Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya.
Tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So bagaimana kelanjutannya? langsung aja baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DEBBY TERKAGUM
"Apa yang harus aku lakukan?" batin Debby bingung, bahkan air matanya benar-benar akan jatuh
"Janji! Jadi cepatlah buka, Aku harus kembali bekerja," ujar Raditia tidak sabar.
"Baiklah, obati dengan benar!" Debby mengigit bibir merahnya dan mulai melepas pakaiannya
Tepat sebelum melepaskannya, Debby mendongkak kepalanya dan melirik Raditia dengan gugup.
"Sungguh merepotkan," seru Raditia mengeleng-geleng tanpa daya
Kemudian sesuatu di luar dugaan terjadi, yang sangat meningkatkan rasa suka Debby pada Raditia.
Ketika Debby melepaskan pakaiannya, Raditia berbalik ke sudut dinding, menatap lurus tanpa melihat ke belakang sama sekali.
Debby selesai melepaskan pakaiannya dengan cepat.
"S-Sudah, Raditia." ucapnya gugup
"Oke, aku akan berbalik" ujar Raditia
"Jangan dulu..." Debby menggelengkan kepalanya, Nafasnya mulai terasa cepat, "Aku--"
"Apa lagi?" tanya Raditia masih tidak menoleh ke belakang
"Tutup matamu, Boleh?" tanya Debby
"Baiklah, kamu benar-benar merepotkan" jawab Raditia lalu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menutup matanya.
"Bagaimana sekarang?" tanyanya setelah berbalik.
"Terimakasih," Debby melihat Raditia melipat sapu tangannya menjadi beberapa tumpukan, lalu menutupnya matanya dengan kuat-kuat.
Dengan ini, Raditia benar-benar tidak akan bisa melihat.
Debby merasa lebih nyaman.
Namun ketika Raditia berjalan ke depan, kakinya beberapa kali tersandung benda-benda di sekitar.
"Astaga, Kamu lucu sekali" gumam Debby tertawa kecil.
Akhirnya dia bangun dari sofa, berjalan dan memegang tangan Raditia dengan lembut.
"Sini, Biar aku bantu! Sepertinya kamu benar-benar buta." ujarnya sambil tersenyum.
"Hehehe, Baiklah" balas Raditia mengangguk sambil tersenyum.
Dengan cara ini Debby membawa Raditia duduk kembali di sofa.
Pada saat yang sama, dia meletakkan tangan Raditia ke lehernya, yang putih dan mulus.
"K-Kamu boleh melakukannya," ujarnya gugup
"Oke, tapi sebelumnya aku minta maaf. tangan ku mungkin akan sedikit menyentuh dua asetmu," ujar Raditia serius.
Mendengar ini Debby sedikit ragu, tapi demi sembuh dari penyakitnya, dia akhirnya mengangguk, "Tak apa, Aku percaya padamu"
"Baguslah, aku akan melakukannya yang terbaik," ucap Raditia ringan
Kemudian tangannya mulai bergerak ke leher Debby, memijat tenggorokan, bawah leher, atas dua aset besarnya, da terakhir memutari dua asetnya hingga ke perut.
Raditia melakukan ini sebanyak lima kali.
"Ahh! Enak sekali," gumam Debby pelan.
"Apa? Kami bilang apa?" tanya Raditia, yang bisa mendengar ucapan Debby, agak terheran-heran.
"Bukan apa-apa, tolong lanjutkan," wajah Debby memerah, dia merasa malu karena menikmati pijatan Raditia.
"Oke, Sekarang berbalik!" perintah Raditia lembut.
Debby segera berbalik, memberikan punggungnya kepada Raditia.
Segera tangan Raditia memijat lehr belakang, bahu, punggun dan berakhir di pinggang.
Hal ini juga dilakukan sebanyak lima kali.
"Ahh! Raditia, ini geli banget!" ucap Debby nadanya agak ambigu.
"Tahan, Sebentar lagi selesai!" Raditia bener benar fokus mengalirkan tenaga dalamnya melalui punggun Debby, bahkan dia tidak terganggu oleh desahan yang keluar dari mulut Debby.
Dalam sekejap mata, Sepuluh pijatan selesai.
Debby terkejut, menyadari bahwa Asmanya, yang baru saja kambuh karena gugup, menghilang begitu saja.
Apalagi penyakit ini telah telah menganggu Debby selama bertahun-tahun.
Setelah perawatan Raditia kemarin, Debby tahu bawa akar penyakitnya masih ada dan itu tersembunyi sangat dalam.
Hal ini, setelah mendapat perawatan Raditia lagi, akar penyakitnya benar-benar hilang.
Debby tidak merasakan apapun dari sisa-sisa penyakitnya.