Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Oohh yaa, di dekat sini 'kan ada pemandangan indah. Ku ajak Loly ke sana aja kali yaa. Pasti dia suka.
Aku kabari Bunda dulu deh kalo malam ini pulangnya telat. Kalo nggak di kabarin, Bunda sama Ayah akan khawatir nanti.
Setelah selesai ngirim pesan ke Bunda. Ku hampiri Loly, dengan lembut ku tarik tangan Loly. "Ayookk..." Loly berusaha melepaskan genggaman tangan ku. Tapi ku pererat menggenggam tangannya agar tidak melepaskan tangan ku.
"Mang, nitip motornya yaa?"
"Siap, Mas."
"Nathan, kamu mau bawa aku kemana? Ini tangan aku lepasin dulu."
"Kamu diem deh! Kalo kamu ilang, repot urusannya."
Loly akhirnya diam mengikuti langkah ku. Di dekat sini ada bukit, pemandangannya kalo malam indah. Aku ingin membawa Loly ke sana.
Kami berjalan ke arah barat di mana bukit itu berada. Kurang lebih lima belas menit, kami sampai. Ku ajak Loly naik ke atas bukit. Memang lumayan jauh sih dari jalan raya. Tapi di atas sana banyak pasangan muda mudi.
Tiba-tiba Loly menarik tangannya dari genggaman ku. "Nathan," Loly terlihat memandang sekelilingnya yang terlihat sepi. Dia melihat ku dari atas rambut sampai bawah.
Aku menatapnya heran. "Kenapa?"
"Kita ngapain di sini?"
"Bukan di sini, tapi di atas sana. Ayoo naik." Ku tunjuk atas bukit.
Loly malah menatap ku dari atas rambut sampai bawah kaki lagi. Dia kenapa? Kenapa menatap ku seperti itu?
"Ayoo naik." Ku tarik tangannya lembut tetapi dia malah menghindar.
"Nggak mau!"
Dari gerak geriknya aku tau nih. Dia kayaknya takut aku apa-apain. "Astaga! Apa yang ada di pikiran kamu, Loly? Kamu takut aku apa-apain?"
Loly diam tak bereaksi sama sekali. Tapi dari tatapannya aku tau. Ku acak-acak rambut lalu menarik nafas dalam.
"Di sini memang kelihatan sepi, Loly. Tapi di atas sana banyak orang." Ucap ku mencoba meyakinkannya.
"Kalo kamu nggak percaya, makanya naik. Nanti kamu bakalan tau sendiri kalo aku lagi nggak bohongin kamu."
Loly kayaknya percaya pada ku. Dia mulai naik ke atas bukit. Aku tersenyum simpul. Kamu pasti bakalan suka, Loly.
Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, kami sampai di puncak. Loly melihat sekeliling yang banyak pasangan muda mudi. Dia juga melihat ke arah pedagang jagung bakar, warung kopi kecil dan juga rumah kecil yang menyediakan makanan.
"Kita duduk di sana." Tunjuk ku ke sudut bukit yang mengarah ke selatan. Kami duduk beralaskan tikar. Angin semilir menerpa wajah ini. Terasa sejuk, apalagi di temani orang yang aku cintai.
Aku sering ke sini hanya untuk melepaskan penat. Terkadang di kantor setiap hari juga penat karena berkas mulu yang di urusin. Sekali-kali hidup aku gitu di urusin. Sama siapa? Yaa sama siapa lagi kalo bukan orang yang ada di samping aku.
Ku lihat mata Loly membola melihat pemandangan yang indah ini. "Subhanallah..." Ucapnya dengan menutup mulutnya. Memandang takjub pemandangan yang indah ini.
Di sini kami bisa melihat lampu kelap-kelip yang indah. Di tambah langit yang cerah dengan bertaburan bintang-bintang.
"Gimana? Kamu suka?"
Loly mengangguk cepat. "Suka!"
"Makanya jangan su'udzon dulu."
"Yaa maaf." Mata Loly tak luput memandangi pemandangan yang indah ini. Aku senang melihatnya suka dengan pemandangan ini.
"Kamu sering ke sini, Nat?"
"Emangnya kenapa?"
Loly memukul bahu ku. "Kebiasaan banget sih kalo di tanya balik nanya."
"Udah berani mukul yaa! Aku aduin ke Bunda!" Ancam ku pura-pura. Sengaja ingin melihat reaksinya.
Pipi Loly menggembung, bibirnya mengerucut beberapa senti. Hihihi.. sudah seperti ikan buntal. Tau nggak kalian ikan buntal? Kalo nggak tau, nggak usah nanya.
"Kamu mau jagung bakar?"
Loly menggeleng. "Enggak, masih kenyang. Nat, tempat ini enak deh kalo datang bareng pacar."
"Pacar-pacar! Pikiran kamu pacar mulu. Heran deh."
"Yeeeeeyyy.. biarin! Kalo nggak pacar, suami juga boleh."
Aku menoleh cepat. "Kamu udah mikir mau nikah?"
"Iyalah. Aku ini udah dewasa, Nathan. Umur aku juga udah 27 tahun. Temen-temen aku aja udah pada nikah. Cuma aku doang yang belum nikah."
Aahhhaaa.. pas nih pembahasannya. "Kalo udah nikah, kamu masih ingin kerja?"
"Tergantung! Kalo uang suaminya cukup untuk kebutuhan rumah, yaa aku di rumah. Ngurus suami, ngurus anak, kayak Bunda."
Cocok nih! Ku tanya lebih lanjut lagi ahh.. aku menghadap ke arah Loly biar makin enak mandangin wajahnya yang cantik. Ehh, Loly ikutan menghadap ke arah ku. Menatap wajah tampan ku. Astaga! Deg, deg, deg. Kalian denger nggak jantung ku berdebar-debar.
"Kamu pengen punya suami yang kayak gimana?"
"Yang jelas dia sayang sama aku, baik orangnya, bisa menghargai aku sebagai istrinya, rajin sholat, hafidz kayak ayah."
Aku mengangguk-angguk. "Kalo tampan atau enggaknya, jadi masalah nggak buat kamu?"
"Enggak juga sih! Tampan juga nggak papa. Tapi kalo punya suami tampan terus playboy juga aku nggak mau." Loly memutar badan menghadap selatan.
Hmmm.. kriteria yang di inginkan Loly sangat-sangat mirip dengan ku. Sudah jelas, aku sayang dan cinta sama dia, baik hati, rajin sholat, hafidz kayak ayah tambah plus nya yaitu tampan.
"Kalo suaminya aku, gimana?"
Loly menoleh cepat. "Suami siapa?" Tanyanya.
Seketika aku jadi kesal padanya. Dia pura-pura apa gimana sih. Aku menghela nafas.
"Nathan, suami siapa?"
"Kambing!" Ketus ku.
"Bbbuuuuaaaahhhhaaaa..." Loly tertawa.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya