Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tahan ygy
"Al, sudah cukup"
"Baby, kamu tahu apa yang terjadi sekarang bukan, aku butuh pelepasan sayang" masih menggerayangi Wajah putih Karin dengan bibir nya.
Al, yang kini tengah dilanda gejolak emosi, merasa kebingungan. Di satu sisi, hasratnya begitu kuat menggoda untuk melakukan hal yang diinginkan. Namun, di sisi lain, dia sadar bahwa mereka harus mengendalikan diri, menjaga hubungan yang mereka bangun dengan penuh cinta dan pengorbanan.
Namun, desakan hasrat terus menghantui pikirannya. Karin, dengan gaya menggoda yang tak bisa dia hindari, terus merayu dengan bibirnya yang merah merona. Al merasakan dirinya semakin sulit untuk menolak godaan yang begitu menggiurkan. Tetapi, dia ingat pesan orang-orang bijak, bahwa cinta sejati akan mampu melewati berbagai ujian, termasuk godaan nafsu.
Karin menarik napas dalam-dalam, menatap Alfist dengan mata yang memancarkan keinginan dan keraguan. "Emm, tapi gak mungkin kan dilanjutkan, kamu harus menahannya, aku janji jika waktu nya aku akan memberikan segalanya" rayu nya, sedikit erangan "Kamu harus menunggu, Al," katanya dengan suara lembut. "Aku tidak ingin terburu-buru. Aku ingin momen ini menjadi sempurna suatu saat nanti"
Al tersenyum lebar mendengar kata-kata Karin yang terus menggoda dengan gaya yang seksi. Dia merasa gejolak di dalam dirinya semakin tak tertahankan. Namun, Al tahu dia harus tetap bisa mengontrol diri.
Mereka berdiam sejenak. "sekarang kamu berniat menyogok ku, Baby"
"kenapa? apa tidak mempan? padahal aku adalah kekasih paling imut dan seksi sedunia"
"Kamu benar-benar menggoda, Karin. Tapi aku harus kuat menahan diri," ucap Al sambil menarik nafas dalam-dalam.
"hah.... sialan, anggap saja kamu sudah berhasil" racau Alfist matanya berkilat, mengambil tangan Karin dengan lembut. "Aku sangat sabar, Baby," katanya menyeringai "Aku akan menunggu saat yang tepat untuk membuat cinta kita menjadi abadi, saat itu jangan pernah terpikir untuk berhenti"
Karin hanya tersenyum sendiri, menikmati reaksi Al yang terus bergelora. Meskipun dia suka menggoda kekasihnya, tapi dia juga tidak ingin membahayakan hubungan mereka.
Al pun mencoba untuk menenangkan diri, tetapi rasanya semakin sulit. Dia merasakan hasratnya yang semakin memuncak, tapi dia juga tahu bahwa mereka harus tetap berpegang pada nilai dan prinsip mereka.
"Tenanglah, Al. Kamu harus bisa mengendalikan diri," ujar Karin tersenyum simpul
"Al, aku merasakan hal aneh di bawah" goda nya lagi menampilkan diri Karin yang seksi, Karin senang mengoda kekasih nya ini dia pasti menahan gejolak dari tubuh nya tapi masih bisa menahannya. Alfist terdiam sejenak, menghadapi godaan yang begitu kuat dari Karin. Tatapan matanya terpejam, mencoba menahan gejolak dalam dirinya. Godaan yang datang begitu intens, membuatnya merasakan getaran aneh di dalam dirinya. Sementara itu, Karin terus memperlihatkan sisi seksi dan menggoda dari dirinya, berusaha merayu Al untuk melampaui batas
"Hah, Baby kamu sengaja kan, menyuruh berhenti tapi masih saja menggoda, aku sangat ingin bersarang di rahim mu Burung Kenari ku" dengan suara serak, Namun, Al masih mampu mengendalikan diri. Meski kata-kata Karin begitu merangsang, dia tetap bertenang. Dalam hatinya, Al merasa tertantang namun juga sadar akan konsekuensi dari tindakan yang terburu-buru. Dia ingin membangun hubungan mereka dengan penuh cinta, penghormatan, dan kesabaran.
Al tersenyum puas melihat reaksi Karin yang tergoda oleh omongannya. Mereka berdua sedang berada di ruangan kerja yang tenang dan rindang. Al, seorang pria tampan dan karismatik, selalu berhasil membuat hati Karin yang cantik terpikat.
Karin memalingkan wajahnya, mencoba meredam gejolak yang sudah menggelora di dalam dirinya. Dia tidak bisa menyangkal bahwa semua yang dia lakukan dengan Al sekarang membuatnya terguncang. Namun, dia juga tahu bahwa dia tidak boleh terlalu cepat terbuai.
"Aku harus berpikir dengan jernih," gumam Karin dalam hati. Dalam kepala Karin, berkecamuk pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan mereka kelak akhirnya kalau melampaui batas. Sesekali, pandangan mereka bertemu dan Karin bisa merasakan aura keangkeran dari Al.
Namun, entah bagaimana, semua keraguan itu sirna saat Al mendekati Karin dan memeluknya erat. "Kamu hanya untukku, Karin. Aku ingin bersama denganmu, selamanya," bisik Al menghisap halus telinga Karin
Karin merasa jantungnya berdegup kencang. Dia merasakan kehangatan dari pelukan Al dan mendengarkan kata-kata sayang yang membuat hatinya luluh. Tanpa sepatah kata pun, Karin melepas keraguan dan memeluk Al dengan erat.
Mereka berdua saling menatap, penuh kehangatan dan cinta yang terpancar dari mata mereka. Di saat itulah, Karin tahu bahwa Al adalah pria yang ia butuhkan dan ia inginkan. Dan dengan hati yang tulus, Karin menjawab, "Aku juga menginginkanmu, Al. Bersama-sama, selamanya."
Alfist tersenyum penuh kebahagiaan. Dalam pandangan matanya, terpancar keinginan yang tak terbendung. Dia ingin menyatu dengan Karin, mempersembahkan cinta dan gairah yang tak terhingga.
Dengan lembut namun penuh keinginan, Alfist meraih wajah Karin dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Mereka terhanyut dalam keintiman yang mengalir tanpa henti, seperti sungai yang tak pernah berhenti mengalir.
Karin merasakan tubuhnya terbakar lagi oleh sentuhan-sentuhan Al yang hangat.
Dan di dalam kompleksitas perasaan dan emosi yang bergejolak, Karin tahu bahwa dia sudah menemukan kedamaian yang selalu dicarinya. Bersama Al, dia merasa utuh dan lengkap. Dan dalam pelukan Al yang erat, Karin merasa bahwa cintanya takkan pernah pudar. Seperti dua insan yang saling melengkapi, mereka bersiap untuk meniti perjalanan yang tak terduga dalam lautan cinta yang mereka miliki.
"Al"
"Yes, Baby" tatap nya tapi mereka masih saling menautkan lidah nya, Al mendapati dirinya selalu terpikat oleh kecantikan Karin. Setiap kali mereka bersama, godaan untuk melampaui batas selalu mengintainya. Karin, dengan kecantikan dan pesonanya, menjadi ujian yang tak terduga baginya. Setiap tatapan dan senyuman dari Karin selalu mampu membuat hatinya berdesir.
"Su.... sudah, jangan sampai kita melewati batas" Suaranya gemetar saat Karin berbisik lembut
"Hah.... baiklah, Pakaikan lagi kemeja ku Baby" perintah nya, Matanya penuh dengan keputusasaan, Namun, gerakan-gerakan di bawahnya masih terasa bagi Karin. Ia merasakan desiran yang membangkitkan nafsu.
"Kau juga pasang kan baju ku my eagle" Alfist terdiam sejenak, memperhatikan Karin yang tengah sibuk memasang kembali kancing kemejanya. Senyum manis yang terukir di wajahnya membuatnya terpesona.
"My eagle?" tanyanya lirih, tidak sepenuhnya mengerti dengan panggilan yang diberikan Karin padanya, tangan nya mengambil baju kaos olahraga nya yang tergeletak di atas meja.
Karin mengangguk ringan sambil melirik ke arah baju kaos olahraga Alfist yang tergeletak di atas meja yang diambil dari Alfist. "Ya, kau juga pasangkan baju ku, seperti seekor elang melindungi kekasihnya," ucapnya lembut, sambil tetap sibuk dengan urusan kemejanya.
Alfist membungkuk sedikit, mengambil baju kaos olahraga Karin dengan hati-hati. Ia merasa hangat di dalam hatinya, mendengar panggilan 'my eagle' yang begitu penuh makna baginya. Ia tahu bahwa Karin melihatnya seperti seekor elang yang kuat dan setia.
"Hemm, jangan mangsa aku" kedip nya tersenyum manis mengeluarkan gigi putih nya, Alfist terdiam sesaat, terhenyak dengan ucapan yang begitu jujur dan terbuka dari Karin. Tatapan mereka saling bertaut, dihiasi dengan getaran emosi yang mengalun di antara keduanya. Udara di sekitar mereka terasa tegang, namun juga sarat dengan keintiman yang sulit dijelaskan.
"Hah, kamu tahu Baby, pikiran ku kacau, Aku terjebak dalam nafsu yang tak terkendali gara diri mu, aku terobsesi ingin menghisap vagina mu Baby, puting yang menonjol mu ini. Aku diliputi perasaan ingin membuat mu menangis dibawah ku merasakan kejantanan ku yang menusuk mu dengan nikmat tak terkira, sembari memeluk erat tubuh mu Karina Yuika. Aku ingin membuat mu nikmat sampai kamu tidak bisa meninggalkan aku sedetikpun, sekarang aku menahan keinginan ku itu dengan susah payah...." jujur nya sangat prontal
"Al, kamu terlalu jujur," teriak Karin sambil menatap tajam ke arah Alfist.
"Sekarang tahu apa yang ada di kepala ku, hari ini kamu aman tapi tidak berikut nya" Alfist mengangkat tubuh ramping Karin duduk di atas meja, "Sorry" Karin tahu dia bersalah.
Alfist kemudian menatap Karin dengan serius, "Itu masih tegang?" tanya Karin sambil mengarahkan pandangannya ke bagian bawah tubuh Alfist. Alfist menganggukkan kepala, merasa malu dengan situasi yang terjadi. Mereka berdua saling diam sejenak, hingga akhirnya Karin mengucapkan kata-kata terakhir, "Aku sungguh minta maaf, Al. Aku tidak bermaksud"
"Hem, kamu tidak basah sayang," seringainya sambil menatap Karin dengan tatapan penuh nafsu.
"Hahaha...., sudah aku pasangkan kemeja dan dasimu," sahut Karin sambil mencoba mengambil pakaian yang tergeletak di meja. Namun, sebelum dia bisa melakukannya, Alfist tiba-tiba mendekatinya dengan tatapan penuh hasrat.
"Terakhir sayang, aku ingin mengenyot gunungmu ini," ucap Alfist sambil mulai menyerang Karin dengan penuh gairah. Alfist membaringkan tubuh Karin di atas meja seperti seorang anak kecil yang tengah bermain dengan mainan barunya.
Dengan penuh nafsu, Alfist mulai menghisap dengan ganas puting Karin yang menonjol di balik bra. Tangannya gemetar saat dia mencoba membuka bra Karin, ingin kembali melihat payudara putih yang mempesona itu untuk kedua kalinya. Karin merasakan sensasi campuran antara rasa malu dan kenikmatan yang memenuhi seluruh tubuhnya. "Al, emm, berhenti"
"memohon lah"
"emm kamu membalas dendam yah, please stop aku ingin kencing" Karin sudah tidak bisa menahan di bawah nya, ingin segera ke wc. "Terimakasih, Baby, pergilah ke kamar mandi, siapkan dirimu, kalau aku yang memasang baju mu malah aku ingin melihat mu telanjang tanpa sehelai kain" mencium lembut kening Karin
"hhahaha gila" Karin lekas berlari ke wc, dia tidak tahan
Dengan godaan yang Alfist berikan. Ia segera mengunci pintu wc dan segera melepas bh dan cd nya selagi buang air kecil. Setelah selesai ia langsung membersihkan dirinya. Ia merasa malu untuk keluar. Ia segera membersihkan dirinya sebaik mungkin dan kembali ke ruangan tempat Alfist menunggu.
Alfist sudah duduk santai di sofa sambil menunggu Karin selesai. Begitu Karin kembali, ia langsung terpaku melihat wajah Karin yang begitu cantik tanpa sehelai kain pun menutupinya. "Kau begitu mempesona, Karin. Aku tidak sabar untuk merasakanmu sepenuhnya," ucap Alfist sambil mendekat ke arah Karin. tapi ternyata Alfist berhalusinasi yang dia lihat Karin yang sudah mengunakan pakaian olahraga nya, di lehernya terdapat tanda cinta yang Alfist ciptakan.
"Al, leher mu, bwahaha sama dengan aku" tawa nya, Alfist terkejut mendengar ucapan Karin dan segera menyadari bahwa itu hanyalah sebuah ilusi di benaknya. Ia cepat-cepat memeriksa lehernya sendiri dan tersenyum lega saat melihat ada tanda Kissmark di sana tanda cinta dari Burung Kenari nya. "Kau selalu membuatku tertawa, Baby," kata Alfist sambil tersenyum.
"adil bukan" Karin pun ikut tertawa melihat reaksi Alfist. Mereka duduk bersama di sofa, saling tertawa dan bercanda sehingga suasana di ruangan itu penuh dengan kebahagiaan. Mereka merasa sangat nyaman satu sama lain, seperti dua hati yang saling mengerti tanpa perlu banyak kata.
Karin lalu duduk di dekat Alfist dan menggenggam tangannya dengan lembut. "Aku sangat bersyukur memiliki seseorang sepertimu di hidupku, Al. Kita melalui begitu banyak hal bersama, namun aku yakin cinta kita akan terus menguat seiring berjalannya waktu," ucap Karin dengan penuh keyakinan.
'Aku pikir kau tersiksa sayang, ternyata aku yang disiksa' ucap dalam hati Alfist, mengusap lembut pipi Karin.
Saat keduanya selesai berkemas, mereka saling menatap dengan penuh pengertian dan cinta. Mereka tahu bahwa cinta sejati bukanlah sekadar tentang kepuasan fisik, melainkan juga tentang kekuatan emosi, kepercayaan, dan kesetiaan yang tulus. Dan dalam pelukan hangat satu sama lain, Al dan Karin merasakan bahwa cinta mereka semakin kokoh dan abadi, layaknya seekor elang yang setia terbang bersama pasangannya.