Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
"Sekretaris pribadi?"
Fifian tertawa, "Memang nya kamu udah diangkat jadi CEO?"
"Cepat atau lambat papa pasti akan menjadikan aku CEO. Sekarang aku masih tahap belajar, karena itu aku butuh bantuan Mbak Fifian yang sudah berpengalaman jadi sekretaris."
"Dih ada maunya ada panggil Mbak Mbak."
Yaris terkikih, "Mau nggak, Mbak. Mau dong, please. Nanti aku gaji banyak."
"Sebanyak apa?"
"Sebanyak buih di lautan."
"Apaan sih kamu," Fifian tertawa.
Yaris benar-benar lucu. Sesaat Fifian melupakan masalah nya di rumah. Ah, rasanya Fifian tidak ingin pulang. Rumah mewah itu seperti neraka untuk Fifian
***
Yaris ingin mengantar Fifian pulang, tapi karena ada urusan mendadak, Yaris harus pergi duluan. Fifian pun pulang sendiri naik ojek. Jam menunjukkan pukul 15.00, anak-anak nya belum pulang, karena sekolah menerapkan full day school. Sekitar jam empat sore Gani dan Gina baru pulang.
Begitu berjalan ke ruang tengah. Fifian seketika ingin pergi lagi.
"Eh ya ampun," Febi langsung turun dari pangkuan Alex.
"Maaf ya, Fifian, jangan salah paham."
Febi berusaha menjelaskan namun diam-diam dia menikmati keterkejutan Fifian. Febi penasaran sampai kapan Fifian akan bertahan dengan semua ini. Kalau dia tetap memilih bertahan, sudah pasti fifian akan gila.
Jika itu benar-benar terjadi, Febi sendiri yang akan mengantar Fifian ke RSJ.
"Ga papa, santai aja, anggap saja suami sendiri. Kamu boleh cium, peluk, having seks juga boleh. Bebas," Fifian tersenyum, lalu tanpa mendengar apapun dia langsung melangkah pergi.
"Oh gitu ya."
Langkah Fifian terhenti mendengar suara berat suaminya.
"Seperti ini yang kamu mau. Lihat sini."
Fifian enggan berbalik badan, tapi dia juga penasaran apa yang akan dilakukan suami nya. Dan begitu berbalik badan, jantung nya bagai ditikam saat melihat Alex mencium bibir Febi.
Marah, kesal, benci, jengkel, namun Fifian menahan semua perasaan itu.
Dia merogoh ponsel di dalam tas dan memfoto mereka.
"Ini akan jadi bukti perceraian kita di Pengadilan Agama, Mas," Fifian tersenyum miring. Dia pikir Fifian akan cemburu buta dan mengamuk. Oh tidak, Fifian sudah kebal. Hatinya sudah mati rasa.
"Lanjutin gih, pindah kamar aja. Biar lebih enak anu-anunya."
Fifian berdecih remeh, lalu berbalik badan dan menaiki tangga.
"FIFIAN..!!"
Alex benar-benar marah rasakan sekarang. Niatnya ingin memanas-manasi, tapi dia justru yang panas dengan keberanian istrinya.
Alex berdiri terburu-buru karena ingin mengejar istrinya dan otomatis tubuh Febi yang ada diatas pangkuan nya terhempas dan jatuh ke lantai.
Bruk...
"Aw, Mas," Febi memekik saat merasakan pantatnya sangat sakit.
"Febi" Alex segera membantu Febi berdiri.
"Sakit tau, Mas."
"Maaf, aku nggak sengaja."
febi mengusap pantatnya. Kali ini Febi tidak bohong. Pantatnya memang benar-benar sakit. Alex mendorongnya cukup keras tadi. Dan ini untuk pertama kalinya Alex melakukan ini padanya. Biasanya Alex cuek saja dengan tingkah Fifian, Tapi kenapa sekarang Alex terpancing.
"Sudahlah, Mas. Nggak usah pedulikan Fifian. Dia juga nggak peduli sama kamu," Febi mengusap dada Alex yang tampak kekar dalam balutan kemeja hitam,
"Dan dia sendiri yang menyuruh kita berduaan."
Febi menaikkan tangan ingin mengusap lehernya, tapi Alex menahan tangannya.
"Lebih baik kamu pulang. Aku ingin bicara dengan fifian."
"Bicara apa?"
"Bicara sesuatu dan kamu nggak perlu tau. Ini urusan rumah tangga aku." Febi ingin marah dan menahan Alex. Tapi jika dia melakukan itu, Alex pasti mengira dia perempuan jahat. Jadi yang harus Febi lakukan sekarang tetap pura-pura mendukung pernikahan Alex. Nggak apa-apa untuk sekarang Febi mengalah, yang penting Alex akan kembali padanya.
"Ya udah kalau gitu aku pulang ya, Mas. Aku minta maaf soal tadi aku nggak sengaja jatuh dipangkuan kamu."
"Gapapa. Aku juga mau minta maaf cium bibir kamu."
"Aku tau. Kamu pasti ingin membuat Fifian cemburu kan?"
Alex mengangguk.
"Ya udah kalau gitu aku pulang. Semoga Fifian nggak marah lagi sama kamu."
"Hm, maaf aku nggak bisa anter."
"Ga papa, santai aja, Mas. Kayak sama siapa aja sih.Sekarang kita kan adik kakak."
Alex mengangguk, " Hati-hati."
"Iya, Mas."
Febi memeluk sebentar Alex lalu pergi dari rumah. Setelah suara mobil Febi tak terdengar lagi, Alex langsung masuk ke dalam kamar. Fifian sedang duduk di meja rias, menghapus make upnya.
"Mana hp kamu?"
"Tuh ada di tas. Mau hapus foto kamu sama selingkuhan kamu itu kan? Ya udah hapus aja. Nggak sulit kok mengumpulkan bukti kemesraan kamu sama mantan istri kamu itu. Hampir setiap hari juga kalian Mesra-mesraan."
Alex mengambil ponsel di atas Fifian dan menghapus foto tadi.
"Kenapa nggak lanjut di kamar? Kok malah nyuruh Febi pulang?" tanya Fifian tanpa melirik sedikitpun pada suaminya yang berdiri di samping nya.
"Istri macam apa kamu yang menyuruh suaminya bercinta dengan perempuan lain..!"
"Loh bukan nya kamu sama Febi udah sering bercinta di belakang aku ya."
"Jaga mulut kamu, Fifian. Aku nggak pernah melakukan itu."
"Oh ya?" Fifian tersenyum remeh, lalu berdiri dan menatap suaminya. Dia harus mendongak agar bisa menatap tepat kedua mata suaminya. Perbedaan tinggi badan mereka membuat Fifian cukup sulit untuk bertatapan dengan suaminya.
"jadi selama ini kamu berfikir aku having fun sama febi..??
"memang begitu kan Kenyataan nya."
"Aku nggak pernah seks dengan Febi atau dengan wanita manapun."
"Selama tiga tahun?" Fifian tertawa,
"Mana ada orang yang percaya seorang laki-laki hiperseks nggak pernah berhubungan badan."
"Aku nggak hiperseks."
"Dulu waktu aku jadi sekretaris kamu, kamu sering ONS sama wanita-wanita nggak jelas. Bahkan siang hari,Aku denger ah ah ah dari ruangan kamu."
"Itu kan dulu sebelum menikah dengan kamu. Itupun nggak sampai tahap penyatuan. Hanya blowjob."
"Terus setelah menikah kamu nggak pernah gitu?"
"Ya pernah."
"Pernah? Sama siapa?Sama jalang-jalang yang kamu sewa?"
"Pakai tangan sendiri.
"Memangnya kalau aku minta kamu buat blowjob in kamu mau."
"Mau."
Fifian tersentak dengan ucapan nya sendiri, seketika dia langsung merapatkan bibir. Saking kesalnya, Fifian langsung ceplas-ceplos saja, bicara tanpa berpikir.
"Oh jadi kamu mau-"
"NGGAK!"
Alex tertawa, "Aku belum selesai bicara."
"Tapi aku tau kalimat kamu selanjutnya. Sudahlah. Aku nggak peduli. Mau kamu seks dengan Febi atau wanita manapun aku nggak peduli. Toh kita akan cerai."
Fifian berbalik badan ingin pergi, tapi tiba-tiba Alex menyentak tangan nya hingga tubuh Fifian menatap padanya lagi. Alex mengangkat tubuh nya, lalu naik ke atas kursi dan mendudukan Fifian di atas..??
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺