King Mafia And His Angel

Pada akhirnya dia mati-matian menekan Kesabaran nya, berusaha menghindar dari sang disc jockey bernama Mark itu.

"Kamu mau pulang? ini masih sedikit sore"

Mark berusaha untuk membujuk anta agar tinggal lebih lama.

"Mommy ku tiba-tiba pulang ke mansion kami, jadi aku harus segera pulang sekarang"

Anta berusaha terus menghindar, mencoba melewati kerumunan orang-orang, semakin kulit nya bergesek dengan orang-orang semakin perasaan nya menggila.

Seketika anta berfikiran jangan-jangan seseorang membubuhkan minuman nya dengan sesuatu.

Anta mencoba menyentuh keningnya, keringat dingin jelas mulai bercucuran dari dahi nya. Mark terus berusaha mengejar langkahnya.

Anta fikir dia harus menghindari laki-laki itu, sebab semakin Mark berusaha menyentuh nya semakin tubuh anta merespon dengan sempurna, seolah-olah dia memang membuntuh kan seseorang untuk memenuhi keinginan aneh nya.

"Aku harus pulang, kamu bisa melanjutkan perkerjaan mu, Mark"

Anta berusaha bicara sambil mencari kunci mobilnya, menuju ke arah parkiran mencari mobilnya.

Anta terus menekan otak waras nya, Seketika dia mencoba untuk menghubungi Arash, laki-laki itu pernah berkata, jika satu kali dia membutuhkan bantuan anta boleh menghubungi diri nya, tapi rupanya berkali-kali anta mencoba menghubungi Arash meskipun teleponnya tersambung, tapi sama sekali tidak di angkat oleh Arash.

Apa aku harus menghubungi enardo?

Anta ingin menangis, berjalan dengan perasaan pening, Mark bahkan terus mengikuti langkah nya, kecurigaan anta tiba-tiba beralih kepada laki-laki itu.

Apa mungkin Mark membubuhi minuman ku dengan sesuatu?

Pertanyaan itu jelas menghantam fikiran anta, dengan tangan gemetaran dia mencoba menghubungi enardo sambil mengarahkan remot mobil nya ke sembarang arah.

Tiittt

Tittt

Saat suara remot mobilnya berbunyi, anta dengan cepat berusaha masuk ke mobil nya, tapi Mark dengan gerakan cepat mencoba menahan lengan Anta.

"Tubuh mu dingin sekali? apa kau deman anta?"

Mark tampak bertanya sambil mengerutkan dahinya.

"Lepaskan Mark, kembalilah ke dalam, aku harus pulang. sekarang"

Anta jelas mulai gemetaran, antara menolak dan menginginkan sentuhan lebih jelas terasa berbeda tipis untuk diri nya saat ini.

"Kenapa kamu selalu menghindari ku? bahkan kamu tampak jijik saat aku sentuh?"

Mark jelas tersinggung dengan respon Anta yang menurut nya terlalu berlebihan.

"Itu tidak seperti yang kamu fikirkan, aku harus pulang sekarang, mommy ku menunggu di rumah"

Ucap anta cepat sambil berusaha untuk naik ke kursi kemudi.

Tapi rencana memang tidak semulus yang di harapkan, Mark tiba-tiba menarik tangan anta, membalik tubuh gadis itu dan menghempaskan nya ke kursi belakang.

"Apa yang kau lakukan?"

Anta jelas panik, berteriak sambil berusaha melepaskan diri saat mark mulai menindihnya.

Sepersekian detik kemudian tiba-tiba Mark menautkan bibir mereka.

"Hmmppp"

Anta jelas berusaha merontah, tapi fungsi otak , kata hatinya dan respon tubuh nya jelas berbeda.

"Apa obat nya sudah bekerja dengan sempurna, sayang?"

Mark bertanya setelah melepaskan tautan bibir mereka, seringai wajahnya begitu mengerikan, kedua tangan nya berusaha menahan gerakan Anta.

"Bajingan, lepaskan aku..."

Anta berusaha merontah, tangan nya jelas mencoba untuk menolak, fikiran dan hatinya jelas merasa jijik tapi anta marah sangat marah karena tubuhnya jelas merespon sebaliknya, seakan-akan tubuhnya suka ketika Mark berusaha untuk menyentuh nya.

Anta terus berteriak histeris, air mata nya mulai tumpah saat mark kembali menyatukan bibir mereka dan tangan laki-laki itu mulai mengukur jejak di setiap inci tubuhnya.

No...no.. selamat kan aku, siapapun!!!

Pekik Anta dalam hati.