cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Aulia kamu taruh pakaian aku dulu dikamar kamu."
"Mas, aku......takut masuk ke kamar aku.... " Ucap Aulia lirih.
Arya melupakan sesuatu pada Aulia. Dia menjadi penakut sejak kejadian itu.Dia menggandeng Aulia masuk ke kamarnya.
Entah kenapa dia merasa begitu nyaman setelah memasuki kamar itu. Hatinya begitu tenang.Dia seperti merasakan sesuatu kalau dirinya sedikit bertenaga.
"Kamu merasakan kalau kamu begitu tenang bukan?. Karena tempat ini setiap hari kamu gunakan untuk ibadah dan membaca sholawat dan semua yang kamu bisa."
"Kenapa kemarin, aku begitu takut untuk masuk ke tempat ini?. "
"Karena kamu cuma memiliki sepuluh persen jiwa kamu dan saat itu kencana yang mengambil alih diri kamu lewat ingatan kamu yang tersisa. "
"Kalau Jiwa aku terpencar dan kencana yang mengambil alih diri aku berarti sebenarnya aku...... "
"Maksud kamu telah meninggal bukan!. Kalau bukan karena kakek kamu yang menolong kamu dan memberi kami pada kamu. Kemungkinan kamu sudah di alam sana. "
".... "
"Aulia, kenapa kamu diam saja. Apa mas tidak perlu masuk kerja menemani kamu saja disini? . Sebenarnya aku takut kalau kejadian itu terulang kembali. Aku tidak sanggup kehilangan kamu seperti waktu ini kamu hampir..... "
"Pergilah!.Mas Arya, kamu jangan khawatir, aku harus berani menghilangkan rasa takut dalam diri aku."
Helaan napas Arya. Dia berpamitan pada Aulia di kamarnya.
"Mas, pergi dulu nanti sewaktu istirahat biar aku yang datang kemari.Kebetulan kemarin mandor ku memindahkan aku di sekitar tempat tinggal ibu kamu."
"..... "
"Alhamdulillah mas, mungkin ini jalan yang harus aku kita lakukan. "
Arya berangkat setelah mencium kening Aulia. sedangkan Aulia mencium tangan suaminya itu.
"Bismilah." Ucap Aulia mengurangi rasa takutnya.Dia merasakan kenyamanan yang luar biasa.
"Aku selalu mendengar suaramu, bagaimana aku memanggil diri kamu?...... " Ucap Aulia dengan lirih.
"Panggil aku dengan Sapta Aji. Itu nama pemberian kakek buyutnya kamu."
"berarti kalau aku butuh apapun aku panggil kamu Sapta Aji, apa bisa kamu muncul. "
"Iya, tapi ingat Aulia. Kalau kamu memanggil aku hanya untuk menyakiti orang lain, aku tidak akan datang."
"Kamu dan aku bisa berkomunikasi lewat batin, tidak usah mengeluarkan suara. "
Aulia mengangguk.
Tok tok tok
"Kak Rindu?. "
"Kamu sudah berani masuk ke tempat ini ?.Biar Arga dan Resta yang menemani kamu disini. Kalau perlu kakak akan disini. "
Kak Rindu masuk ke kamar Aulia dan menguncinya.
Notifikasi sms dari perbankan yang memberi tahu dirinya kalau deposit akan habis pada sebentar lagi.
"Bank ini?. berbeda ditempat aku membuka rekening. " Batin Aulia.
"Kak, kalau boleh tahu hari ini ada tagihan bank? , sepertinya kak Rindu terlihat santai. "
"Oh, hari ini kebetulan ada satu cuma tiga puluh sembilan "ucap kak Rindu sambil tersenyum.
"Kebetulan kemarin aku menjadi buruh cuci dirumah bu Lea, dan mendapatkan upah lima puluh ribu. Cukup untuk jajan anakku dan beli susu untuk Jihan. "
"Untung kamu bilang susu, tadi aku beli susu untuk Jihan dan kamu."Ucap Aulia sambil mengambil susu ibu menyusui dan susu formula."
"Aulia, ini... "
Rindu melihat Aulia mengeluarkan empat jenis susu yang berbeda. "
"Aulia, kamu masih memikirkan kami.... maafkan aku saat itu berkata kasar pada kamu dan maafkan karena.... " Ucap kak Rindu terhenti karena sesuatu hal.
"Kak, kamu minum susu ini. Jihan masih kecil jangan kamu susu Formula terus."
"Nanti kalau mas Arya pulang ada yang kita bicarakan bersama-sama. "
Arga yang melihat ada makanan ringan untuk dirinya begitu senang dan berkata"Bibi, kamu jangan pergi lagi ya. "
"Kak, melarikan diri dari masalah tidak akan menyelesaikan justru akan menjadi kan kita memperkeruh suasana."
Kak Rindu terdiam dan dia hanya mengeluarkan air matanya. Tangisan kak Rindu semakin kencang dan dia memeluk Aulia.
"Aulia bakal bantu kakak, asal kak Rindu ceritakan apa yang terjadi setelah aku sakit.Aku mau bertanya pada ibu tapi,aku merasa kalau itu akan membuat dirinya sedih. "
Kak Rindu mengangguk dan menceritakan semua yang terjadi pada Aulia.
"Sampai sekarang suami kak Rindu tidak pulang dan memberi nafkah pada kakak ? . "
"Sebenarnya, aku ingin menggugat cerai dia. Namun aku takut kehilangan hak asuh anak aku. "
"Kak Rindu mau kerja apa dirumah?, paling tidak sampai kakak bisa meninggalkan Jihan. Dulu sewaktu pertama kali kesini, hanya melihat anak kamu. Jangan kamu tinggalkan anak-anak kamu dirumah sendirian."
"Kak untuk hutang minggu ini kamu lunasi.Paling tidak ada satu hari yang membuat kak Rindu bebas. "
"Nanti kak Rindu ganti uang Aulia saat sudah punya uang."
"Aulia, aku pernah mencoba berjualan membantu ibu.Jualan aku tidak laku.Bahkan aku sempat menangis kalau uang itu hasil pinjaman angsuran bu Risa untuk besoknya. "
"Bagaimana kalau menjahit?, bukan kah kakak bisa menjahit!. "
Kak Rindu mengangguk dan berkata " Mesin jahitnya sudah ku jual."
"Nanti biar aku bicara sama mas Arya dulu kak. "
Rindu melihat adiknya mengantuk dia meninggalkan Aulia dikamar seorang diri.
Aulia tiba-tiba melihat bayangan dirinya yang begitu samar.
"Aulia, itu salah satu kepingan jiwa kamu.Aku akan menariknya ke tubuh kamu."
Tiba-tiba saja sebuah cahaya masuk kedalam tubuh Aulia.Dia tertidur dikamarnya.Dalam mimpinya dia berbicara dengan seseorang yang mirip dengannya.
"Kamu siapa?." Ucap Aulia ragu.
Aku adalah kamu begitu juga kamu adalah aku. "
"..... "
"Dulu kamu sering merapal kan Doa yang diajarkan kakek kamu.Aku tahu kamu lupa. Kepingan ingatan kamu belum sempurna."
"Jiwa kamu terpecah dan kodam kamu terkunci di suatu tempat. "
"Kamu tahu siapa yang melakukan padaku?. "
"Dia kakak ipar kamu Anton.Sebetulnya hanya masalah kecil. Cinta tak sampai. "
"Sebenarnya, Anton tidak bisa mengunci jiwa kamu. Teman kamu, Anton, saudara mertua kamu dan tempat dimana kamu berobat dulu."
".... "
"Bukalah dibawah meja.Disana ada laci tersembunyi.Kamu akan menemukan dokumen yang kamu inginkan. "Ucap orang itu bersamaan dengan bangunnya Aulia.
Disisinya ada suami yang menunggu dirinya.
" Satu jiwamu sudah bisa kamu cari Aulia.Sekarang pasti kamu lelah. "
"Mas, kamu sudah pulang. Sepertinya aku tertidur cukup lama. "
"Kamu cuma tertidur tiga jam saja. Di dunia sana waktu berbeda dengan dunia ini. " Ucap suara perempuan yang terdengar.
"Kencana?. "
Aulia seperti tersenyum, dia mengerti kalau itu jawaban dari Kencana salah satu khodamnya.
Arya melihat seorang wanita berkerudung di dekat istrinya.Dia tahu kalau itu salah satu kodam istrinya. Dia mengangguk memberi salam padanya.
"Mas melihat sesuatu?. "
"Iya, mungkin hanya kita yang tahu."
"Mas, sudah pulang.? "
"Belum, ini aku baru istirahat dan sebentar lagi aku balik kerja."
"Aku siapkan makanan untuk mas dulu?. "
"Sudah, tadi pagi aku meminta ibu untuk membuatkan makanan kesukaan kamu. Bangun dan makan dulu. Nanti kita bicarakan ini saat aku sudah pulang. "
Aulia mengangguk dan keluar dari kamarnya.