Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
janji
" halo mah, ada apa?? yuga lagi ada meeting"
"ga, kamu ke rumah sakit sekarang, kakek tiba-tiba pingsan" mama Yuga menangis diseberang sana
" apaa?? Yuga ke sana sekarang. Yuga keluar ruangan tanpa berkata apapun. Doni asistennya juga kerasa bingung, namun langsung mengambil alih meeting menggantikan Yuga.
Yuga mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia sangat khawatir dengan keadaan kakek yang sangat disayanginya itu.
Kakek Adi sangat menyayangi Yuga, karena Yuga adalah cucu laki-laki satu-satunya. Karena Adiguna wiratama hanya mempunyai 2 cucu yaitu Yuga dan adik perempuan yuga yang bernama Naya. Bukannya Adiguna tak menyayangi Naya, namun karena Yuga adalah penerus dari keluarganya makanya Adiguna sangat membanggakan Yuga, Naya pun tak merasa iri hati karena sang Kakek juga menyayanginya.
Sedari kecil Yuga sangat dimanjakan oleh kakeknya. Apapun keinginan cucunya pasti akan dikabulkan. Berbeda dengan Surya yang mendidik Yuga dengan tegas dan disiplin. Tak heran Yuga lebih dekat dengan kakeknya daripada papanya sendiri.
Yuga tiba di rumah sakit segera berlari mencari keberadaan mamanya. Dilihatnya dari jauh mamanya didepan pintu UGD sedang duduk menangis di pelukan papanya.
"ma, pa gimana keadaan kakek??"
"dokter belum keluar dari tadi ga" ucap papa surya. Pria paruh baya yang biasanya terlihat tegas kini hanya kesedihan yang terlihat dari wajahnya. Surya sangat takut kehilangan ayahnya itu, setelah sang ibu berpulang lebih dulu 5 tahun lalu. Surya masih belum rela jika kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu yang hampir berdekatan.
"pa, ma, kakek kenapa??" suara gadis cantik yang baru saja tiba
"kakek sedang diperiksa kita tunggu dulu" jawab yuga, sang kakak
gadis itu adalah Naya hanin wiratama, adik kesayangan yuga yang kini masih mengejar gelar sarjananya
"keluarga bapak Adiguna??"
"saya anaknya dok" surya berdiri tergesa menghampiri dokter berjubah biru dan bermasker khas penampilan tim medis
"sebelumnya apakah pak Adiguna sering mengalami serangan jantung mendadak seperti ini??"
"ayah saya memang mempunyai riwayat jantung dokter, tetapi sejak perawatan rutin dan pola hidup sehat, Ayah saya mulai membaik. Terakhir ayah saya mengalami serangan jantung ringan itu 3 tahun yang lalu dok" jabar surya
"begini pak, saat iki keadaan bapak Adiguna sudah mulai stabil. Beliau terkena kejang Arteri koroner, ini terjadi karena arteri yang tersambung ke berkontraksi sehingga mencegah aliran darah ke jantung. Ini tidak menyebabkan kerusakan permanen .Tapi jika hal ini kembali terulang maka bisa menyebabkan terkena serangan yang lebib parah. Usahakan untuk tetap menjaga pola makan, jangan terlalu berpikir keras dan jangan terlalu kelelahan."
"Ya Allah lindungilah Ayah" mama vani terisak mendengar penuturan dokter tentang kondisi ayah mertuanya
***
Di dalam kamar perawatan VVVIP rumah sakit Harapan, yang tak lain juga rumah sakit milik Adiguna. kakek adi masih terlelap di ranjangnya dengan berbagai alat menempel di dadanya.
Adiguna membuka sedikit matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.
"yu... ga" lirih Adiguna membuat semua yang ada dalam ruangan itu mendekat.
"yah, Ayah sudah sadar. Ini surya yah" Surya menggenggam tangan sang ayah
"ayah gapapa sur, jangan cengeng kamu"
"yuga tolong panggilkan dokter" perintah surya
"yuga" lirih surya " tak usah nak, kakek hanya ingin bicara, kemarilah"
Yuga mendekatkan dirinya, duduk di bangku berseberangan dengan papa Surya, sementara mama Vani dan Naya berdiri dibelakang papa Surya
"Yuga, cucu kesayangan kakek, kamu sudah dewasa nak" kata kakek Adiguna sambil berusaha meraih tangan Yuga
"iya kek, Yuga tetap sama, cucu kecil kesayangan kakek" Yuga sedih memandang kakek kesayangannya terbaring tak berdaya
"Yuga apa kamu menyayangi kakek??" tanya kakek Adi yang membuat Yuga terkejut
"kenapa kakek bertanya seperti itu, tentu saja Yuga sangat menyayangi kakek"
kakek Adi mengangguk tersenyum
"kalau begitu, apa kamu mau memenuhi satu saja permintaan kakek??" memandang Yuga penuh harap
"Apapun keinginan kakek, akan yuga penuhi. Asalkan kakek kembali sehat" janji Yuga
"benarkah??"
"Selama Yuga mampu pasti Yuga akan mengabulkannya" Yuga mengangguk mantap
"baiklah kakek senang kalau begitu"
"lalu apa keinginan kakek??" Yuga penasaran
papa dan mama Yuga hanya diam dan saling memandang seolah sudah tau apa yang diinginkan oleh sang Ayah
"Dulu sekali saat kakek masih kuliah dan belum punya apa-apa. Kakek punya seorang sahabat bernama kakek Hari pamungkas. Susah senang kita lalui bersama, hingga kita memutuskan untuk merintis usaha masing-masing. Kemudian disaat Hari sukses kakek jatuh terpuruk. Tanpa kakek meminta bantuannya, Dia membantu kakek memulai usaha dari nol lagi. Jatuh bangun kakek lalui hingga perusahaan berkembang pesat dengan bantuan sahabat kakek itu.
uhuk ....uhuk ...uhuk.... "
kakek hari terbentuk disela ceritanya
"kakek tida papa??" tanya Yuga khawatir
"tak apa, hanya tersedak" kakek melanjutkan
"persahabatan kita terus berlanjut hingga kita menikah. Saat nenekmu dan istri kakek hari. hamil kita membuat janji akan menjodohkan anak-anak kita, tetapi karena anak kakek Hari terlahir laki-laki, dan anak kakek itu ayahmu, makan perjanjian itu tak pernah terwujud hingga sekarang. Tapi kakek tak mau janji itu sia-sia karena, maka kita kembali membuat janji akan menjodohkan cucu-cucu kita jika mereka terlahir sepasang. Sekarang kakek hari sudah tiada, tapi kakek belum mewujudkan keinginannya. Sebelum kakek menyusul sahabat kakek itu apakah kamu mau mengabulkan permintaan kakek nak??"
"tapi kek.."
"Yuga, kakek mohon. Selama ini kakek tak pernah meminta apapun darimu. Kakek rasa waktu kakek sudah tak lama lagi. Hanya ini yang akan membuat kakek bahagia saat hari itu tiba"
"kakek jangan bicara seperti itu, kakek pasti akan sembuh" Yuga meyakinkan kakek Adi
"surya pasti akan cari dokter yang hebat untuk Ayah, Surya yakin Ayah akan sehat lagi" sela Surya yang sedih mendengar Ayahnya berkata tentang kematian
"Aku akan sehat jika melihat Yuga menikah dengan cucu Hari"
"Tapi kek, sebenarnya Yuga sudah punya ke..."
"Yuga sebaiknya kamu tebus obat untuk kakek. Ayah juga istirahat dulu, biar Naya yang temani Ayah disini. Vani akan menemani Yuga. Ayo ga"
sela mama Vani mengajak putranya itu keluar kamar
"apaan sih ma, Yuga masih ingin sama kakek"
"ga, kamu jangan sampai bilang tentang hubunganmu dengan wanita itu sama kakek"
"namanya Della mah" Yuga tak terima mamanya tak mau menyebut nama kekasihnya
"iya itu mama lupa. Ga tolong kamu pikirkan lagi permintaan kakek ya" mohon Vani kepada anak sulungnya itu
"tapi mah, mama kan tau Yuga sudah ada Della. Kita sudah pacaran selama 3 tahun ma. Apalagi? kemarin Yuga baru saja melamar Della"
"Apa, kamu sudah melamarnya?? Ga tapi kamu lihat kondisi kakek kan ga?? Bagaimana kalau kakek tau?? selama ini mama tak pernah mau kamu membawa kekasihmu itu ke rumah, sebenarnya mama sudah lama tau keinginan kakekmu ini"
"tapi Yuga mencintai Della ma" Yuga tak mau kalah
"Yuga, kamu dengar kata dokter tadi kan?? papa mohon ga, turuti permintaan kakek kali ini" Yuga kaget tiba-tiba papanya sudah berada disampingnya
Yuga hanya diam kemudian mengusap wajahnya kasar
Yuga meninggalkan kedua orang tuanya dan beranjak masuk ke dalam ruangan kakeknya lagi
"kenapa kakek tidak istirahat??"
kakek Adi hanya menggeleng
"bagaimana ga, apa kamu sudah memutuskan tentang permintaan kakek??"
Yuga memandang papa dan mamanya yang duduk di sofa. Papa Surya menganggukkan kepalanya dan mama Vani menatap Yuga dengan tatapan memohon
Yuga memejamkan matanya dan kemudian mengangguk
"iya, Yuga akan menikahi cucu kakek Hari sesuai keinginan kakek, asalkan kakek sembuh"
kakek Adi bahagia bukan main, wajahnya berbinar dan senyum lebar terukir di bibirnya yang keriput
"terimakasih nak, terimakasih sudah membahagiakan kakek"
Naya yang hanya diam menitikkan air mata melihat sang kakek begitu bahagia
" baiklah, besok kalau Ayah sudah boleh pulang. Surya akan atur pertemuan dengan Gunawan" Surya memang sudah mengenal keluarga dari sahabat ayahnya itu, bahkan sudah beberapa kali bertemu dengan calon menantunya itu. menurut Surya ia adalah gadis yang cantik dan lembut, surya berharap semoga Yuga bisa menerima gadis itu.
xxx
Beberapa hari kemudian
"Assalamualaikum"
"walaikumsallam sayang" jawab papa Sesa yang duduk di sofa ruang tengah sambil membaca koran
"kamu keliatan capek banget sa"
"enggak kok pa, ini karena belum mandi aja jadi kucel deh"
"ya udah, kalau gitu kamu mandi dulu, abis ini papa sama mama mau bicara ya sayang" ucap mama Diana yang muncul dari arah dapur membawa secangkir kopi untuk suaminya
"iya ma"
"papa sama mama mau ngomong apa sebenarnya, tumben pake ijin dulu" batin sesa
maaf ya guys kalo part ini terlalu panjang hehe, semoga kalian suka 😊😊😊