Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Agen Rahasia 2
*****
Dewa tidak kaget ketika wanita misterius itu sudah pergi, dia hanya khawatir wanita itu kembali dengan pasukannya yang lain.
Dewa memutuskan untuk meninggalkan kabin malam itu, dia megambil tasnya lalu bersiap meninggalkan kabin, tiba-tiba sebuah suara terdengar suara dari pintu kabin "kamu mau pulang malam ini?"
Wanita itu ternyata kembali lagi.
"Ya rencananya saya mau pulang" jawab Dewa.
"Oh....maaf kalau saya telah menggangu anda" kata wanita itu.
"Sebenarnya saya sudah tau identitas kamu" sambung wanita itu.
Mendengar pernyataan wanita itu Dewa mulai siaga, karena sebelumnya dia sudah melihat tanda pengenal di dompet wanita tersebut.
"Sebenarnya saya adalah seorang Agen Rahasia yang telah menyusup kedalam organisasi Hamara tiga tahun lalu, setahun terakhir saya telah kehilangan kontak dengan Atasan saya" jelas wanita itu.
Dewa hanya meperhatikan wanita dengan tetap waspada.
"Kamu salah satu dari pasukan Iblis Neraka kan?, saya pernah melihat informasi kamu dimarkas Agen Rahasia" kata wanita itu.
"Kalau tidak salah kamu "Sang Mata Elang" yang sudah menjadi Legenda didunia para tentara bayaran" lanjut wanita itu.
"Saya Maya....saya kembali ketempat tadi karena ada sesuatu yang jatuh ketika saya sedang kabur tadi" jelas wanita itu.
Mendengar itu Dewa kembali meletakan Tas Ransel miliknya di atas meja. Kemudian Dia duduk dikursi yang ada disudut kabin tersebut.
"Duduklah...saya akan siapkan makan malam" kata Dewa.
Dewa mulai memasak makanan dan memanggang ikan hasil tangkapannya tadi.
Tidak lama kemudian Dewa selesai memasak. Dia meletakan makanan itu diatas meja.
"Makanlah....kapanpun kamu mau pergi tidak perlu memberitahu saya" kata Dewa sambil makan.
Maya kemudian ikut makan, sambil mencuri pandang kearah Dewa.
Setelah acara makan malam ala camping itu selesai. Dewa memasak air untuk membuat kopi dan membuat minuman dari ramuan yang dewa temukan dipinggir hutan untuk maya.
"Minumlah itu bisa mengembalikan tenaga dan mempercepat penyembuhan luka-lukamu" kata Dewa
"Terimakasih...." Balas Maya
"Dewa..." kata Dewa sambil keluar dari kabinnya, dia duduk diluar kabin disebuah kursi panjang yang telah dia bangun, kursi itu menghadap ke Danau.
"Dua hari yang lalu, ketika saya disuruh untuk mengantarkan sebuah dokumen oleh pimpinan Hamara, tidak sengaja saya menemukan sebuah flashdisk yang isinya nama-nama donatur dan rencana Hamara untuk melakukan pemberontakan di sebuah negara di Afrika, tapi sialnya saya ketahuan, kemudian saya ditangkap. Kemarin pagi saya mau dibawa kembali ke markas Hamara, sebelum sampai di sana saya kabur dengan melompat dari mobil yang akan membawa saya ke markas itu" jelas Maya kemudian dia menunduk.
"Apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Dewa.
"Saya belum tahu, untuk saat ini saya tidak akan kembali ke Markas Agen rahasia, kemungkinan ada penghianat dalam Agen" sahut Maya.
"Oh ya....pimpinan Hamara sudah tahu tentang penyerangan di Azura, dia tahu kalau Pasukan Iblis Neraka terlibat dalam penyerangan itu" kata Vanda sambil menguap.
Dewa tidak kaget mendengar informasi itu, karena saat mereka melakukan penyerangan itu ada anak buah Raziel yang kabur.
"Siapa pimpinan Hamara yang kamu sebutkan tadi?" tanya Dewa.
"Rhino...dia sepupu Raziel" jawab Maya.
"Baiklah....apakah Harimau kuning atasan kalian?" tanya Dewa.
"Bukan...Harimau Kuning bagian operasi Lapangan, saya tergabung dengan Agen mata-mata" jawab Maya.
"Apa kamu mempercayai Harimau Kuning?" tanya Dewa.
"Harimau Kuning dikenal tegas dan tidak pernah meninggalkan rekannya, itu yang saya dengar tentang dia di kalangan para Agen" jawab Maya.
"Oke....saya bisa membantu kamu untuk menemui Dia" kata Dewa sambil berdiri melangkah ke tepi Danau.
"Besok sore saya akan meninggalkan tempat ini, kalau kamu mau ikut pastikan kamu sudah siap untuk semua resiko dan bahaya yang akan dihadapi" lanjut Dewa.
Setelah itu Dewa meminta Maya untuk istirahat, sementara Dia masih duduk diluar kabin untuk berjaga-jaga. Setelah cukup lama berada diluar kabin dan sudah dia merasa aman, dia masuk kedalam kabin.
Maya sudah tertidur diatas tempat tidur sementar Dewa sendiri tidur dilantai beralaskan sebuah tikar gulung yang dia bawa dari rumahnya.
*****
Keesokan harinya setelah memastikan keadaan Maya yang sudah mulai membaik, Dewa mengajak maya meninggalkan Kabin ketika menjelang sore.
Mereka meninggalkan tempat itu dengan hati-hati, mereka waspada kalau masih ada anak buah teroris yang masih mengejar Maya.
Malam harinya mereka sudah sampai di tempat penitipan motor. Kemudain mereka meninggalkan tempat itu membelah malam yang sunyi.
Setelah beberapa jam kemudian mereka sampai dikota Mandar. Dewa kemudian berhenti disebuah kedai, dia mengajak Maya memasuki kedai itu. Maya menggunakan hoody, menutup mukanya dengan masker. Mereka duduk di pojok kedai yang agak gelap. Waktu sudah menunjukan jam tiga pagi, Dewa memesan makanan dan minuman hangat.
Lalu dia mengambil ponsel dari dalam tasnya, mencari kontak seseorang lalu dia menghungi seseorang. Tuuuttt..tut....panggilan itu terhubung.
"Saya membutuhkan bantuanmu sekarang, saya sedang berada dijalan xxxx, jangan hubungi siapapun" tanpa menunggu jawaban orang itu Dewa mematikan teleponnya.
"Siapa?" tanya Maya.
"Seseorang yang akan membantu kamu, tenang saja dia orang yang dapat dipercaya" jelas Dewa.
Tidak lama kemudian makanan dan minuman yang mereka pesan sudah ada diatas meja. Mereka kemudian makan sambil menunggu orang yang Dewa hubungi tadi.
Baru saja mereka selesai makan dan sedang minum, tiba-tiba muncul lelaki paruh baya mendekati meja mereka. Lelaki tadi menggunakan topi hitam dan jaket hitam, dia melihat sekeliling seakan dia memastikan sesuatu.
"Dewa...."sapanya.
"Duduklah....aman kok disini" balas Dewa.
"Ada apa sampai kamu harus menggangu orang tua sepertiku di jam seperti ini" kata lelaki yang tidak lain adalah Harimau Kuning.
"Mau kopi atau teh hangat?" tanya Dewa.
"Teh saja....apa ini sangat urgent?" Kata Harimau Kuning sambil menoleh kearah Maya.
"Kenalin dia Maya..., dan Maya kamu pasti sudah tahu siapa orang tua ini, Maya itu orangmu" kata Dewa. "Saya mau titip Maya padamu, soal apa masalahnya dia akan menjelaskannya padamu" sambung Dewa.
Sambil mengangguk Harimau Kuning menjawab, "baiklah...serahkan padaku, tenang saja saya pasti menjamin keselamatannya apalagi dia bagian dari Kami, terimakasih Dewa", kata Harimau Kuning sambil menyeruput Teh yang dia pesan tadi.
"Baiklah untuk urusan selanjutnya saya serahkan sepenuhnya padamu" Dewa kemudian berdiri lalu membayar pesanan mereka tadi. Kemudian dia keluar dari kedai tadi diikuti oleh Maya dan Harimau Kuning.
Mereka kemudian berpisah didepan Kedai itu. Dewa melanjutkan perjalanan pulang, sementara Harimau Kuning membawa Maya ke salah satu rumah miliknya yang hanya Harimau Kuning sendiri saja yang tahu.
"Untuk sementara kamu tinggal disini dulu May..." kata Harimau Kunig setelah mereka masuk kedalam rumah. "Untuk semua kebutuhan kamu akan saya siapkan, di kulkas masih ada bahan makanan" sambungnya.
"Sekarang kamu bisa ceritakan apa yang terjadi"...kata Harimau Kuning, setelah memastikan keadaan disekitarnya aman.
Kemudian Maya menceritakan semua yang telah dilaluinya sampai Dia diselamatkan Dewa.
"Baiklah....kalau begitu kamu tetap berada ditempat ini, saya akan menyelidiki siapa penghianat itu" kata Harimau kuning.
Tidak lama setelah itu Harimau Kuning meninggalkan tempat itu setelah dia memesan semua keperluan Maya termasuk obat-obatan.
Dia punya tekad untuk mengetahui siapa mata-mata organisasi teroris didalam tubuh Agen Rahasia.
*****
(BERSAMBUNG)