Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Satu bulan berlalu begitu cepat, tidak terasa pernikahannya sudah menginjak bulan yang pertama, hari-harinya selalu di warnai kebahagiaan, meskipun kadang konflik kecil ada dan hal itu selalu di jadikan pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Di pagi hari, wanita cantik itu sudah mulai menyiapkan diri dan menyiapkan perlengkapan suaminya juga, meskipun sudah di nikahi oleh duda tajir, namun Ayana masih enggan resign dari pekerjaannya itu, padahal sang suami sudah menyuruhnya resign, hanya saja Ayana masih enggan di karenakan masih ada Gista yang harus dia jaga.
"Mas, ayo bangun! Ini sudah pukul setengah 6 pagi," ucap Ayana sambil mengelus lembut dada suaminya.
"Bentar Sayang, masih ngantuk," sahut Andre dengan suara malasnya.
"Iiiih, biasa deh, kalau di suruh bangun susah benar," dengusnya sambil mencubit pelan pipi suaminya.
"Sayang, jangan di cubit nanti bangun," goda Andre.
"Idih, ge'er banget! Yang di cubit pipinya kok yang bangun lainnya sih, ngadi-ngadi banget ini orang, ya sudah cepetan bangun biar gak telat," titah Ayana sambil menarik tangan suaminya agar segera bangun.
Namun sayang beribu sayang mau sekencang apa dirinya menarik tangan suaminya, tetap saja tidak terjadi apa-apa yang ada malah dia yang jatuh ke pelukan suaminya, karena sedikit tarikan dari Andre.
"Bruuuugh." Aya pun terjatuh diatas tubuh suaminya.
"Iiih, apaan sih modus banget," kesal Aya ketika Andre mulai mendaratkan ciuman ke bibirnya.
"Biarkan sebentar saja," ucap Andre sambil memberikan kehangatan di bibir istrinya.
"Sudah, nanti malah terjadi lagi, padahal tadi malam sudah di kasih jatah, aku capek keramas terus," protes Aya, yang terdengar menggemaskan di telinga suaminya.
"Bentar saja, kasih aku hadiah biar semangat," ucap Andre yang langsung meraup kembali bibir istrinya, tanpa peduli dalam keadaan bangun tidur.
Andre pun mulai mencumbu bibir istrinya dengan begitu lembut dan hampir saja membuat sang istri terhanyut untung saja kesadaran Ayana masih kuat, kalau tidak pasti akan terjadi lagi pergelutan panasnya.
"Sudah Mas, nih orang aneh bener ya, tiap hari minta jatah terus padahal baru saja bangun tidur, masih bau jigong itu mulut tetap saja main nyosor," cibir Ayana yang membuat suaminya terkikik sendiri mendengar celotehnya.
"Sudah selesai, marah-marahnya?" tanya Andre dengan tatapan yang dibuat seolah tajam.
"Belum selesai ini mau ngedumel lagi nih, kalau situ masih tetap diam di tempat dan tidak mau beranjak ke kamar mandi," kesal Ayana.
"Baiklah aku mandi dulu ya Sayangku," ucap Andre sambil mencubit dua buah kesukaannya itu.
"Auuuu ....!" pekik Ayana yang merasa kesakitan sedang Andre tertawa lepas di dalam kamar mandi sana.
******
Urusan suaminya sudah selesai, saatnya dia menengok ke kamar anaknya, di situ terdengar Gista sedang merajuk karena Mamanya dari tadi belum datang ke kamarnya.
"Non ayo dong mandi, masak tiap hari harus mudi terus," tegur Bi Jumi.
"Gista gak mau mandi, sebelum Mama datang," tolak bocah itu.
"Iya habis ini Mama datang," jelas Jumi tapi tetap saja bocah itu masih enggan untuk mandi.
"Sayang ini Mama sudah datang," ucap Ayana.
"Mama, kok lama banget sih datangnya kan jadinya Gista telat bangun," sahut bocah itu sambil mengerucutkan bibirnya.
"Gista kalau Mama belum datang, Gista harus mau di urusin sama Bi Jumi ya Sayang," tegur Ayana.
"Gak mau, Gista maunya sama Mama," tegas putri kecilnya itu.
"Heeeemb." sejenak Ayana menghembuskan nafasnya, memang tidak mudah menghadapi anak kecil seperti Gista, apalagi dia memang haus kasih sayang dari seorang ibu.
"Bi Jum, kembali ke dapur saja ya, urusan Gista biar saya yang tangani," ucap Aya yang di angguki oleh ART nya itu.
Aya, tersenyum sendiri melihat sang anak yang masih bersedekap dan melirik ke arahnya.
"Sayang, masih ngambek gak sama Mama?" tanya Ayana sambil mendekat ke arah putri kecilnya itu.
Gista pun masih tetap bersedekap tanpa menghiraukan ucapan Ayana, sejenak Ayana mulai mendekati anak sambungnya itu memberikan pengertian walau awalnya susah karena memang Gista anak yang cenderung pemurung dan suka ngambek kalau tidak di perhatikan.
"Sayang, sini lihat Mama," ucap Ayana sambil menghadapkan wajah anaknya agar berhadapan dengan dirinya.
"Sayang, maaf ya, pagi ini Mama sudah merusak moodnya Gista, mulai besok Mama akan usahakan untuk nengok Gista lebih pagi lagi, biar Gista gak telat bangun seperti ini," ucap Ayana lagi, dan kali ini Gista mulai melihat ke arah ibu sambungnya itu.
"Janji gak akan telat Ma," sahut bocah itu dengan nada yang bergetar seperti menahan tangis.
"Iya Mama janji,," sahut Aya sambil menautkan jari kelingkingnya sebagai simbol perjanjian sudah di setujui.
Aya pun langsung beranjak ke kamar mandi untuk memandikan Gista dengan telaten dirinya menyabuni badan anak sambungnya itu hingga selesai.
20 menit kemudian Gista pun sudah rapih dengan seragam sekolahnya, dan sudah siap bersarapan bersama dengan ayah dan juga neneknya yang sudah menunggu di meja makan.
"Wahhh anak Daddy sudah wangi dan cantik," ucap sang ayah tanpa tahu bagaimana perjuangan istrinya membujuk anaknya.
"Heeemb," sahut Gista yang membuat Andre jadi bingung sendiri.
"Sayang, ada apa dengan Gista?" tanya Andre ke istrinya sambil berbisik.
"Dia ngambek, gara-gara aku telat datang ke kamarnya, dan itu semua gara-gara suami manjaku itu," sungut Aya sambil berbisik juga.
Di saat semua orang sedang menikmati sarapan paginya dengan lahap, tidak dengan Ibu Retno, mertua Ayana sedari tadi begitu cemas entah apa yang sedang dia pikirkan hingga panggilan sang menantu yang menyadarkannya.
"Mam, kenapa?" tanya Aya sedang yang lainnya masih sibuk dengan makanannya.
"Eh, enggak apa-apa sayang," sahutnya seperti menyimpan sesuatu besar.
"Tapi Mama yakin kan tidak ada apa-apa?" tanya Ayana memastikan.
"Iya, Sayang, sudah lanjut lagi makannya," titah Retno, yang diangguki oleh Ayana.
Sarapan pun sudah selesai kini saatnya orang-orang mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, sedang Bu Retno sekarang ada di dalam rumahnya dan hal itu yang menjadi pertanyaan anak semata wayangnya itu.
"Ma, kenapa akhir-akhir ini jarang keluar bersama teman-teman Mama?" tanya Andre yang merasa heran dengan perubahan sikap mamanya itu.
"Enggak apa-apa, Mama hanya ingin di rumah saja," sahutnya sedikit gugup.
"Oh baiklah, nanti kalau mau shopping jangan lupa ajak menantu Mama ya," pinta Andre.
"Iyalah, itu pasti," sahutnya.
"Ya sudah Ma, kami bertiga pamit dulu ya," ucap Andre sambil meninggalkan ciuman di pipi kiri Mamanya.
"Iya hati-hati ya kalian bertiga," sahut Retno.
Setelah kepergian dari anaknya Retno menjadi gelisah tak menentu, karena masalah yang satu bulan ini dia pendam sendiri yang membuat dirinya terus-menerus di peras oleh seseorang.
"Ya Allah, aku harus keluar dari jeratan orang-orang yang hendak memanfaatkan diriku ini," gumam Retno.
Catatan penulis :
Jangan lupa untuk selalu dukung author melalui like komen dan Vote terima kasih dan selamat membaca ❤️❤️❤️❤️
siapa ya yg coba memeras Bu Retno