Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 - Lelaki Misterius
Wildan membuka kap mobil depan Natasha. Dia segera mengatasi kerusakan yang ada di sana. Setelah selesai, Wildan menyuruh Natasha menyalakan mobil.
Buru-buru Natasha masuk ke mobil. Lalu dinyalakannya mesin mobil. Benar saja, mesin mobilnya langsung menyala.
"Wah! Nyala, Dan!" seru Natasha.
"Iya. Aku dengar kok!" sahut Wildan. Keahliannya memang tidak terbantahkan. Mengingat dirinya sudah menggeluti berbagai jenis pekerjaan, dan salah satunya adalah tukang bengkel.
Natasha keluar dari mobil dan menghampiri Wildan. "Makasih banyak ya, Dan..." ungkapnya senang.
Atensi Natasha kala itu tertuju ke arah motor matik usang Wildan. Ia juga ingat kalau Wildan merupakan mahasiswa yang tidak mampu. Dirinya tahu Wildan sering tertidur di kelas karena katanya memiliki banyak pekerjaan paruh waktu.
Natasha bergegas mengambil dompetnya. Dia ambil uang seratus ribu. Dirinya berikan uang tersebut pada Wildan.
"Dan! Nih tanda terima kasihku," ucap Natasha sembari menyodorkan uang pada Wildan.
"Aku sudah menduga. Udah! Simpan saja. Lagian tenagaku nggak terkuras sama sekali karena perbaiki mobilmu," sahut Wildan.
"Tapi..." Natasha tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Wildan pergi begitu saja dengan motornya.
Natasha mendengus kasar. Namun perlahan senyuman mengembang di wajahnya. Entah kenapa dia suka dengan sikap Wildan yang santai. Mengingat kebanyakan cowok yang punya kesempatan bicara dengannya selalu berakhir dengan rayuan.
Di mata Natasha, Wildan cukup mempesona. Itu juga pertama kalinya dia berinteraksi dengan lelaki tersebut. Padahal biasanya mereka sering bertemu saat jam kuliah. Akan tetapi sepertinya baik Wildan atau Natasha, sama-sama tidak memiliki minat untuk saling bicara.
...***...
Wildan tidak langsung pulang. Dia hari itu pergi ke cafe karena harus bekerja. Nama cafe tempat Wildan bekerja itu sendiri bernama June Cafe. Wildan bekerja sebagai kasir di sana.
June cafe sendiri bukanlah cafe yang ramai pengunjung. Mengingat ada banyak cafe lain juga di lokasi tak begitu jauh. Meskipun begitu, pasti selalu saja ada beberapa pengunjung yang datang.
Di saat sepi pelanggan, Wildan memanfaatkan waktu untuk mengutak-atik kameranya. Atensinya tertuju pada seorang gadis cantik yang sedang sibuk dengan laptop.
Wildan sebenarnya mengenal gadis itu. Karena dia merupakan langganan tetap June Cafe. Namun hingga sekarang, Wildan tak pernah tahu nama gadis tersebut. Ia hanya selalu terpesona dengan kecantikan dan kesederhanaan gadis itu.
Diam-diam Wildan mengangkat kameranya. Lalu diam-diam pula dia ambil foto gadis itu.
Senyuman mengembang di wajah Wildan ketika sudah mendapatkan gambar. Dia periksa hasil fotonya tersebut.
"Foto cewek itu ya, Mas?" Seorang lelaki mendadak datang. Sukses memergoki apa yang dilakukan oleh Wildan.
"Eh, e-enggak kok. Tadi saya--"
"Udah, Mas. Aku tahu kok Mas nya ngefoto cewek itu," tukas lelaki itu. Tampilannya terlihat aneh. Dia mengenakan topi dan masker. Jadi Wildan tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"I-iya, saya akui kalau saya memang mengambil foto cewek di sana. Tapi saya nggak bermaksud apa-apa kok. Cuman iseng saja," ungkap Wildan yang terpaksa mengaku.
"Sini! Coba lihat fotonya," pinta lelaki tersebut.
"Tapi..." Wildan meragu. Dia takut lelaki misterius di depannya sekarang melakukan sesuatu pada kameranya.
"Sudah! Percaya padaku. Kalau nggak, aku kasih tahu ke mbak itu nih," ancam sang lelaki.
Karena takut, Wildan menyerahkan kameranya pada lelaki itu. Terlihat lelaki tersebut memeriksa foto di kamera Wildan. Foto-foto Wildan yang lain bahkan juga diperiksa olehnya.
"Ternyata bagus juga hasil potretan kamu. Kau profesional ya?" tanya lelaki itu.
Wildan lekas menggeleng. "Bukan, Mas. Tapi saya emang hobi ngambil gambar pakai kamera. Kebetulan saya juga berniat buka usaha jasa fotografer. Tapi masih mikir," ucapnya.
Lelaki itu memanggut-manggutkan kepala. Dia lalu berucap, "Aku tertarik menyewa jasamu. Apa kau mau aku bayar untuk memotretku?" tawarnya.
Sontak mata Wildan berbinar. Baru pertama kalinya dia mendapatkan tawaran begitu.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣
nathasa lagi patah hati...
iklasin aja lah Nat... masih banyak cowok yang suka sama kamu... jangan nikung teman sendiri....
entar nyesel lo...Wildan nggak dapat, teman pun pergi...