Dokter Cantik Di Kejar Brondong Tajir

Beberapa hari berlalu,

Pagi pagi sekali di kediaman Raya sudah terdengar berisik, Raya yang baru akan turun dari lantai atas dimana kamarnya berada, merasa bingung siapa yang berisik di rumahnya pagi pagi gini.

"Siapa yang berisik tumben, biasanya rumah ini sepi dan tenang kayak kuburan" ucap Raya pelan.

Sesampainya di lantai bawah betapa terkejutnya Raya saat melihat ketiga sahabat nya dan papa Wili serta Dego dan juga Jeslin serta Neo sudah ada di rumahnya.

"Kalian... Kalian sudah datang kok gak ada yang kasih tau, papa... Raya kangen sama papa" ucap Raya langsung memeluk Papa Wili.

"Hahaha... Bagaimana kejutanya, papa juga sangat merindukan mu" ucap papa Wili sembari membalas pelukan Raya.

"Raya sangat terkejut, bukanya masih lusa kalian datang" tanya Raya sembari melepaskan pelukannya pada sang papa

"Iya seharusnya lusa tapi kami sudah merindukan mu, jadi kami sudah datang" jawab papa Wili dengan sayang di sambut senyum tulusnya Raya

Lalu Raya memeluk ketiga sahabat nya bergantian dan juga Jeslin lalu Neo,

"Raya kangen kalian semua, terima kasih udah cepat datang karena besok raya sudah harus masuk rumah sakit untuk bekerja" ucap Raya.

"Wah... Bu dokter sudah mau tempur ni besok, tunjukan pesona mu kawan" ucap Lexa

"Kami juga sudah mulai kerja besok" ucap Adele

"Jadi perusahaan papa sudah pindah disini kantor pusat nya?" tanya Raya

"Perusahaanmu" ucap semua kompak

"Kau lupa papa sudah pensiun, papa akan bantu jika Raya sedang sibuk atau darurat saja" ucap papa Wili

"Baiklah pa, lalu mereka bertiga di jadikan apa pa" tanya Raya

"Dego jadi wakil mu, Adele asisten mu Lexa sekretaris mu, dan Oden asisten mu juga yang menangani bagian luar, Jeslin dan Neo tetap sebagai bodyguard karena Meraka tidak mau di kantor" ucap papa Wili

" Baiklah jika begitu selamat bergabung di keluarga besar kita" ucap Raya bahagia

"Ayo kalian istirahat dulu, kamar sudah Raya siapkan kemarin" ucap Raya mengantar semua ke kamar mereka masing masing.

Setelah semua masuk kamar, Raya ke dapur untuk memasak banyak hari ini, masakan khas negara I, bersama para maid.

"Nona muda, apa yang bisa kami bantu" ucap bibi disana.

"Bi tolong bantu Raya masak untuk keluarga raya yang baru datang ya, kita masak masakan Nusantara saja" ucap Raya

"Siap nona muda, akan bibi siapkan semua bahannya ya" ucap bibi

"Iya bi, ayo kita mulai" ucap Raya dan mulai mengeluarkan semua bahan yang akan di masak.

...----------------...

Sedangkan di rumah sakit SM HOSPITAL

Saat ini Liam baru saja menyelesaikan operasi terakhir nya hari ini, dan menuju ke ruangannya.

karena sedang membalas pesan dari Raya, Liam tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang wanita

"Dasar kurang ajar kalau jalan itu pakai ma...ta" ucap wanita itu gugup saat di akhir kalimat nya saat bisa melihat wajah yang menabraknya.

"Maaf tidak sengaja" ucap Liam dan langsung pergi dari sana tanpa peduli dengan wanita yang marah tadi.

Sedangkan wanita itu masih saja terdiam dan mematung melihat tubuh Liam yang semakin menjauh darinya, tidak lama ia tersadar karena tepukan dari seseorang.

"Dian kamu ngapain disini, cepat ikut saya jika kamu masih ingin bekerja disini" ucap dokter senior yang mengagetkan Dian.

Ya itu adalah Dian mantan teman Raya, ia kembali ke negara I setelah membuat masalah dengan Raya, dia di kembalikan lagi oleh orang tuanya pada sang nenek dan kakeknya.

 Dan saat ini ia Dian meminta bantuan pada kakak sepupunya yang galak ini yang bekerja menjadi dokter spesialis anak, untuk masuk kerja di tempat yang sama dengan nya.

"Dian aku tidak suka jika dalam bekerja ada main main, jadi aku ingin kau serius dan tidak mencari masalah dengan siapa pun, karena tidak usah kepada rumah sakit aku pun tidak akan membantu mu, aku sudah bekerja di sini selama 8 tahun dan tanpa pernah ada masalah" ucap kakak sepupu Dian yang bernama Dinda Kanya.

"Jadi jika aku tau kau membuat masalah dan mempermalukan ku, tangung sendiri akibatnya" ucap dokter Dinda dingin, sebenarnya Dinda tidak begitu suka pada Dian yang selalu seenaknya sendiri dan tidak mau mengakui kesalahannya dan mudah iri, tapi karena paksaan sang nenek akhirnya dia menyetujui nya walau terpaksa.

"Baik kak, aku tidak akan buat masalah" ucap Dian

"Bagus, aku pegang kata katamu, ayo aku antar ke ruangan mu dan mulailah bekerja" ucap Dinda.

Sedangkan Liam ada di ruangan nya bersama Kelvin dan Kean yang baru datang.

"Ada apa?" tanya Liam

" Kak, wanita yang bernama Dian teman kuliah yang jahat pada Raya datang kemari dan menjadi dokter jantung" ucap Kelvin

"Lalu apa Raya tau?" tanya Liam

" Iya dia sudah tau dan dia bilang kita tidak boleh menyentuh nya dulu, raya ingin tau bagaimana Dian sekarang apa masih seperti dulu, Raya ingin memberikannya kesempatan" ucap Kelvin.

"Dan kak, wanita yang kakak tabrak dialah orangnya" ucap Kean

" Pantas gatal aku liatnya" ucap Liam

"Ya dan dia sangat terpesona dengan kakak, dia juga adalah sepupu dari dokter Dinda spesialis anak" ucap Kelvin lagi

"Kenapa beda sekali mereka, yang satu kaku yang satu gak punya tulang lembek bener" ucap Kean.

"Ulat kali lembek, heheheh" ucap Liam dan Kelvin

"Baiklah kita awasi saja dulu selama tidak mengancam nyawa Raya, kita akan bicarakan tapi jika sudah kelewatan aku Tidak akan memaafkan nya" ucap Kelvin

"Ok, tapi dia sepertinya suka pada kak Lian cinta pada pandangan pertama" ucap Kean

"Is... Ogah punya pendamping kayak dia, bisa bisa Raya habis karena dia" ucap Liam.

baiklah kakak ayo pulang, Ini sebentar lagi makan siang. Raya sudah siapkan banyak makanan karna kak Wiliam dan lainya sudah datang" ucap kelvin

"Ayo aku juga ada jadwal sore, ini sudah selesai" ucap Liam

"Aku ada jadwal nanti jam tiga" ucap Kean.

"Ternyata aku yang lebih santai, urusan rumah sakit semua sudah beres, aku bisa memantau dari rumah" ucap Kelvin mengejek

"Jadi ini yang membuat mu tidak mau jadi dokter walaupun kau punya gelar dokter" ucap Kean.

"Ya aku malas, aku lebih suka mengurus semua nya dan mengoperasikan komputer dan Ilmu IT ku" ucap Kelvin.

"Baiklah, ayo pergi" ucap mereka semua keluar.

ketika mereka berjalan menjadi satu objek bagi semua orang untuk memandang mereka, karena ketampanannya, dan tidak sengaja mereka berpapasan dengan Dian lagi. Dia semakin menggila melihat ketiga pria tampan di hadapannya.

Dengan salah tingkah dia sudah berlagak tapi saat melihat tidak ada reaksi apapun dari ketiganya membuat Dian kesal

"Apa aku tidak cantik hingga mereka tidak menyapamu, apa mungkin mereka pura pura jual mahal dan main tarik ulur, oh iya pasti begitu" ucap Dian tidak tau malu sembari memandangi ketiganya masuk mobil yang sudah terparkir di depan lobby rumah sakit.

Bersambung