Demi menyelamatkan nyawa janin yang dikandungnya, Ayu Larasati terpaksa pergi dari rumah sang suami yang sangat ia cintai. Leonardo Abraham sangat murka saat melihat istrinya kabur dari rumahnya karena ia belum puas menyiksa istrinya yang kedapatan berselingkuh darinya.
Beruntung ada orang baik yang menolong Ayu Larasati di perjalanan saat melihatnya mengalami pendarahan hebat. Namun sepeninggal Ayu pergi, justru Leonardo yang tersiksa fisik dan batin.
Bagaimana nasib Ayu dan janinnya? Apakah keduanya berhasil selamat atau hanya salah satu saja? Akankah Leonardo dan Ayu bersatu kembali walau ada pihak ketiga hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka atau justru maut yang memisahkan keduanya?
Simak kisah perjalanan rumah tangga mereka yang penuh liku dan tabir.
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk yang Membawa Bahagia
Byurr.....Prang...
Dengan teganya Margareth menyiram segelas juice ke wajah menantunya dan melempar gelasnya sehingga pecah berkeping-keping di depan kaki Ayu.
"Bereskan semuanya dasar wanita mandul" ucap Margareth berlalu pergi dengan arogannya.
Semua pelayan yang melihatnya tak bisa berbuat banyak untuk membantu Ayu karena mereka sangat mengenal Nyonya besarnya. Jika marah akan semaunya sendiri memecat bawahannya tanpa pesangon seperti semudah membalikkan telapak tangannya. Suatu hal mudah bagi seorang Margareth Abraham membuat kehidupan seseorang yang tak ia sukai menjadi susah.
Dengan tetesan juice bercampur air mata yang menetes membasahi pipinya, Ayu mencuci mukanya sejenak di wastafel dapur dan membersihkan pecahan gelas tersebut hingga bersih.
Malamnya, sang suami belum juga pulang walau sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Kala ia tengah terlelap karena kelelahan menanti suaminya pulang, Ayu dikejutkan dengan bau menyeruak dari balik punggungnya. Ia terkejut ternyata suaminya sudah pulang dalam keadaan mabuk tanpa melepas jas dan baju serta sepatunya.
Suaminya tengah bergumam tak jelas dan Ayu berusaha melepas pakaian yang dikenakan suaminya agar ia mudah membersihkan tubuh sang suami yang bau alkohol. Saat keadaan suaminya sudah setengah polos, mendadak lengan Ayu ditarik dan jatuh terjerembab di atas tubuh Leo.
Dalam keadaan mabuk, Leo menjamah tubuh istrinya dengan menggebu karena sejak beberapa bulan ini Leo tak menyentuh istrinya dikarenakan rasa kecewa perselingkuhan Ayu dengan Bram padahal apa yang dilihat oleh mata belum tentu seperti kenyataan aslinya.
Penyatuan diantara keduanya tercapai juga malam ini. Ayu sungguh bahagia karena sang suami mau menyentuhnya kembali bahkan malam ini suaminya walau dalam keadaan mabuk, ia memperlakukan Ayu dengan lembut bahkan tanpa sadar ia mengucap cinta untuk Ayu di tengah penyatuan mereka.
Saat pagi menyapa, Leo sudah mengenakan baju tidur yang telah dipakaikan oleh istrinya semalam setelah penyatuan mereka selesai. Saat bangun, Leo memijit kepalanya yang sedikit pusing dan memori semalam hadir bahwa ia menggauli istrinya dalam kondisi mabuk.
Namun saat mengedarkan pandangan ia tak menemukan istrinya di dalam kamar. Tak lama pintu kamarnya terbuka menampilkan Ayu dengan balutan pakaian rumahan yang cantik di matanya.
"Apa efek alkohol masih melekat hingga melihatnya pagi ini sungguh berbeda dan sangat cantik" gumam Leo dalam hati kala terpesona dengan tampilan Ayu pagi ini.
Ayu datang membawa segelas lemon hangat untuk suaminya dan beberapa cookies buatannya.
"Mas sudah bangun? Ayo diminum dulu selagi hangat agar tubuh mas kembali pulih dari efek alkohol semalam. Kenapa mabuk sih mas, huft?" gerutu Ayu sambil mengerucutkan bibirnya yang makin membuat Leo gemas.
Baru kali ini Leo melihat istrinya merajuk, sungguh makin menggemaskan di matanya.
"Ada acara pesta teman di sebuah club. Aku tak enak jika menolaknya. Maaf akhirnya pulang terlambat dan mabuk. Kamu pasti repot semalam mengurusku" ucap Leo lirih.
Ayu yang mendengarnya membuat ingatan pergulatan semalam melintas di benaknya yang membuat pipinya merona dan kini ia tengah menunduk sambil sesekali melirik suaminya menghabiskan lemon hangat buatannya yang langsung tandas seketika.
"Makasih Ay" ucap Leo singkat dan dibalas senyuman cantik oleh istrinya.
Saat keluarga Abraham tengah sarapan, mendadak Celine datang di tengah mereka dan bergabung di meja makan bahkan tanpa tahu sopan santun ia sengaja duduk di sebelah kiri Leo kala Margareth yang menyuruhnya duduk di sana.
Celine pun dengan tak tahu malunya mengambilkan lauk pauk ke piring Leo kala Ayu ingin mengambilkan untuk suaminya. Leo yang tak mau berdebat pagi ini, membiarkan Celine melakukan apa yang ia mau selama masih dalam batas.
Ayu pun hanya diam melihat tingkah mantan kekasih suaminya ini karena jika ia berontak, hanya akan berujung pertengkaran dengan sang mertua bahkan ia khawatir hubungannya dengan suaminya akan kembali renggang.
"Leo, kamu sudah lima tahun menikah dengan perempuan mandul itu. Sampai kapan mama menunggu cucu dari kamu?" ucap Margareth dengan sinis menatap menantunya yang duduk di sebelah kanan putranya.
"Sudahlah ma, kenapa hal ini dibahas lagi. Jika aku dan Ayu belum diberi anak ya mama bersabar dulu" ucap Leo.
"Sabar juga ada batasnya Leo, mau nunggu sampai mama nyusul papamu ke alam lain" ucap Margareth penuh tatapan tajam ke arah Ayu, menantunya.
"Mah, sudah cukup. Aku berangkat ke kantor dulu" ucap Leo menghempaskan alat makannya dan beranjak pergi yang disusul Ayu mengekor di belakang suaminya sambil membawa tas kerja suaminya.
Setelah kepergian Leo, Margareth langsung menampar Ayu kala menantunya itu membantu pelayan membereskan meja makan.
Plak...Prang....
Sebuah tamparan melayang ke pipi kiri Ayu, sehingga piring yang di bawa Ayu pun terjatuh dan pecah.
"Kapan kamu enyah dari hidup putraku? Dasar benalu!" ucap Margareth dengan sorot mata tajam penuh amarah pada Ayu.
"Mah, apa salah Ayu hingga Mama tega berbuat seperti ini" ucap Ayu sendu.
"Dasar tak tahu malu masih tanya pula salahmu apa. Asal kamu tahu sejak awal aku tak merestuimu sebagai menantu keluarga Abraham. Hanya karena sebuah perjodohan konyol dari suamiku terpaksa aku dan Leo menyetujuinya. Sekarang suamiku telah tiada maka segera angkat kaki dari sini jangan sampai kemarahanku lebih dari ini padamu dasar perempuan mandul" ucap Margareth dengan emosi.
"Sampai kapanpun Ayu tak akan pergi dari sisi Mas Leo kecuali Mas Leo sendiri yang memang ingin Ayu pergi dari hidupnya" ucap Ayu lalu ia bergegas pergi ke kamarnya.
Celine kemudian menemukan ide dan akan menyusun rencana dengan Margareth untuk membuat Ayu pergi dengan sendirinya dari kediaman Leo.
"Aku berharap setelah ini kamu pergi dari sini jika perlu kamu juga menyusul sahabatmu itu ke alam baka agar tak menghalangi rencanaku menjadi Nyonya Leo Abraham" gumam Celine dengan senyum smirknya kala melihat Ayu menaiki tangga menuju kamar utama.
Beberapa Minggu berlalu, Leo sering bepergian keluar negeri meninggalkan istrinya di rumah demi melebarkan sayapnya di dunia bisnis. Namun Leo tak risau karena di kediamannya sudah ia tempatkan cukup banyak bodyguard menjaga istrinya agar ia tak kecolongan lagi ketika kejadian perselingkuhan Bram dan istrinya beberapa waktu lalu. Ya dibenak Leo, Ayu tetap berselingkuh dengan Bram walau sesungguhnya itu hanya sebuah fitnahan.
Dua minggu terakhir ini, Ayu merasa tubuhnya sering lemas dan kepalanya pusing serta nafsu makannya berkurang. Ia lebih sering tertidur hingga membuat mertuanya marah karena mengira dirinya pemalas yang hanya makan tidur saja di saat suaminya sibuk mencari nafkah untuk keluarganya.
"Apakah ini benar ya Tuhan?" ucap Ayu dengan air mata menetes kala ia menggenggam sebuah benda yang sejak dulu menjadi momoknya. Namun pagi ini benda tersebut memberi jawaban berbeda dari biasanya.
lebih baik ayu sm bram sj
drpd leo ibunya penjahat