Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
syifa ditemani oleh mbak anna kini langsung berlalu keluar karena sudah di tunggu sang suami.
" nah, ini dia orangnya. " sahut bu maryam ketika melihat syifa yang sudah datang
"kamu dari mana saja nak ? Suami kamu sudah nungguin kamu dari tadi " tanya bu maryam pada syifa .
" syifa tadi habis dari dalem bu. Niatnya mau ke kamar terus sekalian mau ganti baju. Ternyata bajunya udah ada di koper semua katanya " sahut syifa dengan wajah polosnya pada sang ibu .
" yasudah , nggak papa. Kamu pakai itu ajah dulu. Kamu tetep cantik kok ." sahut bu maryam pada syifa.
" iyya ibu " sahut syifa pada bu maryam.
" kalau begitu, kami langsung izin pulang ya bu" pamit gus zafran pada bu maryam sembari menyalaminya dengan ta' zim.
" hati hati ya nak " sahut bu maryam pada gus zafran dengan senyuman dibibirnya.
" iyya bu " sahut gus zafran membalas senyuman bu maryam.
" syifa pamit ya bu, sehat sehat di sini. Kalau ada apa apa jangan lupa kabari syifa " ucap syifa pada bu maryam.
" iyya nak, kamu tenang saja. Pasti ibu akan kabari kamu. Dan, kalian juga sering sering ya.. Main kesini " ucap bu maryam pada syifa dan suaminya.
" insyaallah ibu " sahut syifa sembari tersenyum.
"syifa memeluk tubuh bu maryam sebagai bentuk perpisahan terakhir dengannya. Karena sekarang ia tak lagi dapat melihat bu maryam setiap detik. Karena sudah memiliki kesibukan masing-masing .
"hati hati ya syifa..." ucap mbak anna ketika syifa beralih memeluk dirinya.
" iyya mbak " sahut syifa sembari tersenyum namun matanya tidak dapat berbohong kalau dia merasa sedih karena harus meninggalkan bu maryam dan kedu sahabatnya.
" syifa,.. Jangan lupain kita ya" ucap fatiya sembari memeluk tubuh syifa begitu juga dengan anisa
" nggak usah lebay deh, kita itu deket. Mana mungkin aku mau lupain kalian " sahut syifa pada kedua sahabat nya.
" siapa tahukan..." sahut annisa pada syifa.
" aku nggak bakal lupain kalian kok. Tenang saja. aku titip ibu sama anak anak yang lain ya.." ucap syifa pada mereka berdua.
" siap syifa.. Kamu tenang saja " sahut annisa dan fatiya pada syifa.
" yasudah kalau begitu syifa pamit ya... Sehat sehat semuanya " ucap syifa pada mereka yang ada disana
" kamu juga nak " sahut bu maryam sembari tersenyum pada syifa.
" pasti ibu " sahut syifa pada bu maryam.
" kami pamit dulu, assalamualaikum " salam gus zafran pada mereka semua yang ada disana.
" waalaikum Salaam" sahut mereka semua kompak.
perlahan syifa melangkahkan kakinya sembari memegang gaunnya yang cukup panjang itu dengan sangat hati hati.
" saya bantu " tawar gus zafran pada Syifa sembari mengulurkan tangannya untuk mengambil alih baju yang di pegangnya."
" tidak papa gus, saya bisa kok " sahut syifa pada gus zafran.
Gus zafran menganggukkan kepalanya dan beralih membukakan pintu untuk syifa masuk kedalam mobil yang akan di kendarai oleh abdi ndalem.
" terima kasih gus " ucap syifa pada gus zafran
gus zafran tersenyum sembari menatap wajah syifa.
" sama sama " sahut nya gus zafran pada syifa istrinya.
"saya tutup pintunya, awas kena kamu " ucap gus zafran pada syifa.
" iyya gus " sahut syifa sembari mengambil sisa sisa kain bajunya agar tidak terhimpit oleh pintu mobilnya.
Secara perlahan gus zafran muai menutup pintu mobil itu dan setelah itu beralih melangkah menuju ke pintu sampingnya untuk masuk juga.
" saya permisi bu " pamitnya kembali sembari menunduk memberi hormat pada bu maryam dan semua orang yang ada disana.
" hati hati nak " sahut bu maryam kembali pada gus zafran.
Gus zafran mulai memasuki mobilnya dan kembali menutupnya.
Mobil itupun membunyikan klaksonnya dan setelah itu beralih melaju meninggalkan tempat itu dengan perlahan.
" semoga mereka selamat sampai tujuan " ucap bu maryam sembari menatap kepergian mobil itu.
" aamiin bu " sahut mbak anna
"duuuh klau ngeliat yang kayak tadi, aku jadi pengen nikah juga deh nisa " ucap fatiya pada sahabatnya.
" apaan sih kamu fatiya ? Kalau udah kebelet nikah ,nikah ajah sana " ucap annisa pada fatiya.
" ye.. Kamu pasti pengen juga kan ? Sebenarnya... Udah ngaku ajah sama ku. Apalagi pas lihat adegan tadi, duuh uda berasa di ratukan banget mah gue " ucap fatiya pada annisa.
" emang agak stres ni orang" sahut annisa bergidik ngeri melihat tingkah laku sahabatnya.
" aku pengen nih fatiya.. Tapi yang kayak spek gus zafran. Ada nggak ?" tanya fatiya pada annisa.
"bu.. " panggil annisa pada bu maryam karena sudah tidak kuat menanggapi ke haluan sahabat satunya itu.
" ada apa nak ?" tanya bu maryam pada annisa.
" ini bu, katanya fatiya pengen nikah " sahut annisa pada fatiya
" beneran fatiya ?" tanya bu maryam pada fatiya.
" nggak b, nggak , dia cuman bercanda bu. Jangan di ambil hati. Orangnya memang suka gitu" sahut fatiya beralasan pada annisa.
" oalah kirain beneran fatiya.. Soalnya adik ipar mbak lagi nyari istri juga siapa tahu kalian jodoh " sahut mbak anna pada Fatiya.
" nggak bak, cuman bercanda ajah kok dia " sahut fatiya dan di angguki oleh mbak anna.
" ibu sama mbak kamu ke dalam dulu ya.." pamit bu maryam dan mbak ana pada mereka.
" iyya bu, silahkan " Sahut fatiya dan annisa pada bu maryam.
Seperginya bu maryam fatiya kini langsung menabok tangan annisa.
Plakkk{ bunyinya }
" duhh, sakit tahu " sahut annisa meringis kesakitan
" makanya kamu " sahut fatiya dengan wajah kesalnya.
" lagian emang bener kan? Kalau kamu emang kebelet nikah " sahut annisa pada fatiya.
" ye,, enak ajah ngomongnya " sahut fatiya pada annisa.
" terus kalau kamu nggak kebelet nikah,ngapain kek tadi itu ? Alay tahu " sahut Annisa pada fatiya
" enak ajah kamu ngatain aku alay. Sebenernya kamu juga pengen kan .. tapi sayangnya cuman nggak ada calonnya " sahut fatiya pada Annisa.
" kamu ajah kali yang pengen ,bukan aku " sahut Annisa pada fatiya.
" udah ah, mending aku ke kamar ajah. Sekalian,Mau bersih bersih terus istirahat. Capek ,dari pada disini sama kang halu " ucap annisa dan berlalu meninggalkan fatiya.
" astaghfirullah, halu ? Kamu pikir aku halu Annisa ? Awas ajah kamu kalau nanti lebih duluan kamu nikahnya " ucap fatiya pada Annisa.
" nggak penting " sahut Annisa sembari tertawa dan tidak menghentikan langkah kakinya.
" emang dasar, baru ajah di ingetin sama syifa udah ilang ajah . Kalau Syifa ada disini. Sudah dapet Kalam mutiara kamu. Sayangnya Syifa udah punya suami. Duuuhh.. jadi kangen sama Syifa kalau gini mah. Baru ajah di tinggal ,udah kangen gini ' monolog fatiya sembari memperhatikan kepergian annisa.
Fatiya menggeleng gelengkan kepalanya dan menghembuskan nafasnya perlahan.
" aku ke kamar ajah " ucapnya dan langsung berlalu menyusul annisa.