Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.
Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.
Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.
Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.
Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?
Simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Untuk Kali Ini
Aku pulang ke Indonesia setelah Mama meneleponku dan menjelaskan situasi yang telah terjadi, mama tampak geram sekali dan segera memintaku pulang apapun alasannya.
Aku tidak tahu bagaimana situasi disana saat aku meninggalkan gedung acara sore itu.
Aku sampai di Rumah dan Mama serta Papa sudah menungguku disana, belum sempat aku mengatakan apa-apa, mama melayangkan tamparannya pada pipiku. Kali ini papa tidak bisa membelaku, ia pun nampak menahan amarah.
" Ternyata aku salah karena telah memanjakanmu, inilah akibatnya karena aku tidak mengurusmu dengan baik, kau membuat kami malu di hadapan semua orang ", ungkap Mama dengan suara bergetar karena menahan emosinya.
" Ma, aku,..! ", ujarku terpotong kemudian aku menunduk. Mama benar, tindakan ku kali ini salah. Apapun alasannya ini tidak bisa di benarkan. Aku meninggalkan mempelai priaku dan acara pernikahan kami, hanya untuk sesuatu yang belum pasti terbukti kebenarannya.
" Kenapa kau diam. Kenapa Sarah? Kau puas melakukan ini pada Ayahmu ini! ". ungkap Ayah kemudian, air mataku jatuh aku tidak bisa menahannya lagi. Aku menyesal, sungguh.
Aku hanya menggeleng, rasanya tak pantas jika aku mencoba membela diriku.
" Ayah selama ini diam. Kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi padamu dan mantanmu. Apa kurang Abi, selama ini kau nampak bahagia saja dengannya. Aku bahkan tidak tahu apa yang putriku sendiri pikirkan! ". Degh, ucap Ayah kali ini sungguh membuatku membatu.
Ayah benar. Abi bahkan tidak mempersoalkan masalah itu lagi, ia menerimaku dengan tangan terbuka. Tidak hanya kedua orangtuaku, para sahabatku pun turut kecewa akan yang aku lakukan kali ini.
Meilya, ia cukup kecewa padaku. Ia pun turut menyalahkan Akari. Ia bilang tidak mungkin Akari tidak tahu masalah ini, bagaimana bisa kakaknya mengambil telpon miliknya jika sebelumnya mereka tidak bertemu. Aku tidak tahu, aku tidak bisa memikirkan apa-apa.
Ia memintaku untuk menemui Abi, ia menjelaskan jika Abi adalah seseorang yang baik, ia bisa merasakan itu bahkan saat melihat Abimana untuk pertama kali.
Meilya memintaku untuk meminta maaf pada Abi, barangkali saja ia mau memberi maaf untuk ini.
Aku awalnya ragu. Tapi dia benar, aku harus mencobanya agar aku mengetahui jawabannya. Ia atau tidak, aku hanya perlu menemui Abimana sekali ini saja. Aku tahu, aku mungkin tidak pantas melakukan ini, setelah yang aku lakukan padanya.
\*\*\*
Di ruang tamu dikediaman Abimana telah ada tante Luna juga ada Om David, aku gugup sekali. Biasanya setiap aku datang kesini, tante Luna adalah orang yang pertama kali akan menyambutku hangat dengan senyum manis di bibirnya. Tapi aku tahu betul, kali ini aku sendirilah yang telah membuat senyum itu padam, lalu apa yang aku harapkan sekarang ini?
Tidak jauh berbeda dengan kedua orang tuaku, kedua mantan calon mertua ku ini pun sedang memandangku dengan tatapan yang akan banyak sekali artinya. Antara terkejut aku masih berani datang dan menampakkan diriku di hadapan mereka. Aku membuang nafasku berat, aku berusaha agar tidak gugup.
" Kau masih berani datang kesini?! Kupikir orangtua mu pasti sudah memberitahukannya padamu tentang apa yang terjadi hari ini, dan apa yang sudah kami putuskan! ". ungkapnya kesal namun terlihat mengontrol dirinya.
" Ibunya Abimana benar, kau tak seharusnya datang kesini. Kau bahkan tidak pantas berada disini! ". lanjut Om David.
" Aku tidak tahu harus mengatakan apa, aku akan menangis sekarang. Namun aku ingin bertemu Abi untuk sekali ini! ". pintaku menunduk. Tante Luna tertawa mendengar penuturanku.
" Dengar, Sarah. Aku bersyukur kau tak jadi menikah dengan putraku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya mendapatkan wanita yang tidak tahu malu sepertimu! ". ungkapnya lantas berlalu. Sebelum ia benar-benar pergi ia memintaku segera keluar dari rumahnya.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa, mungkin aku harus pulang dan kembali ketika semuanya sudah mulai membaik. Mungkin ini memang bukan saatnya untuk membicarakan semua ini.
Ketika akan beranjak dari sana, aku bertemu Abimana di luar sekitar sini. Abimana menatapku tanpa ekspresi, aku tidak bisa mengartikannya.
" Wow, Sarah, ternyata kau memang memiliki mental yang bagus, setelah semuanya kau masih berani menunjukkan dirimu! ". ujar Abi tersenyum. Ia menjelaskan bahwa dirinya baik-baik saja, dan tak merasakan kesedihan sama sekali. Jadi aku tak perlu menemuinya seperti ini, apalagi harus datang ke rumahnya.
" Sepertinya kau salah paham, Sarah. Aku tidak mempermasalahkannya, lagi pula kita sudah membatalkan pernikahannya! ". ungkap Abimana santai.
" Membatalkan pernikahan? ". tanyaku. Jujur, tak ada yang mengatakan ini padaku. Meski Tante luna mengatakannya aku pikir itu hanya karena ia sedang berada dalam kemarahan!.
" Ya, membatalkan pernikahan. Memangnya apa yang kau pikirkan? Aku menunggu mu atau aku memohon agar kita melanjutkan ini ". tambahnya kemudian.
" Dengar, Sarah. Aku pikir kau sangat salah paham. Kau sekarang sudah tidak berarti apa-apapun lagi buatku! ". jelasnya, kemudian pergi meninggalkan aku yang terdiam mendengar penuturannya.
" Benarkah itu Abi? ". tanyaku, aku ingin memastikan jika aku tidak salah dengar.
Abimana berlalu begitu saja tanpa mengatakan apa-apa lagi, ia bahkan tidak melihat ke arahku.
Apa benar jika hubungan kami sudah tidak berarti apa-apa lagi? Benarkah jika aku sudah tidak berharga baginya? Aku menatap kepergian Abimana, ini seolah membuat hatiku juga pergi.
Tanpa aku sadari ternyata Jackson sudah berdiri di belakang ku. Ia menatapku kosong tanpa ekspresi, sama seperti cara Abimana memandangku tadi. Apa ia juga marah kepadaku.
" Sarah, mengapa kau kemari? ". tanya Jakson.
" Aku pikir kau tahu alasannya, Jack! ". jelasku.
" Apa kau menyesal, Sarah? Kenapa kau tetap pergi hari itu, bahkan saat Abi menahanmu! Aku memang mengatakan jika aku mungkin akan menyukaimu, tapi sungguh aku tidak berharap jika kau melakukan ini pada Abimana! ". jelasnya menatap ke arahku.
" Ya, Jack. Aku tahu. Aku telah melakukan kesalahan! ".
" Benar, Sarah. Kau telah melakukan kesalahan, dan Abi, ia sangat kecewa sekali. Kuharap kau bisa mengerti ". ungkap Jackson berlalu setelah ia berpamitan. Jackson menepuk pundakku, seolah memberi ketabahan.
Aku akan pergi hari ini, tapi besok, aku akan datang lagi Abi. Aku akan mendapatkan maafmu. Entah sebagai pengantinmu atau hanya sekedar hubungan kita baik-baik saja.
\*\*\*
Hari terasa cepat berlalu, tapi aku merasa tidak bahagia sama sekali. Ada yang hilang dalam hidupku. Ya, itu hatiku. Ibu dan Ayah masih marah padaku, dan memilih untuk tidak berbicara sama sekali.
Mereka bahkan mengabaikan aku, dan mama, dia yang biasanya bisa memahamiku, tapi hari ini mama bahkan seolah tidak melihatku.
Aku tidak akan menyalahkan siapa pun. Tidak Abi, tidak juga kedua orangtuaku atau pun orangtuanya. Ini semua adalah murni kesalahanku.
Mereka benar, ini bukan hanya tentang aku dan Abimana. Tapi juga tentang mereka, aku telah membuat mereka malu, semuanya.
Harusnya aku memikirkan itu, pandangan orang-orang tentang keluarga kami. Aku juga menghancurkan kerja sama perusahaan kami. Apa yang sudah aku lakukan? Aku bahkan tidak bisa memikirkan apa-apa saat sedang terburu-buru.