Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Membatalkan.
Setelah pertemuan dengan keluarga Adrian. Alisha yang memasuki kamar yang duduk di pinggir ranjang dengan wajah yang sendu yang terlihat gelisah yang seperti memikirkan sesuatu dan iya pasti ada yang di pikirkan Alisha.
Alisha yang mengingat bagaimana pertemuan dia dan juga Adrian. Alisha yang mengingat kata-katanya Adrian saat mereka berdua berbicara.
"Alisha, dia sudah jelas-jelas tidak menyukaimu. Dia memiliki orang lain seperti apa yang kamu dengar sebelumnya. Jadi sudahlah Alisha! Kamu hentikan semua ini sebelum semua terlambat. Untuk bapa melanjutkan sesuatu yang justru juga tidak di inginkan," gumam Alisha.
"Mungkin ini yang terbaik! Mungkin ini jalan dari Allah. Aku masih di beri kesempatan untuk menghindari hal buruk. Ya Allah apapun keputusanku nanti semoga itu menjadi yang terbaik. Engkau permudah segalanya ya Allah. Jangan engkau persulit ya Allah," batin Alisha dengan menghela nafas dengan berat.
****
Keluarga Adrian yang sekarang berada di meja makan yang sedang sarapan bersama seperti biasa sebelum mereka semua melakukan aktivitas masing-masing.
"Eyang kenapa sejak tadi murung terus?" tanya Feny memperhatikan ekspresi wajah sang Eyang yang tidak bersemangat.
"Benar, Ma!" apa ada masalah?" tanya Erlangga.
"Mama tidak tahu apa yang membuat Alisha tiba-tiba membatalkan perjodohan ini," sahut Eyang yang membuat Adrian yang tadi ingin minum dan tidak jadi dengan melihat ke arah Eyang.
Adrian mendengar tersenyum miring yang merasa pasti sangat senang jika Alisha menuruti semua yang dia inginkan.
"Dia membatalkan Perjodohan ini?" tanya Agni yang cukup terkejut. Eyang Ambar menganggukkan kepala yang tampak terlihat begitu sedih.
"Apa-apaan ini. Dia sudah menerima perjodohan dan sekarang membatalkan. Apa dia sengaja ingin mempermainkan keluarga kita. Memang dia pikir dia siapa," sahut Agni yang terlihat seperti tidak terima dengan keputusan Alisha.
"Sudahlah Mama jangan terlalu lebay, Mama juga tidak menyukai wanita yang akan dinikahkan dengan kak Adrian dan kenapa Mama jadi marah-marah seperti itu, bukankah seharusnya mama senang," ucap Feny yang memang sudah mendengarkan keluhan dari Agni bagaimana dia tidak menyukai Alisha.
"Ya tapi tetap saja, Wanita itu sangat tidak mempunyai sopan santun yang menerima dan membatalkan begitu saja dan Mama yakin dia juga pasti akan melalui orang tuanya mengatakan hal itu. Anak itu memang hanya ingin bermain-main saja yang asal coba-coba!" kesal Agni.
"Mungkin saja Alisha punya alasan yang lain yang membuat dia ragu untuk menikah dengan Adrian," Erlangga yang berpikiran positif.
"Tetapi Mama sudah jatuh hati pada gadis itu dan sangat menginginkan Alisha untuk tetap menjadi istri Adrian," sahut Eyang.
"Aku juga tidak menyukai semua keputusan yang Eyang ambil dan sama dengan apa yang telah dia putuskan. Jadi apakah Eyang akan memaksakan dua orang yang menolak perjodohan ini untuk tetap menikah?" tanya Adrian.
Eyang Ambar yang tidak mengatakan apa-apa dan hanya menghela nafas saja. Eyang melihat Adrian yang dia tahu ini justru kemenangan untuk Adrian.
"Baiklah! aku sudah selesai sarapan dan aku harus ke rumah sakit," ucap Adrian yang langsung pergi.
Tidak lupa Adrian tersenyum miring karena pagi ini pagi yang indah bagi Adrian yang telah mendapatkan kabar baik.
**
Seperti biasa Alisha yang ke rumah sakit yang mana mobilnya memasuki parkiran dan Alisha yang keluar dari mobil dan ternyata bersamaan dengan Adrian yang juga baru sampai rumah sakit.
Mobil mereka berdua yang terparkir bersebelahan membuat keduanya saling melihat. Adrian yang terlihat cuek dan langsung memasuki rumah sakit yang tidak mempedulikan Alisha sama sekali.
"Syukurlah jika aku bisa mengambil keputusan sebelum terlambat dan semoga saja setelah ini tidak terjadi kecanggungan antara aku dan juga Pak Adrian karena kami pernah terlibat perjodohan. Ya lebih baik. Semoga saja kami tidak bertemu walau kami berada di dalam rumah sakit yang sama," batin Alisha dengan penuh harap.
Wiu-wiu-wiu-wiu-wiu-wiu-wiu-wiu-wiu-wiu
Saat langkah Alisha ingin bergerak dan tiba-tiba suara mobil ambulans gawat darurat sudah terdengar.
Para suster yang keluar dari rumah sakit dan buru-buru menurunkan pasien dari mobil Ambulance tersebut. Alisha yang begitu terkejut saat melihat keluarga Adrian yang keluar dari mobil itu dan ternyata melihat Eyang Ambar yang berada di atas tempat tidur dorong dan sekarang dilarikan ke dalam rumah sakit.
"Astagfirullah Eyang! apa yang terjadi?" pekik Alisha yang begitu sangat terkejut dan langsung buru-buru menyusul. Entah bagaimana ceritanya Eyang yang sudah tiba-tiba di larikan kerumah sakit.
Bukan Alisha yang memeriksa keadaan Eyang yang berada di UGD. Tetapi sudah ditangani dokter lain karena memang Alisha tidak sempat. Alisha melihat Agni, Feny dan Erlangga yang terlihat cemas yang membuat Alisha juga cemas.
"Ya Allah apa yang terjadi pada Eyang, semoga saja kondisinya baik-baik saja," batin Alisha yang berdiri dari jauh yang melihat keluarga Adrian dan tanpa ada Adrian di sana.
Walau baru mengenal wanita tua itu, tetapi Alisha begitu sangat mengkhawatirkan dan sangat penasaran dengan kondisi Eyang.
***
Alisha yang terlihat mengobrol bersama dengan Suster Yesi.
"Saya minta tolong pada kamu untuk cek kondisi pasien di kamar 114!" ucap Alisha memberikan perintah.
"Baik Dokter," sahut Suster itu.
"Oh iya Dokter, ini hasil rekapan medis yang kemarin Dokter minta," Suster itu langsung memberikan kepada Alisha dan Alisha yang melihat dengan sangat serius.
Tiba-tiba fokus Alisha terganggu ketika merasa ada yang berdiri di sampingnya yang benar saja yang memang ada Feny yang tidak sempat menyapa sudah dilihat oleh Alisha.
Suster yang sangat mengenali adik dari Direktur rumah sakit itu menundukkan kepala dengan tersenyum ramah dan Feny juga membalas dengan senyuman.
"Ada apa?" tanya Alisha dengan lembut.
"Keruang Eyang sekarang juga. Eyang meminta kamu untuk menemui dia," jawab Feny.
Alisha begitu terkejut dan tidak tahu apa maksud Eyang yang tiba-tiba saja ingin bertemu dengan dia dan dia tahu jika wanita itu sedang masa dalam perawatan karena kondisi yang sangat serius.
"Jangan membuat orang-orang menunggu, jadi cepatlah!" ucap Feny dengan memperlihatkan ekspresi datar dan langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Suster saya tinggal sebentar dan nanti saya akan lihat lagi hasil rekapan medisnya," ucap Alisha yang kembali memberikan map tersebut dan langsung menyusul Feny.
Suster itu kebingungan dengan perkataan Feny dan sama dengan Alisha yang juga tidak mengerti kenapa dia dipanggil tiba-tiba.
Akhirnya Alisha memasuki ruangan perawatan Eyang dan ternyata di ruangan itu bukan hanya ada Eyang saja. Ada Erlangga, Agni, Feny yang baru saja memanggil dia dan terlebih lagi ada Adrian di sana.
Mata Alisha yang tertuju pada ranjang rumah sakit dan terlihat Eyang yang tampak kondisinya memang sangat serius dengan selang pernapasan yang berada di bawah hidungnya dan juga punggung tangan yang diinfus.
"Assalamualaikum!" sapa Alisha dengan gugup
"Walaikum salam," hanya suara Erlangga yang terdengar menjawab salam itu. Feny dan Agni menjawab pelan tanpa bersuara dan Adrian sama sekali tidak menjawab dan mungkin saja dijawab dalam hati. Seperti biasa wajah Adrian yang selalu saja datar yang memang memiliki senyum yang sangat mahal.
Bersambung.....