penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 (Pelatihan Bersama)
...༻𓆉༺...
Bai Yi-Chen kemudian menjawab pertanyaan ibunya. "kultivasiku ya...?, eh... aduh bagaimana mengatakannya....?" gumam Bai Yi-Chen.
Bai-Ning yang sedikit ragu kemudian menepuk pundak putra pertamanya dengan lembut sembari berkata. "Yi-Chen...., tidak mengapa jika tingkatan mu rendah. itu sudah biasa menjadi hambatan kultivasi..." ucap Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab pertanyaan ibunya dengan sedikit was-was. "itu...., aku sudah berada di ranah pejuang tingkat delapan budidaya menengah... " jawabnya sembari menunduk.
Bai Zi-Ling yang tadinya sedang meminum teh akhirnya menyemburkan isi mulutnya sembari menatap tak percaya pada sang putra. "Ra... Ranah pejuang tingkat delapan...? Yi-Chen apa kau bercanda...? anak seusiamu kebanyakan masih di ranah pemurnian tingkat tujuh....!!!" kejut Bai Zi-Ling tak percaya.
Bai Yi-Chen yang tidak menahu tentang hal itu kemudian mengulurkan tangan kanannya. "kalau ayah tidak percaya..., ayah bisa memeriksa dantianku..." balas Bai Yi-Chen.
tingkatan Ranah dalam dunia ini di bagi menjadi sepuluh, yaitu:
Ranah pemurnian
Ranah pejuang
Ranah Prajurit spiritual
Ranah panglima spiritual
Ranah kaisar spiritual
Ranah pemurnian roh
Ranah setengah dewa
Ranah dewa sejati
Ranah kaisar dewa suci
Ranah dewa abadi
dan tiap tingkatannya ada sepuluh tingkat dengan pembagian budidaya awal, menengah, dan akhir.
dan kebanyakan orang yang ada di ranah pejuang adalah pemuda di atas delapan belas tahun, sedangkan Bai Yi-Chen menggapai ranah itu pada lima belas tahun.
sementara itu, Bai Zi-Ling yang memeriksa tekanan spiritual pada dantian Bai Yi-Chen dan alangkah terkejutnya dia mengetahui anaknya tidak berbohong. "i.. ini sungguhan...? kau memang berada di ranah pejuang tingkat delapan..!!!" seru Bai Zi-Ling.
Bai Qing-He dan ibunya Bai-Ning pun turut terkejut akan hal itu. "a... apa....?, Ranah pejuang....?!!" seru mereka.
Bai Qing-He kemudian mendekat ke pangkuan kakaknya sembari berkata. "wah...!!!, kakak kau hebat sekali...!!!. mungkin kah kau jenius kultivasi...?!!" tanyanya.
Bai-Ning kemudian menepuk kepala putra pertamanya. "Yi-Chen..., ini adalah berita bagus untuk keluarga bai. dengan kultivasimu yang berkembang ini pasti akan mengangkat derajat keluarga kita... " ujar Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. "ibu aku tahu itu..., Tapi... apakah kalian tidak merasa aneh tentang kultivasiku yang terlalu cepat....?" tanya Bai Yi-Chen.
Bai Zi-Ling kemudian melirik putra keduanya dengan seksama. "Hei Qing-He..., lalu bagaimana dengan dirimu...? apa ranah mu sekarang....? dan kau bisa membuat pil tingkat berapa ha...?" tanya Bai Zi-Ling selaku Ayah.
Bai Qing-He hanya tersenyum dan menjawab. "aku...? tentu saja aku sudah bisa memurnikan pil tingkat tiga. dan untuk kultivasi..., aku ada di ranah pemurnian tingkat enam puncak... " ujarnya dengan bangga.
Bai Zi-Ling hanya bisa mengangkat separuh alis dan mengangguk beberapa kali. "Hhmm...., itu sudah cukup lumayan sepertinya.... " ujar Bai Zi-Ling.
namun setelahnya, Bai Qing-He kembali tersenyum dan berkata. "eitss..., jangan salah dulu. biarpun aku tidak terlalu kuat. tapi setidaknya aku bisa menciptakan senjata Rahasia ku sendiri...!!!" serunya dengan bangga.
kini Bai Zi-Ling, Bai-Ning, dan Bai Yi-Chen terheran heran dan ingin tahu tentang senjata rahasia anak kedua keluarga itu. "senjata Rahasia....?" tanya mereka serempak.
Bai Qing-He kemudian mengangguk dan mengeluarkan sebuah botol. "yup..., kalian lihatlah botol pil ini... " tunjuk Bai Qing-He mengangkat botol di tangan kanannya.
kini keluarga itu memperhatikan jelas apa yang ada di tangan Bai Qing-He.
"kalian lihatlah..., botol ini bukan botol biasa. jika penutupnya di buka maka ini akan memunculkan bom api...., sekarang lihat lah. ketika kalian membuka penutupnya usahakan tetap memegang lubang botol..., setelah itu arahkan botol ke target dan lemparkan... " terang Bai Qing-He dengan panjang lebar.
dan setelah itu, Bai Qing-He mempraktekannya. dan tibalah pada saat melempar. di saat ia melemparkannya ke arah patung di tengah halaman keluarga bai. terdengar suara ledakan yang sangat kuat.
"BOOM...!!!"
dan akhirnya patung yang di lepar botol itu langsung hancur menjadi puing-puing kecil.
semua orang di kediaman tentunya langsung kaget. para pelayan berhamburan keluar dari tempat mereka bekerja mengurus bahan-bahan dagangan. kini mereka langsung berhadapan dengan Bai Zi-Ling.
"tuan... tuan... ada suara keras tadi. seluruh kediaman bahkan mendengarnya tuan...!!!" ujar salah satu pelayan pria.
Bai Zi-Ling kemudian menghela nafas berat dan menunjuk pada patung yang hancur. "kalian lihat itu..., awalnya ada benda apa di tengah halaman kediaman bai...?" tanya Bai Zi-Ling yang sebenarnya hendak menjelaskan.
salah satu pelayan wanita kemudian menjawab. "menjawab tuan...., awalnya ada patung batu berbentuk pohon di sana. tapi sekarang sudah tidak ada... " jawab pelayan itu.
Bai-Ning kemudian memberi penjelasan. "maaf semuanya sudah membuat kalian terkejut..., putra kedua kamu sedang berlatih ilmu bela diri dan tak sengaja meledakkan patung itu dan membuat kalian kaget.... " jelas Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian menambahkan. "semuanya maaf sudah mengagetkan..., kalian kembali lah bekerja.... " titah Bai Yi-Chen.
para pelayan kemudian menjawab serempak. "Baik Tuan Muda.... " jawabnya.
dan para pelayan itu akhirnya pergi sembari berbincang.
"hei apa kau merasakan hal yang sama...? tuan muda pertama entah kenapa ketika aku melihatnya seolah ia memiliki aura yang agung dan menenangkan... "
"iya aku juga merasakannya.... "
"eh kalian tahu...? dengar-dengar ketika tuan muda pertama lahir..., nyonya bai harus menunggu lima jam dalam malam itu. selain itu katanya di hari kelahiran tuan muda pertama di temani dengan badai yang besar.... "
"eh aku tahu tentang ini..., bahkan katanya ketika tuan muda pertama lahir dengan suara tangisannya..., badai besar langsung berhenti dan fajar terbit dengan indah di gerbang kekaisaran... " ujar salah satu pelayan.
hal yang mereka bicarakan memang seharusnya menyanjung Bai Yi-Chen. namun, justru kebalikannya Bai Yi-Chen tidak suka hal itu di ungkit. karena mengingat hal itu sama saja dengan membayangkan rasa sakit yang di terima oleh ibunya Bai-Ning.
dengan hati murung dan wajah datarnya, Bai Yi-Chen langsung berteriak dengan keras. "DI LARANG BERGOSIP DI JAM KERJA...!!! JIKA ADA YANG BERANI MAKA LEPASKAN SERAGAM PELAYAN KELUARGA BAI DAN TINGGALKAN KEDIAMAN INI...!!!" tekannya yang membuat Bai Qing-He langsung berpindah tempat ke belakang Bai-Ning.
"glek... "
di suasana tegang itu para pelayan hanya bisa menelan ludah dan menelan kembali kata yang mereka ingin lontarkan. kemudian semuanya menghadap ke arah Bai Yi-Chen dan berlutut.
"a.. ampuni kami tuan muda pertama.... " mohon para pelayan.
Bai Yi-Chen akhirnya beranjak dari tempatnya dan menuju ke barisan pelayan yang ketakutan. "sudah beberapa kali aku sampaikan..., tidak ada yang boleh membicarakan atau bergosip di kediaman bai terutama tentang keluarga bai. kali ini kalian aku ampuni..., namun jika terulang maka hukuman sepuluh pukulan punggung untuk orang itu.... " tegasnya yang melepaskan aura intimidasi dan ketegasan yang kuat.
Bai-Ning kemudian menepuk pundak Bai Yi-Chen. "semuanya kalian boleh pergilah.... " ujar Bai-Ning pada tiap pelayan.
para pelayan kemudian berdiri dan langsung pergi dari tempat mereka.
Bai-Ning kemudian membawa putra pertamanya itu duduk di tempatnya yang tadi dan berkata. "sudahlah...., begini tidak lah baik. bagaimana jika kau berlatih bersama ayah mu...? dan ibu akan berlatih membuat pil bersama adik mu di sini...?" tawar Bai-Ning.
Bai Yi-Chen hanya memberikan anggukan singkat dan berdiri lalu mengambil pedangnya di samping meja.
Bai Zi-Ling yang menatap suasana kacau kemudian memanggil Bai Qing-He. "Qing-He..., ambilkan tungku untuk mu dan ibumu. Hari ini kita akan berlatih bersama... " ujar Bai Zi-Ling yang langsung berdiri.
Bai Qing-He kemudian menjawab. "baiklah..., kalian tunggu sebentar aku akan kembali... " balasnya yang langsung berlari menuju ke ruang obat yang menjadi tempat latihan dirinya dan ibunya.
Bai Zi-Ling kemudian saling berhadapan dengan Bai Yi-Chen dan berkata pada putranya. "Yi-Chen..., ayo serang ayah...!!!" tegas Bai Zi-Ling.
Bai Yi-Chen kemudian dengan cepat berlari ke arah sang ayah dan mengangkat peedangnya.
"Ting... "
"Ting... "
"Ting... "
dentingan pedang terdengar sangat nyaring. Bai Qing-He yang baru kembali dengan dua tungku menyaksikan pertarungan antara kakak dan ayahnya.
Bai-Ning kemudian memanggil Bai Qing-He dari kejauhan. "Qing-He...!!! kemarilah...!!!" panggilnya.
kini keluarga itu sama sama berlatih.
Bai-Ning mengeluarkan bahan obat, kemudian mulai meracik pil tingkat empat bersama Bai Qing-He.
kembali pada pertarungan Bai Yi-Chen, Bai Zi-Ling kini benar-benar kewalahan dengan serangan putranya.
Bai Yi-Chen kemudian mengeluarkan serangannya. "teknik spiritual..., tebasan bulan beku...!!!" tegasnya yang melayang dengan ilmu peringan tubuh. sementara di belakang tubuhnya terdapat sebuah formasi yang mengeluarkan balok es yang runcing dan menyerang ke arah Bai Zi-Ling namun dapat di hindari.
sementara pada latihan Bai Qing-He, dia terus menerus gagal memurnikan pil. ketika pil itu sudah mulai terbentuk, pil itu tiba tiba saja menggosong karena api spiritual yang di gunakannya terlalu banyak, kadang ada yang terbuang karena terlalu mentah. dan kadang bahkan ada yang meledak.
"ayo teruskan Qing-He...., kau harus bisa memurnikan pil tingkat empat yang paling dasar ini... " tegas Bai-Ning serius.
Bai Qing-He dengan keringat bercucuran berkata. "ibu ini susah sekali...!!!, apa tidak ada pil tingkat empat dasar yang paling mudah...?!!" rengeknya.
Bai-Ning menjawab. "tidak ada.., ini adalah pil yang paling dasar. kau harus bisa menguasainya... " titah Bai-Ning.
latihan mereka terus berlanjut hingga sore. dan saat langit mulai gelap mereka akhir ya beristirahat.
"baiklah..., latihan kita hari ini selesai. sekarang ayah akan pergi mandi air hangat..." ujar Bai Zi-Ling dengan santai.
"aku juga akan mandi dulu... " ujar Bai Yi-Chen yang langsung menuju ke Paviliun-nya.
"aku dan Bai Qing-He akan membereskan bahan obat dan tungku dulu..., ayo Qing-He... " ujar Bai-Ning.
"iya... " balas Bai Qing-He.
keren!