Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.
Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.
"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.
"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.
Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
Dallas berdiri lalu menghampiri Syafana, ia tiba-tiba memeluk Syafana dari belakang. Tubuh wanita itu bergetar, seakan menumpahkan tangisnya yang sejak tadi ditahan.
Menyadari seseorang memeluknya, otak Syafana seolah dikembalikan pada masa lalu. Saat itu Dallas memeluknya, menyandarkan tubuhnya di dadanya. Seketika harum parfum yang selalu dipakai Dallas langsung menyuruk masuk ke dalam hidungnya.
Genggaman tangan yang lembut dan hangat saling meremat, diiringi deburan ombak di dalam dada yang saling bersahutan. Keadaan seperti ini persis yang dilakukan Dallas ketika sedang menenangkan Syafana, dulu.
"Ya ampun." Syafana langsung tersadar dan terperangah setelah beberapa saat, buru-buru ia melepaskan pelukan Dallas, dan rematan tangan yang tadi sudah terjalin. Dallas pun menjauh.
Syafana menggeser tubuhnya dan lebih menjauh, dia sampai tidak sadar kalau dirinya dan Dallas sampai sedekat itu. Dada Syafana masih berdetak tidak beraturan, menahan rasa kaget yang dalam. Perlahan jemarinya menyeka air mata yang tadi berderai, pertahanannya hancur oleh air mata yang tidak sanggup ia bendung.
"Sya, kita punya darah daging. Aku hanya ingin mengakuinya, tapi bukan ingin merubah yang sudah tertulis secara hukum di dalam kartu keluarga bapak. Tolong pahami perasaanku, Sya. Andai saja aku punya kemampuan saat itu untuk menolak, aku akan menolak dan lebih memilih durhaka kepada kedua orang tuaku," pelan tapi tegas Dallas berkata. Dia hanya ingin Syafana tahu bahwa dia ingin mengakui darah dagingnya.
Syafana tersentak, tentu saja semua anak tidak akan memilih untuk durhaka pada kedua orang tua, termasuk Dallas.
"Aku sudah menerima hukuman dari perbuatanku. Hidupku hampa tidak berwarna. Aku hidup dalam bayang-bayangmu. Aku hidup bersama vidio pernikahan siri kita yang sampai kini masih kusimpan dengan rapi. Aku tidak pernah lagi bertegur sapa dengan baik dengan mama dan papaku. Semua hampa. Kamu tahu, apa yang membuat aku masih bertahan di dunia ini, itu karena cinta. Cinta aku padamu yang tidak pernah mati sampai kapanpun. Juga dukungan Daisya kakakku yang selalu ada untukku," tutur Dallas lagi, seakan tidak ada waktu lagi untuk menjelaskan, karena ia tahu setelah ini Syafana pasti akan beranjak dari tempat ini.
Dallas masih menatap Syafana, berharap Syafana mengatakan sesuatu yang bisa membuat dia lega.
"Tidak ada yang harus kita bicarakan lagi. Sejak kata talak itu, kita sudah tidak ada ikatan apa-apa. Aku tidak mengandung. Kak Dallas tidak perlu mengada-ngada hanya untuk berusaha merayuku supaya bisa kembali. Aku harus kembali, ini semakin sore." Syafana menuruni saung, dia bermaksud menyudahi pertemuan itu.
Dallas meraih tangan Syafana sampai tubuh mereka jaraknya hanya beberapa senti. "Jangan berusaha mengubur identitas aku sebagai papanya. Kamu akan menyesal setelah darah daging kita tahu yang sebenarnya. Aku sudah berusaha bertobat, dan aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kali, karena tidak dapat pengakuan dari anakku," ucap Dallas seraya melepaskan tangan Syafana.
Syafana terhenyak, dari mana Dallas begitu yakin kalau dia memiliki darah daging bersamanya? Syafana takut Dallas akan menguasai Sakala, harta paling berharga dalam hidupnya.
"Jangan pernah mencoba menghancurkan lagi hidupku untuk kedua kali, Kak. Aku mohon," pintanya menggantung.
Dallas menggeleng, dia tidak pernah datang untuk menghancurkan hidup Syafana, dia justru ingin mengembalikan puing-puing kebahagiaan Syafana yang telah hancur menjadi sebuah mahligai yang terbangun indah, itu janjinya. Namun, Dallas melihat sorot mata Syafana seakan menyimpan rasa takut. Dallas paham, tapi sepertinya dia tidak punya cukup waktu untuk bisa menjelaskan semua, karena hari sudah semakin sore dan Syafana sudah ingin pergi.
"Sudah aku jelaskan, aku hanya ingin diakui dan mengakui. Aku ingin memberikan kasih sayangku disisa usiaku, Sya," jelas Dallas yang tidak lagi direspon Syafana. Syafana segera memakai helmnya, dia harus segera pulang, karena Sakala pasti mencarinya.
"Sya, lalu kenapa kamu tidak pernah lagi menikah setelah aku menalakmu?" tanya Dallas tiba-tiba, menghentikan Syafana.
Syafana menatap sekilas ke arah Dallas, lalu kembali menunduk. Tatapan itu menyiratkan sebuah jawaban, jawaban yang masih samar antara trauma dan masih cinta. Begitu yang saat ini Dallas bisa simpulkan.
"Aku harus kembali. Aku harap kita tidak dipertemukan lagi," ucap Syafana.
"Kita pasti akan dipertemukan, dan kita akan sering bertemu. Bahkan aku janji, kita akan dipertemukan di pelaminan," tekan Dallas membuat Syafana menatap tajam ke arah Dallas.
Pelaminan, dulu dia membayangkan pelaminannya akan indah setelah waktu lima tahun masa pendidikan dan dinas Dallas terpenuhi. Tapi pelaminan itu sirna seketika, karena Dallas tiba-tiba saja menalaknya. Mata Syafana mengembun, tapi tidak berkata-kata. Dia segera membalikkan badan, lalu pergi sembari mengucap salam.
"Assalamualaikum."
"Syafaaaa. Wa alaikumsalam." Dallas membalas ucapan salam Syafa, dengan terbata. Ada rasa sesak di dada ketika melihat wanita cantik dan anggun itu pergi dengan membawa kesedihan. Dallas bukan tidak mau menyusul, tapi sepertinya ini memang saat yang tidak tepat dan waktu pun semakin mepet menjelang sore.
"Kita akan bertemu nanti saat Sakala lulus bintara. Aku pastikan kamu datang dan menyaksikan siapa saja siswa yang lulus. Ingat janjiku Syafa, aku akan kembali membawamu ke pelaminan sebenarnya. Aku akan tebus semua salahku padamu dengan sebuah kebahagiaan. Aku janji," dengusnya sungguh-sungguh. Dallas terpaksa harus kembali ke mobilnya dan pulang.
"Aku harus terus meraih hati Sakala. Aku tidak mau nanti Sakala salah paham atau membenciku." Raung mobil Dallas membelah meninggalkan jalanan kota kecil Cikaracak.
Berita Dallas menemui Syafana telah sampai pada Daisya. Daisya ikut sedih mendengar cerita Dallas.
"Mbak, bagaimana caranya Als bisa meluluhkan Syafa? Dia sepertinya terlanjur kecewa dan trauma terhadap Als. Als tidak bisa hidup tanpa maaf darinya Mbak." Dallas bicara sambil berkaca-kaca.
"Kamu jangan putus asa dulu Als. Yang terpenting harus kamu lakukan saat ini adalah membangun kepercayaan pada diri Sakala. Berikan dia kasih sayang dan cinta yang tulus darimu sehingga dia merasakan sosok papa darimu."
"Kamu tidak perlu hilang harapan seperti itu Als. Masih ada mama dan papa. Mereka berdua orang yang harus bertanggung jawab di balik kehancuran rumah tanggamu bersama Syafana. Mama dan papa harus tahu, kalau saat ini orang yang harus mereka datangi dan minta maaf adalah Syafana. Kamu tenang saja, mbak akan ceritakan sama mama dan papa tentang Syafana. Dan jika sudah ada waktu, mbak akan atur pertemuan mama dan papa bersama Syafana," jelas Daisya membuat Dallas terharu dan memeluk sang kakak.
"Terimakasih banyak, Mbak. Mbak selalu ada disaat Als benar-benar merasa sendiri. Mbak benar-benar kakak yang hebat," curah Dallas benar-benar terharu dengan kasih sayang sang kakak yang selalu mendukungnya.
Bersambung. Apakah, Syafa akan menghadiri saat acara pengumuman kelulusan Sakala?
gpp Safa is ok jatuh cinta kembali dengan orang yg sama ehemmmm