Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa ini cinta?...
Selesai sarapan, Kim dan Nala berpamitan kepada Arnold kepala pelayan, dan beranjak dari meja makan. " Terimakasih atas sarapannya pak Arnold!" Ucap Nala sambil tersenyum. " Untuk apa pakai senyum-senyum" ucap Kim ketus. " Memang apa salahnya?!" Tanya Nala. "Kau naksir pada Arnold?!" Tanya Kim sambil melotot. " Dia sudah mempunyai istri dan anak, asal kau tau, apalagi dia akan memiliki cucu" ucap Kim lagi. " Hah...Ada apa denganmu oppa...aku tidak gila...aku hanya menghormati Arnold karena dia ku anggap seperti ayahku!" Jawab Nala marah. " Agh...sudahlah, dan kau Arnold, dia istriku jaga sikapmu!" Ucap Kim memperingati Arnold. Arnold hanya yang bungung dengan sikap tuan nya, hanya tersenyum, " baik tuan maaf kan saya..." Ucap Arnold menahan tawanya sambil menunduk hormat. "Kau sudah gila oppa..." Ucap Nala sambil memukul bahu Kim karena malu bercampur marah, lalu Nala pun meninggalkan Kim yang masih berdiri sambil bertolak pinggang. " Apa yang salah, itu benar kan...?!" Ucap kim yang mencari persetujuan kepada para pelayan nya. Pelayan nya pun hanya menunduk hormat, sambil menahan tawa mereka.
Di dalam mobil, Nala masih cemberut dan memalingkan wajahnya ke jendela mobil. " Nala..." Ucap Kim lembut memanggil Nala, " apa kau masih marah?!" Lanjut Kim bertanya, " maaf ya...!?" Ucap Kim lagi. Karena mendengar ucapan lembut Kim akhirnya Nala pun Luluh dan menengok kearah Kim sambil tersenyum, dan mengangguk. Melihat Nala tersenyum, Kim pun memegang dadanya, debaran jantung ini, batin Kim. " Aku hanya tidak mau kau tersenyum pada orang lain, selain aku" ucap Kim. " Aku hanya berterima kasih pada pak Arnold, dan tidak mungkin aku naksir pak Arnold, dia hanya mengingatkan ku pada ayah ku" ucap Nala menjelaskan. Mendengar pembicaraan tuan dan nyonya nya, refleks Toni terbatuk menahan tawa. Kim menendang kursi supir yang diduduki Toni, " kenapa kau tertawa...kau minta ku pecat hah?!" Ucap Kim. " Maaf...maaf kan saya tuan" ucap Toni takut dan langsung terdiam. Bagaimana Toni tidak tertawa, ternyata tuannya ini cemburu pada kepala pelayan yang sudah tua. Membayangkannya membuat Toni, menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah laku tuannya yang berlebihan, membuat dia jadi terlihat bodoh. Toni sangat bersyukur dengan tuannya saat ini, karena sebenarnya dia sangat khawatir tuannya akan terpuruk lagi mendengar berita pertunangan Nona Lisa dan tuan Jackson.
" Iya iya...tapi di kampus nanti kau jangan tebar senyuman pada yang lain ya" ucap Kim mengancam. Nala hanya menjawab dengan helaan nafas, dia tidak habis pikir dengan sikap suaminya saat ini, masa iya dia cemburu, batin Nala heran, membuat Nala senang dan jadi senyum-senyum sendiri. " Kenapa kau senyum?! " Tanya Kim heran, melihat Nala " Hei Toni...besok antarkan aku kerumah sakit!" Ucap Kim memberikan perintah. " Baik tuan" jawab Kim. " Untuk apa oppa kerumah sakit? Apa oppa sakit...?" Tanya Nala khawatir. " Tidak...aku hanya ingin cek up jantung ku" jawab Kim. " Memang kenapa dengan jantung mu...apa oppa punya sakit jantung" tanya Nala panik dan khawatir. " Tidak... Entahlah aku.." belum Kim selesai bicara Nala sudah menaruh kepalanya di dada Kim. Melihat Nala yang sudah di dadanya, jantung Kim semakin berdetak kencang. " Mengapa debaran jantung mu cepat sekali oppa..apa kau yakin tidak ada riwayat sakit jantung?" Tanya Nala, didepan wajah Kim. Kim terdiam kaku, tiba-tiba wajahnya terasa panas. " Oppa...kau tida apa-apa?! Mengapa wajah mu merah?" Tanya Nala semakin panik. Toni yang melihat adegan lucu nyonya dan tuan nya, membuang muka menahan tawa. Melihat Toni menahan tawa, Kim tersadar malu, lalu membuang wajah nya ke jendela mobil. " Aku..aku baik-baik saja..." Jawab kim gugup. Nala yang melihat tingkah Kim pun menjadi heran, sambil mengangkat bahunya, Nala kembali melihat kearah jendela mobil. Suasana didalam mobil kini menjadi canggung, karena mereka masing-masing dengan pikirannya.
*Mengapa Tuan Kim jadi bertingkah lucu seperti itu, batin Toni.
* Apa oppa marah ya, tapi merah kenapa? Aneh, batin Nala.
* Mengapa wajahnya dekat sekali, untung aku bisa menahan diri, hampir saja aku menciumnya, batin Kim sambil meremas tangannya dan mengusap dadanya.
Tidak terasa akhirnya mereka sampai di parkiran kampus, mereka berdua pun turun dari mobil, Kim dan Nala berjalan beriringan menuju lobby kampus. Semua pasang mata mahasiswa dan mahasiswi dikampus melihat tajam ke arah mereka, Kim tidak memperdulikannya, tapi tidak bagi Nala, Nala merasa tidak nyaman dengan tatapan mata mereka semua. " Jangan pedulikan mereka, berjalan lah terus ke depan" ucap Kim sambil menggandeng tangan Nala dan tersenyum. Melihat senyum Kim menghilangkan rasa ketidak nyamanan saat ini pada Nala, Nala pun membalas senyum Kim. Mereka berdua berjalan menuju kantor kepala rektor, Kim langsung membuka pintu kepala rektor dengan angkuhnya. Jangan lupa, Kim adalah pemilik kampus itu, kepala rektor pun tidak akan berani melarangnya. Nala tidak mengetahui hal itu, dia hanya mengikuti langkah Kim, dan dia sedikit terkejut melihat kim membuka pintu tanpa mengetuk pintunya. " Joon ..apa kabar mu?" Ucap Lee, Nala mengenalnya sebagai Mister Lee Jun. Saat memasuki ruangan Lee, Kim sedikit terkejut karena melihat Jackson ada di sana. Mister Lee menghampiri Kim, dan mencoba memeluknya. Tapi kim memberikan tatapan dingin, membuatnya tidak berani. " Duduklah...kemana saja kau selama ini" tanya Lee mempersilahkan mereka duduk. Kim hanya diam menatap tajam ke arah Jackson " hai Joon..." Ucap Jackson. Kim tersenyum, " Ku kira kau tak ingin menegur ku" jawab Kim acuh dan langsung duduk di sofa, dan meminta Nala duduk disampingnya. Jackson hanya tertawa sambil menunduk, melihat tingkah temannya. Melihat sikap Kim yang dingin dan menakutkan di depan mereka, Nala diam tidak berani bicara dan hanya menuruti saja. "Buatkan istriku ijin cuti selama setahun" ucap Kim tanpa basa-basi. " Istri?!...kapan kalian menikah?!" Tanya Lee. " Apa itu penting bagimu, apa sekarang kau sudah mulai menjadi wartawan?!" Jawab Kim ketus. " Tenanglah kawan...kami senang kalau kau sudah menikah" ucap Lee takut. "Ya sudah,..tunggu apalagi, buatkan suratnya" ucap Kim tanpa basa-basi. Dengan segera Lee meminta staf operator untuk membuatkan surat ijin Nala, dan meminta Nala untuk keruangan operator. Nala pun keluar setelah Kim tersenyum dan mengijinkannya, Nala berjalan menuju ke ruangan operator. Masih di dalam ruangan Lee, Kim hanya duduk terdiam dengan angkuhnya. Jackson dan Kim hanya sesekali bertemu mata, mereka berdua hanya terdiam tidak saling bicara. "Ayolah kawan...jangan tegang seperti itu, kalian berdua membuat ku canggung", ucap Lee mencairkan suasana. " Selamat atas pernikahan mu Joon" ucap Jackson menghampiri Kim, dengan memberikan tangannya. Dengan helaan nafas, Kim menyambut tangan Jackson dan mereka pun berpelukan. " kau juga selamat atas pertunangan mu dengan Lisa" ucap Kim dengan tersenyum. "Terimakasih Joon, Maaf kan aku dan Lisa, Joon " ucap Jackson. " Sudahlah kita tidak perlu membahas itu lagi, sekarang aku sudah mempunyai istri dan dia sedang hamil anak ku saat ini, jadi aku tak ingin memperdulikan hal lain, saat ini Nala dan kandungan nya adalah prioritas ku" ucap Kim tersenyum sambil melepaskan pelukan Jackson " Selamat Joon, kau akan menjadi ayah" ucap Jackson dan Lee yang kaget bercampur senang. " Kapan kau datang dari Korea?" Tanya Kim kepada Jackson sambil dia duduk kembali. "baru pagi ini, aku sudah coba menghubungi dan mengirim pesan padamu, tapi kau mengacuhkan ku" , ucap Jackson yang ikut duduk disebelah Kim. " Bodoh...mana mungkin aku menjawabnya, kau tau saat itu aku sedang marah padamu" jawab Kim sarkas. Jackson dan Lee hanya tertawa mendengarnya, mereka memang sudah tau karakter Kim. Mereka bersahabat berenam dari kecil, selain mereka ada Charles, David dan juga Toni. Charles adalah dokter pribadi keluarga Kim, saat ini dia sedang bertugas sebagai kepala rumah sakit keluarga Kim yang di Amerika. Ada juga David pengacara pribadi keluarga Kim, dia menetap di Korea. Dan Toni yang sudah kita ketahui assisten pribadi Kim, Toni merangkap supir karena kim yang memintanya. Ayah Toni dulu juga bekerja pada almarhum ayahnya Kim, sebenarnya Toni sudah dianggap Kim seperti abangnya. Hanya saja Toni tidak ingin menyalah gunakan semua itu, walaupun mereka semua berteman tapi mereka semua tau kedudukan mereka masing-masing. Lee pun bertanya pada Kim " Joon mana Toni?", " menunggu di parkiran" jawab Kim, " kenapa tidak sekalian diajak kedalam?" Tanya Lee lagi. Kim hanya mengangkat bahu. " Ahh kau ini Joon!?" Ucap Lee sambil menggelengkan kepalanya.
Nala sudah selesai dengan urusannya, dan dia pun keluar dari ruangan itu. Saat diluar tak sengaja dia bertemu dengan Wahyu, yang sedang lewat. "Nala...", ucap Wahyu yang kaget bertemunya disini, Nala yang melihat Wahyu pun tersenyum senang. Dan mereka pun berdua berpegangan tangan, " mana Fara?" Tanya Nala. " Dia masih ada kelas, paling sebentar lagi selesai" jawab Wahyu. "Apa lo juga masih ada kelas?" Tanya Nala lagi. " Nggak gue baru aja selesai" jawab Wahyu. " Tunggu gue di kantin ya ajak Fara sekalian, gue masih ada urusan sebentar nanti gue nyusul ke kantin" ucap Nala senang. " Bener lo, jangan nggak" jawab Wahyu lagi. " Iya bener, gue janji, gue mau ke tempat Mister Lee dulu" jawab Nala menjelaskan. " Ada apa lo ketemu Mister Lee?" Tanya Wahyu penasaran. " Nanti gue cerita, nggak sabar banget sie lo" ucap Nala sambil mencubit pinggang Wahyu. " Aduhh...iya gue tunggu di kantin ya" ucap sambil mengelus pinggangnya yang di cubit Nala sambil tersenyum dan berlalu. Karena terlalu senang, Nala buru-buru pergi menuju ruangan Mister Lee. Dia ingin meminta ijin pada Kim untuk menemui temannya, semoga saja Oppa mengijinkan, batin Nala. Nala mengetuk pintu Mister Lee, dan dari dalam Mister Lee memintanya masuk. Melihat istrinya sudah datang, Kim mengusir Jackson yang duduk di sampingnya, dan meminta Nala untuk duduk disampingnya. " Apa sudah selesai urusan nya" tanya Kim sambil tersenyum melihat kearah Nala. Nala pun mengangguk, " Oppa...apa aku boleh bertemu temanku di kantin?", tanya Nala. Jackson dan Lee yang mendengar Nala memanggil Kim dengan Oppa pun refleks tertawa, sambil berpandangan. Karena malu Nala pun tertunduk, Kim menatap kedua temannya itu dengan tatapan membunuh, membuat Jackson dan Lee pun langsung ciut dan terdiam. " Jangan pedulikan mereka, berapa lama?" Tanya Kim kembali menatap Nala. " Satu jam" jawab Nala, menunjukan jarinya. " Tidak, 30 menit, oke...?kalau tidak mau kita pulang sekarang!" Jawab Kim tegas. " Baiklah, 30 menit" jawab Nala dengan cemberut. Nala pun akhirnya keluar dari ruangan Mister Lee, lalu berjalan menuju kantin. Sepanjang jalan menuju kantin, semua pasang mata melihat ke arah Nala, dan Nala sepertinya sudah tidak peduli pada tatapan mereka. Sesampai di kantin, " Nala... sini" terdengar suara teriakan Wahyu, Nala melihat Wahyu melambaikan tangannya. Nala menghampiri Wahyu dan juga Fara yang sedang duduk, Fara meminta Nala duduk disampingnya. " Lo kemana aja sie gue kangen tau " ucap Fara sambil cemberut lalu memeluk Nala. " Gue juga kangen sama kalian", ucap Nala membalas pelukan Fara. " Nal...emang bener lo kesini sama Mister Kim?!" Tanya Wahyu. Nala hanya mengangguk, diam. " Sebenarnya ada apa sie lo sama si Kim?!" Tanya Wahyu lagi, " iya gue juga penasaran ", tanya Fara langsung ikut bertanya. " Dari mulai lo ngilang sampe lo gak masuk kelasnya, si Kim tuh nyari in lo melulu, terus sekarang tiba-tiba lo datang bareng sama dia? Lo liat tuh anak-anak kepo, pada ngeliat lo...! Terutama fans beratnya si Kim, tuh Mak lampir" Ucap Fara menunjukkan mata-mata yang sedang mengawasi kami bertiga. "Sebenarnya gue mau cerita! tapi kayaknya nggak disini deh, nti kita janjian ketemuan dirumah gue, gimana?...tapi jangan sekarang nanti gue kabarin lagi lewat chat ya! Sekarang kita kangen-kangenan aja dulu ya" ucap Nala sambil tertawa senang. Saat mereka sedang asyik ngobrol, tiba-tiba genk fans berat Kim, datang menghampiri. "Egh Nala... Lo pakai pelet apa, sampe bisa ke kampus sama Mister Kim?" Tanya Sheila, si sok paling cantik. " Maaf saya gak ada urusan sama kamu" jawab Nala acuh. " Lo jangan sok polos deh, lo tinggal bilang aja kalau lo guna-guna Mister Kim kan?" Ucap Sheila lagi. " Masa iya, yang modelan kaya gini bisa dapetin Mister Kim!" Ucap Sheila sarkas sambil mendorong Nala jijik. Tanpa disadari mereka semua, ternyata Mister Kim sedang memperhatikan mereka dari jauh, melihat istrinya diperlakukan seperti itu menjadi membuat Kim menjadi marah. Dengan sigap, Kim mencengkram dan menghempas tangan Sheila. " Lepaskan tangan mu dari istri saya ", ucap kim marah sambil menatap tajam kearah mereka. " Dia istri saya, suka atau tidak suka kalian, saya tidak peduli! Kalian disini adalah mahasiswa dan mahasiswi... bukan preman, dan jangan pernah campuri urusan pribadi saya! Jelas!! Saya minta kamu..( menunjuk kearah Sheila) jauhi istri saya, dan jangan macam-macam dengan saya mmhh...ayo sayang...kita pulang!?" Ucap Kim dengan wajah penuh kemarahan. Melihat adegan itu mereka semua terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan suara, apalagi kedua sahabat Nala. Nala menuruti perintah suaminya, dan berpamitan kepada temannya. " Kim menggandeng tangan Nala dengan lembut, dan mengajaknya keluar kampus. Didepan kampus Toni sudah siap membukakan pintu mobilnya, Kim meminta Nala untuk masuk lebih dulu. Didalam mobil mereka cukup lama terdiam, Kim tau perasaan Nala, jadi Kim mencoba memberi waktu Nala. Nala terkejut dengan sikap Kim tadi, Kim membelanya apalagi Kim menyebut Nala istriku, dan memanggil nya sayang, Nala memikirkan kejadian tadi. " Apa kau ingin makan sesuatu" ucap Kim memegang tangan Nala. Nala yang sedang melamun pun terkejut dengan sentuhan tangan Kim. "Agh..apa boleh kita makan dirumah saja yoebo..egh... maksudku...cup", belum selesai Nala bicara, Kim mengecup bibir Nala. Sontak wajah Nala pun memerah dan terdiam kaku, jantungnya berdebar kencang. Apa tadi itu barusan, kenapa dia mencium ku, batin Nala. " Tak usah diganti, aku senang kau memanggilku yoebo..." Ucap Kim malu-malu. Nala membuang wajahnya ke jendela mobil, dia bingung harus berbuat apa. Sepanjang perjalanan pun akhirnya mereka berdua terdiam, dengan tangan Kim yang masih menggenggam tangan Nala, Kim merasa senang karena tidak ada penolakan dari Nala. Karena saat ini Nala masih hamil muda, berbagai perasaan dan pikiran nya sangat menguras energi nya, membuat dia gampang lelah. Nala tertidur di mobil, kim yang mengetahuinya, merebahkan kepala Nala di pelukan nya, Toni tersenyum senang melihat adegan mesra tuannya dengan gadis itu. Sesampainya dirumah Kim menggendong Nala, dan langsung membawanya ke kamarnya. Kim merebahkan tubuh Nala dengan pelan-pelan ke tempat tidur, lalu Kim duduk disampingnya. Kim membelai wajah Nala, merasa kecupan tadi tidak mendapat perlawanan dari Nala. Kim ingin sekali mencium bibir Nala lagi, tapi kali ini dengan lumatan, lalu ciuman itu menjalar ke jenjang leher Nala, harum tubuhnya membuat ku bergairah, batin Kim. Entah merasa terganggu tidurnya atau menikmati, Nala menggeliat dan mengeluh panjang. Kim sontak kaget dan beranjak berdiri, dia memukul kepalanya sendiri. Gila..kau Kim, tahan nafsu mu Kim, hampir saja kau memperkosanya lagi, batin Kim merutuki kebodohannya. Kim merebahkan tubuhnya di sofa, sambil berpikir. Mengapa dia tidak bisa menahan nafsunya bila didekat Nala, padahal dulu dengan Lisa untuk mengecupnya saja dia tidak pernah ada keinginan. Pak Arnold mengetuk pintu kamar, dan Kim membukakan pintu. " Ada apa" tanya Kim pada Arnold, belum Arnold menjawab. Mereka berdua mendengar desahan Nala " aghh...ayo yoebo... teruskan yoebo..." Ucap Nala sambil terpejam dan menggeliat. Kim pun terkejut dan tertawa. Pak Arnold yang ikut mendengar nya, merasa tidak enak, karena mengira mereka sedang bermesraan, akhirnya berpamitan "Maaf kan saya tuan, saya sudah mengganggu waktu kalian berdua, saya permisi" ucap Arnold pergi berlalu. Kim kembali menutup pintu dan menghampiri Nala dengan penasaran, sebenarnya apa yang di impikan gadis itu, batin Kim sambil tertawa. Karena Nala terlihat menggemaskan dimata Kim, Kim pun merebahkan tubuhnya disamping Nala, dan memeluknya.