Sugar Baby Om Ganteng

Dinda keluar dari ruangan kepala sekolah dengan begitu banyak caci maki dari teman-teman sekolahnya. Mereka benar-benar tidak percaya jika Dinda yang terlihat sangat polos dan pendiam seperti itu ternyata bisa melakukan hal yang begitu keji. Dia menjadi wanita simpanan pria dewasa hanya karena ingin hidup jauh lebih baik lagi.

Melihat bagaimana Dinda diperlakukan buruk oleh teman-teman sekolahnya membuat Intan dan juga Siska ikut membantu temannya. Mereka melindungi Dinda yang tidak bisa menangis lagi. Bahkan air matanya saja sudah tidak bisa keluar lagi.

Plakk!

Sebuah telur mentah menghantam tubuhnya dan itu dari salah satu teman sekolahnya yang memang tidak menyukainya sejak dulu. Dia merasa kehadiran bintang menjadi saling terberat baginya dan kini dia bisa melampiaskan kekesalan hatinya selama ini dengan memperlakukan Dinda dengan begitu buruk kali ini.

"Dasar jal*Ng! Gak tau malu huuuuu ..." suara-suara itu kembali terdengar dan itu membuat Dinda semakin merasa bahwa dirinya benar-benar sudah tidak berguna lagi. Bahkan kedua orang tuanya pun tidak lagi memperdulikan keadaannya saat ini. Caci mati terus terdengar menghardiknya hingga membuatnya berlari begitu saja keluar dari sekolah. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Tujuannya adalah apartemen Daniel. Dia hanya bisa bersembunyi di sana karena saat ini hanya itulah satu-satunya tempat yang bisa menjadi pelindung baginya.

"Dinda ...!" Siska dan Intan berteriak untuk memanggil teman mereka. Sungguh, rasanya mereka merasa sangat bersalah dengan apa yang dialami teman mereka saat ini. Jika saja mereka tidak mengajak Dinda untuk mengikuti jejak mereka mungkin dia tidak akan merasakan hal ini.

Intan dan Siska mengejar Dinda dan ternyata mereka sudah kalah cepat. Dinda sudah pergi lebih dulu naik taksi.

"Cepat telpon om Kevin. Sekarang sih om lagi sama om Daniel kan? Dia harus tau masalah ini. Dinda harus dapat perlindungan!" Intan langsung menyusul Siska untuk menghubungi sugar daddy-nya dan memberitahukan apa yang terjadi pada Dinda saat ini. Bagaimana pun mereka harus melindungi Dinda, karena Dinda adalah teman mereka.

Di saat Siska dan Intan masih berusaha untuk menghubungi Kevin, di dalam taksi Dinda menangis dalam diam. Air matanya terus saja mengalir dengan deras. Dia kembali teringat dengan apa yang kepala sekolah katakan bahwa dirinya dikeluarkan dari sekolah karena telah mencoreng nama baik sekolah mereka begitu juga dengan kedua orang tuanya tidak bisa membela dirinya atas apa yang telah terjadi. Dinda tidak bisa mengelaknya karena semua itu memang foto dirinya saat di kapal pesiar bersama Daniel. Entah siapa yang menyebarkan foto-foto tersebut. Dinda hanya bisa pasrah saja.

"Apartemen city hall ya pak," ucap Dinda yang meminta di antarkan ke apartemen milk Daniel. Pikirannya berkelana entah kemana karena saat ini dia tidak bisa berpikir apa-apa. Hanya air matanya saja yang bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini.

"Apaa salahku tuhan? kenapa aku harus merasakan ini semua? Aku hanya ingin membantu kehidupan keluargaku. Aku hanya ingin hidup keluargaku baik-baik saja. Aku tidak ingin mereka hidup susah, tapi kenapa kau langsung menghukum ku seperti ini? Kenapa tuhan?" tanya Dinda dalam hatinya. Dia melakukan semua ini demi keluarganya, demi adik-adiknya. Dia tidak pernah memikirkan untuk dirinya sendiri karena yang dipikirkan hanya adik-adiknya saja. Jika bukan karena memikirkan keadaan adik-adiknya dia tidak akan pernah mau melakukan hal keji seperti ini dengan menjual dirinya dan mempertaruhkan masa depannya.

...****************...

Guy, bantu klik iklannya ya. Tonton iklannya dan kalian bisa dapat point'. Bisa tukarkan point' kalian jadi koin juga😊

Kasih semangat untuk aku agar terus bisa berkarya dengan baik❤️