Mika dan Dena dua teman masa kecil yang dipertemukan kembali lewat dunia yang nyatanya tak seluas itu, dikehidupan berikutnya keduanya malah kembali menjadi musuh dalam selimut dan lupa dengan identitas satu sama lain dimasa lalu, siapakah yang akan sadar duluan dengan hubungan lama mereka, atau justru keduanya malah tak akan pernah ingat dan kenangan manis dulu hilang lenyap begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chacasdks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Aslan dan Wanda
Mengungkap Kisah Cinta Dua Manusia Patah Hati
Decakan kesal itu terdengar tatkala Wanda mendapat undangan pernikahan mantan kekasihnya. Ia dengan frustasi mengusak rambutnya sebab bagaimana bisa ia masih berusaha sembuh sedang si brengsek itu malah membuat pesta, dunia sungguh tak adil, dengan sisa tenaga yang ada ia lanjutkan kembali mengerjakan tugasnya di salah satu ruang terbuka 24 jam yang disediakan kampus.
"emang stres tu perempuan, gue baru ditinggal eh dia malah punya gandengan baru, makin males gue berurusan sama dia" suara berat yang kini memasuki indra pendengarannya buat Wanda berhenti mengetik, membuat tugsa yang seharusnya sudah selesai kini terhambat lagi sebab dirinya yang memilih untuk menguping pembicaraan orang lain, jangan salahkan mengapa ia malah seakan penasaran dengan urusan orang lain, salahkan lah laki-laki yang kini duduk tak jauh disebelahnya yang malah menelpon dengan suara nyaring. "mana minggu depan gue ada acara lagi sama orang kantor, wajib bawa pasangan, lo pikir coba jadi gue pas denger pengumuman itu, masalahnya gue baru putus Jay"
Wanda sedikit curi-curi pandang pada laki-laki tersebut, alis Wanda sedikit terangkat sebelah sebab laki-laki di sebelahnya itu nyaris mendekati kata sempurna, perempuan gila mana yang dengan gampang memutuskan hubungan dengannya? "yaudah deh Jay makasih ya udah mau dengerin gue, nanti pulangnya duluan aja, gue masih mau jalan dulu"
Telpon itu terputus diikuti dengan hembusan nafas lega setelahnya, "putus juga mas?" Wanda dengan berani bertanya itu pada laki-laki asing yang bahkan belum ia tahu namanya, bisa dibilang Wanda cukup gila akan hal ini. Dahi laki-laki itu berkerut mendengar ucapan perempuan yang menurutnya terdengar kurang sopan, laki-laki itu melirik sinis pada Wanda. "masih muda fokus aja kerjain tugasnya Dek jangan ikut campur urusan orang"
Jika bisa dijabarkan dalam majas hiperbola saat ini dada Wanda bak tengah ditusuk oleh pedang paling tajam yang ada di bumi, ucapannya memang singkat namun berhasil buat Wanda diam tak bergeming. Wanda akhirnya menoleh pada laki-laki ketus itu "yang ikut campur siapa sih Kak, lagian kamu yang ngomong nya kenceng banget, semua orang juga bisa tau kamu habis putus" mulut laki-laki itu berhasil dibuat ternganga akan balasan Wanda, kali ini pedang yang ia tusukkan pada Wanda berbalik menusuk dirinya.
"terus kalau saya habis putus memangnya kenapa?"
"ya ... gak apa-apa, saya juga habis putus kok"
Si laki-laki asing itu terkekeh, sebab balasan yang Wanda beri tak tertebak, ia pikir perempuan itu akan mengejeknya, namun siapa sangka jika perempuan galak itu juga salah satu korban patah hati. "gak usah ketawa, seenggaknya saya udah sedikit move on" jelas Wanda yakin, laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya, "bagus deh, seusia kamu tuh harusnya fokus pendidikan gak usah cinta-cintaan" saran laki-laki itu.
Wanda mengerutkan dahinya, mengapa ucapan laki-laki ini sejak tadi terdengar seakan jika usianya sudah sangat tua, Wanda memindai wajah serta penampilan laki-laki itu, wajahnya tak terlihat tua sama sekali, dan selera berpakaiannya cukup bagus, "kenapa kamu ngeliat saya kayak gitu?"
Wanda bergumam lama, "gue dari tadi lagi nebak umur lo, lagian kita dari tadi ngobrol kayak bapak sama anak, jujur aja deh, lo salah satu mahasiswa abadi ya Bang?" laki-laki itu berkedip beberapa kali, ia tak menyangka jika perawakannya masih bisa disebut sebagai mahasiswa, tawa pelan itu pun juga ikut terdengar. "saya sudah lulus enam tahun sebelum kamu, sopan dikit bisa?" mata Wanda membulat lebar dengan ludah yang mendadak susah tertelan begitu mendengar jawaban laki-laki asing itu, siapapun tolong bawa kabur Wanda.
Oh pria matang
"a-anu Mas, e-eh Kak, saya pamit duluan ya sudah malam gak baik anak kecil seperti saya masih di luar" ucap Wanda sembari bereskan barang-barangnya, pria itu tertawa geli mendengar balasan Wanda, sebab perempuan itu kini terlihat gugup tak seberani seperti sebelumnya.
"tunggu" Wanda mendecak takut, ia lalu kembali menoleh perlahan pada pria itu dengan doa yang dirapalkan takut-taku jika dirinya akan menerima kalimat menyakitkan lainnya, namun alih-alih mendapat omelan, ia malah dibuat bertanya-tanya sebab laki-laki itu kini tengah menyodorkan ponselnya. Kedua alisnya terangkat dengan tatapan penuh tanya.
"saya minta nomer kamu, siapa tau butuh bantuan" Wanda memandang wajah laki-laki itu tak paham, namun ia tetap terima ponsel tersebut dan berikan nomernya begitu saja.
"Wanda, bagus namanya"
"terima kasih"
ting!
Sebuah notifikasi masuk itu, buat ia buru-buru membuka ponselnya khawatir jika itu adalah pesan penting, namun dahinya kembali berkerut ketika melihat jika pesan notifikasi itu berasal dari sebuah nomor asing.
"Aslan, simpen nomer saya dengan nama itu ya"
Dan dari sinilah semuanya bermula, dari patah hati yang akhirnya bawa dua orang itu saling menyembukan satu sama lain.
cukup follow me.. Thank you.