NovelToon NovelToon
Aerin

Aerin

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bungapoppy

menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

...Selamat datang di ceritaku, mohon dukungan kalian. Jangan lupa like, komen dan vote nya yah, teman-teman. Selamat membaca😚...

"HAH!!"...

"Wee ya jangan didepan muka juga kali, ludah Lo rang kemana-mana nih". Ucap Claudia kesal

"Maksud lu aneh gimana Clau?" Tanya Alvin dengan wajah bingung

"Yaa aneh lah. Dari pagi nih waktu gua, Elena sama Dara baru masuk, terus kita orang udah ngeliat Aerin bengong, muka nya juga pucet banget, awal dipanggil² dia gak nyaut eh pas gua pegang pundaknya dia sadar. Terus senyum nya itu loh bikin gua takut. Waktu jam pelajaran aja gua agak ngejauh dari dia soalnya aneh banget lah". Jelas Claudia

Di Saat jam istirahat seperti biasa mereka makan bersama di kantin. Dan claudia menceritakan tentang Aerin kepada Gavion dan teman-temannya dan tentu reaksi nya tidak beda jauh dengan apa yang mereka alami.

"Terus sekarang dia dimana?" Tanya Gavi

"Dikelas mungkin, soalnya waktu kita ajak ke kantin dia gak mau". Jawab Elena

Gavion langsung beranjak dari duduk nya. Awalnya temanya terdiam namun satu persatu mulai menyusul Gavion.

Mereka semua kini sedang berbaris diluar kelas mengintip Aerin dari jendela. Kelas itu sepi karna memang semua murid nya sedang istirahat. Hanya ada Aerin sendiri sedang terduduk menyelendeh pada kursi nya dan tatapan nya tentu kedepan dengan kosong.

"Tuh liat kan, dari tadi Aerin tuh bengong". Ucap Claudia

Kini mereka membuat lingkaran seperti berunding. "Gak mungkin kan kalo Aerin gila". Celtuk Alvin yang langsung di pelototi oleh yang lain.

"Heh Mulut! Sembarang ya". Ketus Claudia sambil menyubit lengan Alvin

Beralih pada keadaan Aerin. Disaat semua temannya sedang sibuk memikirkan apa yang telah terjadi pada dirinya, tapi dia masih tetap tenang dengan diamnya. Sebenernya apa yang telah terjadi pada dirinya hingga membuat dirinya seperti ini.

Flashback on

Sehabis dia mengantar Gavion kedepan dan memastikan nya sudah pulang dia kembali ke kamar nya. Sesaat sampai dikamar lampu yang tadi nya menyala itu padam seketika. Aerin terkejut karna kamarnya tiba-tiba gelap seingat dia lampu kamar nya itu menyala.

Gadis itu mendekat ke arah tombol lampu dan berusaha menghidupkan nya, tapi tetap tidak bisa padahal lampu diluar hidup kenapa hanya lampu kamar nya saja yang tidak menyala. Brak!

Aerin langsung berbalik badan dengan kaget saat pintu kamar nya tiba-tiba tertutup seperti dibanting oleh seseorang.

"Buka, bi Tuti tolongin Aerin, BIBI"... Teriak Aerin yang terus menggedor-gedor pintu nya tapi tak ada sahutan dari siapa pun

Perlahan gadis itu berbalik dan melihat ke sekeliling kamar yang gelap dengan mata bergetar dan tubuh merinding ketakutan.

"Jangan ganggu, gua mohon plis jangan ganggu". Lirih Aerin yang sudah menangis

Disaat dirinya sedang melihat sekeliling, mata nya tertuju pada sosok hitam yang berdiri di sudut kamar nya. Dengan sangat perlahan Aerin mendatang kan sosok hitam itu karna dia seperti melihat di panggil dengan syarat tangan nya.

"Aerin"...

"Mel, itu Lo". Panggil nya

"Sini Aerin"...

Semakin dekat dia dengan sosok itu, dan semakin berasa hawa dingin yang menerpa kulit nya.

Sesampainya Aerin celingukan karna dia tidak melihat apa-apa hanya bayangan dari sebuah barang saja. Lalu apa yang dilihat oleh nya tadi.

Saat Aerin berbalik tiba-tiba saja dia terkejut hebat saat tangan nya di pegang oleh sesuatu yang begitu dingin.

Gadis itu melotot kan mata nya menatap apa yang ada didepannya nya.

"Eng-engak le-lepasin gua". Suatu nya bergetar ketakutan sambil berusaha melepaskan tangan nya.

Hiks.... Tolong....

"G-gak pergi, gua mohon pergi".

Lambat Laun tubuhnya terperosok ke bawah sambil menutupi kedua telinga nya sekuat tenaga dirinya. Suara yang begitu ramai terdengar oleh Aerin, mulai tangisan, memanggil nama nya, juga meminta tolong.

"Gu-gua mohon pergi"

Aerin tolong.....

Aerin sakit.....

Balaskan dendam ku Aerin....

Suatu aneh itu terus bermunculan, semakin kuat dirinya meremat, bahkan kuku jari tangan nya sedikit melukai kulit telinganya akibat terlalu kuat menggenggam

Cahaya matahari mulai muncul, dan mengenai seseorang. Aerin yang terbangun dari tidurnya dengan kondisi acak-acakan juga pucat. Ntah berapa lama Aerin semalam menahan itu semua hingga dia tertidur dengan posisi yang sama yaitu terduduk dibawah sambil menelungkup wajah nya.

Cahaya matahari mengenai dirinya hingga terbangun. Pandangan nya langsung celingukan melihat sekitar dan dia tertuju pada lampu yang menyala sedangkan semalam aja lampu itu mati.

"Aduuh pala gua pusing banget". Lirih nya berusaha bangkit dan duduk sejenak di pinggir ranjang.

Diri nya terdiam seperti sesuatu menganggu fikirannya. "Apa itu? Kenapa rame banget? Suara dari mana itu?" Aerin terus bermonolog dengan wajah bingung

"Kenapa akhir-akhir ini gua sering diganggu, siapa sebenarnya mereka".

Setelah lamanya terdiam dia bangkit dari duduk nya dan menuju ke kamar mandi.

Flashback off

Semua temannya masih bingung memikirkan Aerin, tanpa aba-aba dan kesadaran dari temennya, Gavion langsung masuk menghampiri Aerin.

"Aerin". Panggil pelan Gavi menepuk pelan pundak Aerin dan tersadar lalu menatap dengan mata sayup.

Dan tak lama semua temannya menyusul. Aerin menatap temannya, tapi dalam sekejap mata nya melotot seperti ketakutan dan langsung memundurkan diri ke pojok tembok sambil berteriak.

Ntah kenapa penglihatan nya berubah, semua orang yang dia tatap sekarang berubah menjadi sosok ramai yang tadi malam mendatangi dirinya. Karna posisi yang sama menggerumuni dirinya juga menatap nya.

"PERGI.... PERGI..... JANGAN GANGGU GUA, GUA GAK KENAL KALIAN". semua temannya pun ikut terkejut melihat reaksi Aerin yang sangat tiba-tiba saja.

"Eh Rin, gua Claudia, ini temen-temen lu". Ucap Claudia agak panik

Perlahan Gavion berusaha mendekat untuk menenangkan nya, walau agak susah tapi Gavion berhasil mendekatkan diri dan memeluk Aerin.

"Hey, gua Gavi tenang ya". Kata Gavion

Aerin yang tadi nya menangis dan memukul-mukul Gavi saat dirinya dipeluk tapi tak lama gadis itu mulai tenang dan menutup mata nya.

"Ihh Aerin lu kenapa sih". Kata Elena khawatir

"Udah Gav, bawa ke UKS aja kaya nya pingsan orang nya juga". Usul Gerry

Gavion mengangguk lalu perlahan mengubah posisi nya dan menggendong Aerin ala bridal style dan membawanya ke UKS.

*****

"Aerin bangun". Gadis itu membuka mata nya dan melihat kesekeliling dan juga orang yang ada didepannya yang sedang tersenyum merekah.

Aerin mengubah posisi nya duduk dan perlahan dirinya pun mengukir senyum lebar. "Melda"...

Aerin bangun dan langsung memeluk nya erat.

"Lu kemana aja sih, gua kangen sama lu". Ucap di pelukan

"Gua juga kangen sama sahabat gua yang bawel ini". Kata nya

Aerin melepaskan pelukannya dan tersnyum malu. "Iihh apa sih, gua gak bawel ya. Eh ini kita dimana kok kaya di hutan?" Tanya menatap lekat Melda.

Melda meraih tangan Aerin dan menggenggam nya kuat. Senyum seketika pudar dan berubah menjadi ekspresi serius.

"Aerin gua minta sama lu, jangan lepasin tangan gua. Dan kita lari sekuat mungkin untuk bisa keluar dari hutan ini".

Gadis itu menatap bingung. "Ma-maksud nya apa Mel, gua gak ngerti".

"DIMANA KALIAN, HAHA! JANGAN BERANI KABUR DARI SAYA HAHA!"

Pandangan Aerin seketika melotot setelah mendengar suara gemaan dari seseorang yang ntah dari mana asalnya tapi itu membuat Aerin ketakutan.

"Mel, apa itu tadi?" Tanya nya panik

"Janji sama gua jangan pernah lepasin tangan lu, oke".

Aerin mengangguk cepat, dan dirinya langsung terbawa saat ditarik. Aerin tidak tahu apa-apa dan dia hanya mengikuti langkah sahabat nya dan mereka berlari sekuat tenaga.

Disaat berlari Aerin menoleh kebelakang dan dan mata nya melotot sempurna saat melihat sosok berjubah hitam dan bertopeng sedang mengejar mereka.

"Mel, ada yang ngejar kita". Ucap Aerin semakin panik

"Jangan berhenti, terus lari Rin".

Dengan sekuat tenang Aerin berlari untuk menghindari sosok itu, tapi ntah mengapa dia rasa justru manusia bertopeng itu semakin

dekat.

Brak!

Aerin terjatuh karna tersandung rantai dan langsung menatap panik ke arah belakang .

"Mel, lari Mel, LARI".. titah Aerin pada sahabatnya

"Gua gak bisa lari ninggalin lu sendiri".

Dan kini sosok bertopeng itu sudah ada di depannya dengan tongkat besi ditangannya.

Aerin terkejut saat sahabatnya berdiri tegak menghalang nya didepan.

"Jangan Sakitin Aerin". Pinta Melda

HAHAHA....

"Lu fikir bisa kabur dari gua, gak akan!".

Dugh!

Bola mata Aerin melotot sempurna, kejadian itu cepat sekali, Melda yang sudah berlumuran darah akibat dihantam oleh tongkat besi nya.

"MELDA".... teriak Aerin menatap temannya yang sudah terkapar.

Aerin berusaha memundurkan langkah nya dengan mengesot saat manusia topeng itu mulai mendekat dengan tongkat yang sudah penuhi darah sahabat nya.

Dirinya menggeleng cepat dengan airmata sudah banjir keluar. "Gak, jangan. Pergi..."

Syutt! Tongkat besi diayunkan keudara dan siap mengenai nya.

Mata nya langsung terpejam dan tangannya berusaha untuk menghalau.

"Aaaaa!...

"AAAKKHHH!".....

Gadis itu terbangun dengan nafas menggebu dan juga keringat yang membanjiri tubuhnya.

Semua orang yang ada diruangan terkejut hebat saat mendengar Aerin tiba-tiba teriak kuat dan terbangun.

Aerin masih berusaha mengontrol nafasnya dan melihat kesekeliling.

"Aerin, Aerin lu gak papa". Semua temennya panik dan langsung mendekat ke arah Aerin

"Nih minum dulu". Dara menyodorkan gelas berisikan minum pada Aerin, dan Aerin mengambil nya lalu meminum minuman yang dikasih oleh Dara.

"Lo tenang ya". Ucap Elena sambil mengusap bahu Aerin

"Gu-gua dimana". Lirih Aerin dengan tatapan kebawah

"Lu ada di UKS, tadi lu pingsan". Jawab Claudia

"Rin, lu mimpi?" Tanya Alvin

"Gua-..."

Tiba-tiba wajah nya memberikan ekspresi yang kaget karna ketakutan dan memejamkan matanya. Mimpi tadi terlihat nyata bagi nya. Dan dia mengingat jelas juga saat manusia topeng itu mengayukan tongkat besi nya ke arah dia.

"Udah, gak usah dipaksa". Ucap Dara karna menyadari ekspresi Aerin

"Lu gak usah nanyain yang aneh-aneh dulu ya"? Tegur Claudia melirik sinis Alvin

"Sorry".

*****

"Za, kita ke restoran dulu ya cari makan". Titah Tama pada Reza yang sedang menyupiri

"Baik tuan".

Tama yang memang baru pulang dari bandung dan di pertengahan jalan perut nya terasa lapar dan menyuruh sekretaris untuk mampir kesebuah resto.

Sesampai nya di restoran langsung turun dan langsung masuk kedalam, tapi saya masih diparkiran dia berpapasan dengan seseorang yang tidak asing bagi nya.

"Tuan". Sapa pria itu dengan kaget

"Kamu?".

"Mau bicara apa kamu sama saya?" Tanya Tama

Mereka yang sedang duduk di kursi depan resto karna pria itu meminta nya untuk mengobrol sebentar saya.

Dia adalah pria yang pernah Tama pergoki pergi bersama Ratu mantannya. Dan tak sengaja dirinya berpapasan dengan nya di sebuah restoran bandung yang ingin di kunjungi ini.

"Maaf tuan, jika saya menganggu waktu tuan. Tapi ada hal penting yang ingin saya katakan".

"Apa?" Tanya Tama lagi dengan memperhatikan nya

"Ini soal Ratu tuan".

Tama membuang muka nya malas setelah pria itu menyebutkan nama Ratu.

"Jika kamu cuman ingin menanyakan tentang nya, maaf saya gak ada waktu. Dan saya sudah muak dengan wanita murahan seperti dirinya".

Tama hendak berdiri tapi gerakannya terhenti saat pria itu berucap lagi.

"Ratu meninggal tuan".

Tama kembali duduk dan menatap pria itu.

"A-apa? Meninggal?" Tanya nya tak percaya

"Benar tuan. Dia meninggal di apartemen nya yang tergeletak dengan bersimbah darah. Awalnya tetangga sebelah nya mencium aroma bau tak sedap, dan berusaha mengetuk apartemen Ratu. Tapi saat dibuka tetangga nya itu melihat darah dimana mana dan melihat Ratu juga tergelak di bawah dengan berlumur darah juga tak berpakaian sehelai pun". Jelas Pria itu

Garis wajah Tama berubah terkejut mendengar nya. "Hah! Maksud kamu dia di bunuh gitu?" Tanya nya lagi

"Saya juga tidak tahu tuan, tapi jika dilihat dari kondisi tubuh Ratu. Dia korban pembunuhan juga pemerk*saan. Dan sampai sekarang polisi masih mencari siapa pelakunya karna tidak ada bukti satupun. Bahkan cctv apartemen pun Semua nya mati".

"Apa dia punya pacar lagi setelah kamu, bisa jadi dia punya kekasih lagi dan itu ulah kekasih baru nya". Tebak Tama

"Bisa jadi sih Tuan. Dan dari situ saya merasa menyesal pada Ratu, karna 2 hari sebelum itu dia sempat menelpon saya tapi karna saya sudah sangat membenci nya jadi saya mengabaikan nya. Dan saya tidak tahu kalo itu telpon terakhir nya dari nya yang saya dapat".

"Kamu tidak perlu menyesal, karna kan kita tidak tahu kalo kejadiannya akan seperi ini, siapa yang tahu tentang hidup seseorang".

"Yasudah tuan, cuman itu yang mau saya katakan, dan sekarang saya pamit pergi dulu masih ada urusan soalnya".

Kedua nya bangun dari duduk nya secara bersamaan. "Baiklah, dan terimakasih kasih atas informasinya".

"Baik tuan kalo gitu saya permisi dulu".

Tama mengangguk dan masih memandangi punggung pria itu.

*****

Di UKS sekolah Claudia, Dara dan Elena masih menemani Aerin sedangkan untuk para cowoknya semua sudah masuk kelas karna memang sudah bel masuk kalo mereka sudah mendapatkan izin dari guru.

"Udah enakan Rin?" Tanya Claudia

Aerin tersnyum kecil dan mengangguk, "udah kok, makasih ya".

"Ngomong apasih Rin, gak perlu lah bilang makasih kita kan temen". Seru Elena "iyakan gusy". Sambung nya lagi

"Iya bener, lu gak perlu sungkan sama kita". Sahut Dara

"Aerin maaf nih, maaf banget tapi gua beneran kepo banget, sebenernya lu kenapa sih? Kok hari ini lu aneh banget, bikin gua takut tau gak". Ucap Claudia

"Clau".. tegur Elena

"Gak papa kok na, emang gua juga yakin pasti kalian heran sama gua, karna gua sendiri aja bingung sama diri gua sekarang". Jawab Aerin

Ketiga temannya saling pandang sejenak dengan muka bingung lalu kembali menatap Aerin yang sedang duduk di kasur UKS.

"Maksud nya Rin?" Tanya Claudia lagi

"Sebenarnya semalem itu gua ngalamin hal aneh yang bikin gua kaya gini".

"Hal aneh apa?" Seru Elena

Beberapa menit sudah Aerin menjelaskan semua nya pada mereka dengan teliti soal tadi malam, dan respon dari temannya pun heran dan merasa aneh.

"Lu yakin Rin, mungkin lu cuman mimpi kali. Tadi aja buktinya lu mimpi sampe kebangun

"Gak dan itu nyata. Semua teriakan, tangisan dan keluhan mereka semua kedengar, dan gua gak tahu suara siapa itu dan dari mana asalnya, tapi semua nya bikin telinga gua sakit. Mimpi tadi.... Mimpi tadi juga terlihat nyata".

"Emang tadi lu mimpi apa sih, sampe keringet ngos-ngosan gitu?".

"Gua sama sahabat gua dikejar sama manusia bertopeng itu di tengah hutan, tapi dia udah berhasil bunuh temen gua didepan mata gua, saat manusia topeng itu ngedeket kegua, syukur nya gua terbangun".

"Yaampun kok ngeri banget sih, gua jadi takut geh". Kata Claudia bergidik ngeri

"Tapi sebenarnya apa yang dimaksud bisikan itu kalo dia bukan orang baik? Terus balas dendam itu juga Emang lu Deket sama siapa aja? Atau gak lu punya musuh?" Tanya Dara

"Gak ada cuman kalian Sama Gavi dan temennya, selebih nya gak ada, lagian juga seiinget gua, gua gak pernah punya musuh. Karna emang gua gak Deket Sama orang selain kalian". Jelas Aerin

"Aerin apa perlu ke ust biar kamar Lo di ruqiyah, dari pada ganggu lu terus. Gua takut mereka bukan cuman ganggu kenyaman lu, tapi fikiran lu, kesehatan lu juga". Usul Elena

"Ahh bener tuh gua setuju sama Elenot, kaya nya lu perlu panggil ust deh". Sahut Claudia

"Gak yakin gua gusy, tapi gua semakin penasaran siapa mereka sebenarnya kenapa tiba-tiba mereka gangguin gua. Dan balas dendam apa yang mereka maksud". Mereka terdiam dan ruangan menjadi hening tenggelam dalam fikiran mereka masing-masing.

... BERSAMBUNG.......

...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Dengan cara Vote, like, dan komen nya juga. Biar semakin semangat😁...

1
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
ternyata dugaan ku benar klo yg bunuh ibunya Aerin lusa
Soraya
bingung mau komen apa
DISTYA ANGGRA MELANI
Berarti yg bunuh bunda nya airin bpkny sendiri donk...
Soraya
semangat thor lanjut updatenya
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
ternyata tama sm lusi menyembunyikan sesuatu
Soraya
apa mungkin ulah lusi sama Tama kok q curiga klo lusi bukan adiknya tama
Soraya
masih misteri
DISTYA ANGGRA MELANI
Kok enak bngt main matiin orang gtu.. Bahkan korban nya gak cuma 1 kapan donk ketangkap nya.. Gak mungkin kan mamah nya gavin jg mw dijadikan korban...
Soraya
makin penasaran thor lanjut
Nur Haeni: ditunggu ya, pokoknya pantengin terus jangan sampe ketinggalan😁👍
total 1 replies
Soraya
ku kasih bunga thor biar semangat
Nur Haeni: makasih, love you buat kk nya😚
total 1 replies
Soraya
kok q agak curiga ya sama lusi
Shuhairi Nafsir
Thor sertakan Sistem untok Aerin. Supaya Aerin jadi wanita yang tangguh lagi success serta dapat mencari pembunuh ibunya. dan juga teman teman yang menghinanya. jsupaya ceritanya menjadi seru
Nur Haeni: Makasih kk untuk masukannya untuk aku yang udah buntu ini, nanti bakal dicoba dari masukan nya,terima kasih sudah mendukung cerita aku😚
total 1 replies
Soraya
semangat thor lanjut
Nur Haeni: Ditunggu yah😚
total 1 replies
Soraya
ditunggu updatenya ya thor lanjut
Soraya
bukannya Aerin dh cerita sama sara klo mamahnya dh meninggal
Soraya
blum terungkap simuka topeng
Soraya
satu vote buat author
Soraya
masih misteri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!