NovelToon NovelToon
Melepaskan Diri Dari Jiwa Manusia Serigala

Melepaskan Diri Dari Jiwa Manusia Serigala

Status: sedang berlangsung
Genre:Manusia Serigala / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain / TKP
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: husna_az

"Aku akan melakukan apa pun agar bisa kembali menjadi manusia normal."

Niat ingin mencari hiburan justru berakhir bencana bagi Vartan. Seekor serigala menggigit pergelangan tangannya hingga menembus nadi dan menjadikannya manusia serigala. Setiap bulan purnama dia harus berusaha keras mengendalikan dirinya agar tidak lepas kendali dan memangsa manusia. Belum lagi persaingan kubu serigalanya dengan serigala merah, membuat Vartan semakin terombang-ambing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"A–aku tidak apa-apa," jawab Vartan dengan suara bergetar.

Dia benar-benar syok melihat apa yang terjadi pada tangannya, bahkan sampai detik ini pun tangannya masih terasa bergetar dan kaku. Ruangan yang tadinya sejuk kini berganti menjadi panas, bulir keringat mulai bercucuran di dahinya. Vartan pun jadi semakin gelisah.

"Vartan, ada apa? kalau ada sesuatu katakan saja!" tanya Ayara dengan khawatir karena melihat wajah Vartan yang semakin pucat. Dia juga bisa melihat keringat di dahi pemuda itu.

"Aku tidak apa-apa. Ayara, bisakah kamu meninggalkanku sendiri? Aku mau istirahat sebentar, tiba-tiba aku merasa tidak enak badan."

"Kamu yakin mau sendirian? Apa perlu aku panggilkan dokter untuk memeriksa keadaan lebih dahulu? Sepertinya kamu sedang tidak baik-baik saja."

"Tidak perlu. Kamu keluar saja, aku ingin tidur sebentar." Meskipun ragu, Ayara tetap mengangguk dan pergi dari sana.

Setelah Ayara benar-benar pergi, Vartan pun menarik tangan yang tadi dia sembunyikan dari balik selimut. Ternyata semua baik-baik saja, tidak ada yang aneh di sana. Pemuda itu juga merasa tangannya saat ini biasa saja, tidak terasa kaku seperti tadi.

Tidak ada bulu juga seperti yang dilihatnya tadi. Vartan berpikir, apakah mungkin itu hanya halusinasinya saja karena terlalu lelah. Akan tetapi, kenapa itu terasa sangat nyata? Bahkan semuanya masih terlihat jelas di matanya.

Vartan menggelengkan kepala. Dia meyakinkan diri jika apa yang dilihatnya tadi memang hanya halusinasi saja. Buktinya sekarang tangannya baik-baik saja, bahkan satu bulu pun tidak ada.

Ayara yang berada di depan ruangan Vartan pun merasa heran dengan sikap pemuda itu. Biasanya Vartan akan selalu menempel padanya, tetapi kenapa sekarang malah mengusirnya hanya karena lelah. Sebelumnya setelah apa pun pria itu tidak peduli asal dirinya senang.

Akan tetapi, Ayara berusaha untuk berpikir positif. Mungkin Vartan memang benar-benar lelah dan ingin istirahat.

***

Setelah tiga hari dirawat Vartan akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Besok juga dia harus pergi ke kampus, kemarin pemuda itu sudah ambil libur, nggak mungkin ambil libur lagi. Meskipun Vartan bukan mahasiswa yang pandai, bukan berarti dia bisa bermalas-malasan.

Malam ini Mama Minarti mengajak keluarga dan teman-teman Vartan untuk makan di luar. Itu dilakukan untuk mengadakan syukuran karena sang putra ditemukan dalam keadaan baik-baik saja dan selamat dari marabahaya. Teman-teman Vartan tentu saja merasa senang. Apalagi orang tua mereka juga mengizinkannya.

Minarti mengajak mereka ke sebuah restoran yang menyediakan tempat outdoor agar bisa melihat pemandangan di luar. Prayoga setuju-setuju saja dengan rencana istrinya, baginya asal semua bahagia dia ikut saja.

"Tante sengaja mengajak kalian ke sini, selain ini bentuk syukuran keselamatan Vartan, juga mempererat persahabatan kalian. Tante harap kalian bisa berteman selamanya, jangan ada yang tidak enak hati. Kalau ada yang mengganjal di hati, kalian harus membicarakannya bersama dengan baik."

"Iya, Tante. Terima kasih sudah mengundang kami, Tante. Kami merasa senang mendapatkan perhatian dari Tante."

Minarti hanya tersenyum menanggapinya. Mereka semua berbincang-bincang sambil menikmati makanan yang terhidang. Vartan sejak tadi curi-curi pandang ke arah Ayara. Sejak dia mengusir gadis itu keluar dari ruangannya, mereka tidak lagi berbicara berdua.

Vartan jadi merasa bersalah. Mungkin Ayara marah atau merasa tidak nyaman dengannya, tapi mau mulai pembicaraan dari mana dengan gadis itu? Saat itu dia juga lepas kendali dan mengusir Ayara begitu saja.

Vartan tiba-tiba merasa ada sesuatu yang beda dari tubuhnya. Bulu kuduknya berdiri. Angin malam terasa menusuk, menembus kulitnya. Tubuh Vartan pun juga terasa kaku dan gemetar. Dia jadi teringat di rumah sakit tangannya juga merasakan hal seperti ini, tetapi saat itu hanya tangannya saja, kenapa sekarang seluruh tubuhnya juga merasakan hal yang sama.

Terdengar suara lolongan serigala, membuat suasana jadi begitu mencekam. Orang-orang pun mulai pergi satu persatu. Ada pula yang tampak tidak begitu peduli dan tetap melanjutkan makannya.

Mama Minarti pun merapatkan tubuhnya pada sang suami dan berkata, "Pa, kenapa tiba-tiba ada suara serigala di sekitar sini? Ini 'kan bukan di hutan."

"Papa juga nggak tahu, Ma. Sudah, kita selesaikan dulu makanya, setelah itu kita kembali." Mama Minarti mengangguk, begitu juga dengan yang lainnya.

Vartan menunduk, pandangannya tertuju pada tangan yang terluka kemarin. Lagi-lagi tumbuh bulu di tangannya dan kini semakin banyak, tubuhnya pun mengalami reaksi yang sama. Dia pun jadi merasa cemas dan gelisah. Entah kenapa Vartan kini merasa begitu takut, bagaimana jika dirinya mengidap penyakit yang serius dan tidak bisa disembuhkan.

Vartan juga tidak pernah mendengar berita tentang tumbuhnya buru-bulu pada tubuh seseorang. Bagaimana sekarang jika terjadi hal berbahaya pada dirinya. Tubuh Vartan menegang, jantungnya terasa begitu sakit, seperti ada sesuatu yang menusuknya. Namun, semua tampak tidak terlihat.

"Ma, Pa, aku mau pergi dulu," ucap Vartan sambil berdiri dan menyembunyikan tangan di balik tubuhnya.

"Kamu mau pergi ke mana? Jangan buat aneh-aneh," tanya Mama Minarti dengan nada khawatir.

"Mau bertemu teman."

Vartan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari mamanya. Teman-temannya pun merasa heran, Vartan bilang ingin bertemu dengan temannya padahal selama ini hanya mereka bertiga yang selalu bersama dengannya, tidak pernah ada orang lain yang dekat dengan pemuda itu.

Vartan keluar dari restoran, dia berusaha menghindari tatapan orang-orang yang melewatinya. Pemuda itu merasa ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Vartan juga merasa bingung dengan dirinya yang tiba-tiba saja dia ingin sekali memakan orang-orang yang ada di sana. Namun, kesadaran masih dapat dirinya rasakan jadi, berusaha mengendalikan diri.

Datanglah seorang laki-laki yang menariknya dan ingin mengajak pergi.

"Siapa kamu? Kenapa kamu menarikku?" tanya Vartan di tengah kesadarannya.

"Naiklah ke motorku. Nanti akan aku jelaskan. Kita sudah tidak punya waktu lagi."

Vartan yang merasa bingung pun hanya bisa mengikuti saja. Apalagi dirinya sudah mulai hilang kendali, kesadarannya juga mulai menghilang.

Pria itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Mereka menuju sebuah hutan dan berhenti tepat di tengah-tengahnya. Vartan turun dari motor, tubuhnya menggeliat kepanasan. Dia juga memegangi kepalanya yang terasa seperti berputar. Berkali-kali dia berteriak, meluapkan rasa sakitnya.

Beberapa serigala yang ada di sana pun mulai mendekat. Hingga tibalah saat bulan purnama total, tubuh Vartan berubah menjadi seekor serigala dan melonglong dengan suara yang begitu keras. Yang mendengar pun merasakan ketakutan yang luar biasa.

Serigala yang lain pun saling bersahutan mengeluarkan suaranya. Pria yang tadi mengajak Vartan pun juga tubuhnya berubah menjadi seekor serigala.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!