu adalah kenyataan pahit yang mulai saat ini harus Nadien terima dengan lapang.

"Tolong Gavin, kali ini aja. Kasih aku waktu," ucap Nadien lemah.

"Ngasih kamu waktu buat apa? Jangan manja ! Aku gak ada waktu, cepat siapkan sarapan. Aku harus ke kantor, " ujar Gavin acuh.

Nadien baru ingat kalau semalam Gavin sudah memecat Bi Sari, apa Bi Sari sudah pergi dari rumah ini? Mata Nadien kembali memanas. Kenapa semua orang yang dia sayang harus pergi meninggalkan nya. Bahkan Nadien belum sempat bicara lagi dengan bi Sari.

"Malah bengong. CEPAT !! " Sentak Gavin menatap Nadien nyalang.

"Gavin, apa bi Sari beneran pergi?" Tanya Nadien dengan suara lirih namun terdengar bergetar.

"Apa kamu lupa kalau semalam aku sudah memecatnya?!" Menegaskan kata-katanya.

"Apa kamu sungguh membiarkan bi Sari pergi?" Tanya nya lagi, berharap Gavin tidak serius dengan ucapan nya semalam.

"Untuk apa aku menahan nya? Sudah seharusnya dia pergi," timpal Gavin datar.

Nadien menggeleng samar, jadi ini sifat asli Gavin. Nadien tidak menyangka pria yang ia pikir baik, ternyata begitu tega dan kejam.

"..Dan mulai sekarang kamu yang akan menggantikan nya," tambah pria itu datar.

"Ma-maksud kamu?" Ceplos Nadien tak paham.

Gavin melangkah mendekat, pria itu berdiri di depan Nadien dengan kedua tangan di masukan ke saku celana nya.

"Mulai hari ini, kamu akan melakukan apa yang selama ini bi Sari lakukan. Melakukan semua pekerjaan di rumah ini," ungkapnya tersenyum miring.

Nadien menatap Gavin terkejut, "Ja--jadi maksud kamu. Aku--" Ucap Nadien tertahan.

"Ya. Kamu akan menggantikan bi Sari sebagai pembantu di rumah ini." Sela Gavin menekan kata pembantu, hingga membuat hati Nadien teriris.

Nadien tersentak menatap Gavin dengan mata membulat sempurna, "Kamu lupa? Aku ini istri kamu Gavin.." Bibirnya nampak bergetar.

"Lalu kenapa? Bukan nya itu termasuk tugas istri, ya? " Menatap Nadien remeh.

Ingin sekali Nadien menjawab ucapan Nadien, tapi entah kenapa lidah nya terasa kelu. Sungguh, Nadien tidak bisa berkata-kata lagi di depan Gavin, ada desakan di dada yang berusaha ia tahan. Nadien berusaha menyembunyikan emosi yang hampir meledak. Bagaimana Gavin malah menjadikan Nadien pembantu di rumah nya. Cairan bening di mata Nadien semakin memenuhi pelupuk matanya, Gavin benar-benar membuat harga diri Nadien tak berarti lagi.

'Tes' 

Air matanya jatuh juga, sungguh status nya sebagai istri amatlah tidak berharga bagi Gavin. Kecewa, marah, menyesal yang saat ini Nadien rasakan. Melihat Gavin menatapnya Nadien dengan cepat memalingkan wajahnya tak ingin terlihat lemah di depan Gavin.

"Kamu harus membayar semua penderitaan yang Sheryl alami selama ini Nadien.." Batin Gavin menatap Nadien penuh kebencian.

.

.

.

Di dapur. Nadien memasak makanan untuk Gavin, walaupun penampilan nya sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Tapi, tidak dengan hatinya. Hanya saja Nadien tak ingin terlihat lemah di depan Gavin.

Lagi pula, bagaimanapun juga Gavin adalah suaminya. Sudah sepatutnya Nadien melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik, walaupun ia tau Gavin bukan lagi Gavin yang sama dengan laki-laki yang mengatakan mencintainya. Tapi, Nadien tetap ingin menjalankan peran nya sebagai seorang istri dan sudah sepatutnya ia menerima setiap kekurangan yang ada pada suaminya.

Selesai memasak berbagai menu makanan untuk mereka sarapan, Nadien menghidangkan di meja makan. Entah kenapa tiba-tiba air matanya menetes begitu saja. Nadien mengusap sisa air matanya yang membasahi pipinya.

Nadien merindukan sosok yang setiap pagi sudah menyiapkan sarapan untuk nya dan Gavin. Nadien merindukan senyum hangat yang selalu bi Sari tampilkan setiap pagi.

Sejenak Nadien menangis terisak, menumpahkan rasa sesak di dada. Berharap bisa sedikit meringankan, mendengar suara langkah kaki yang sudah di pastikan jika itu adalah Gavin, buru-buru Nadien menghapus sisa-sisa air matanya, sedikit merapikan penampilan nya. Berusaha agar tidak terlihat kalau ia telah menangis.

"Gavin.." Panggil Nadien ketika Gavin melewati meja makan begitu saja.

Gavin menghentikan langkahnya, menoleh pada gadis yang berdiri tak jauh dari nya. Nadien menghampiri pria yang berstatus suaminya itu dengan senyuman hangat.

"Sarapan nya sudah siap." Kata Nadien selembut mungkin.

Karna, walaupun sebenarnya Nadien kecewa pada Gavin. Tapi Gavin adalah suaminya sekarang dan Nadien sebagai istri sudah sebaiknya bersikap sopan.

"Telat! Aku ada rapat penting 30 menit lagi," sahutnya dengan nada dingin.

Wajah Nadien terlihat kecewa, "Tapi, aku udah masak lho buat kamu."

"Kelamaan. Makanya jangan suka malas-malasan. Bangun lebih pagi, sekarang udah gak ada lagi bi Sari di rumah ini. Jadi sekarang kamu yang harus mengurus semuanya." Setelah mengatakan kata-kata yang membuat Nadien sakit hati Gavin pergi begitu saja.

"Ga--" Suara Nadien seolah tertahan menggantung di udara, padahal Nadien berniat mencium tangan suaminya.

Hening..

Apa ini? Kenapa semua harapan nya berubah terbalik, semua ini jauh dari apa yang sudah Nadien impikan beberapa hari sebelum pernikahan nya.

Bahkan apa yang terjadi padanya kini jauh berbeda dengan apa yang Gavin janjikan sebelum menikahinya. Nadien pikir ia akan di jadikan ratu oleh suaminya, tapi ternyata Nadien hanya di jadikan pembantu di rumah ini.

Musnah sudah impian yang sudah ia kejar dengan susah payah, penuh perjuangan. Kuliah, mengejar gelar sarjana dengan lulusan terbaik, dan pekerjaan yang layak. Semua itu bak hilang di terkam badai, semenjak kejadian malang yang di alaminya. Dan yang membuat Nadien semakin rapuh, dalang di balik kejadian yang menimpanya adalah Gavin. Pria yang di awal berkata cinta, namun nyatanya hanyalah omong kosong.

Kini semua perjuangan nya tak ada artinya lagi. Pada akhirnya Nadien hanya menjadi seorang pembantu dengan kedok seorang istri.

...****************...

Jangan lupa Like, Vote dan komen nya yaa🥰🤗

1
Trisna Yati
Oalah....gantung critanya
Trisna Yati
aduuuhh thor critanya bikin penasaran bgt, dn GK bisa di tebak
Miutami Rindu: 🥰
Ikutin terus sampe akhir ya, karna ceritanya akan semakin seru dan menegangkan🤫
total 1 replies
Trisna Yati
critanya menarik dn seru
Trisna Yati
mampir thor,,,dri awal critanya udah menegangkan dn seru
Miutami Rindu: Makasih udah mampir🤗 Semoga bisa terus dukung Author dan ngikutin cerita nya sampe akhir🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!